Follow Me @fergiana.s

Saturday, December 2, 2017

Dereck Milton - I'm Disappointed Towards Old People

Namaku Dereck Milton dan aku selalu kecewa terhadap orang tua. Yah tampaknya aku seperti anak tidak sopan yang duduk dan menceritakan pengalaman burukku bersama orang tua. Tapi coba dengar dahulu kedua ceritaku.

Saat aku masih kecil, ibuku selalu berteriak bahwa aku ini adalah penyesalan terbesarnya. Apa salahku waktu itu? Karena aku menunda pekerjaan yang ia suruh, mencuci baju. Tidak hanya itu, ia juga memanggilku dengan nama-nama yang dapat kau temui disuatu tempat yang bernama ‘kebun binatang’. Padahal dua hari yang lalu ketika ia berulang tahun, aku memberinya kejutan manis, aku tidak berharap ia akan menyayangiku sebagaimana semestinya setiap orangtua lakukan. Tetapi tidakkah ia bersikap keterlaluan? Aku bukannya menolak melainkan menunda. Tidakkah sebersit pun terlintas pemikiran bahwa yang ia ucapkan itu adalah salah? Haruskah selalu aku yang disalahkan?

Untuk apa aku dilahirkan jika aku adalah penyesalan terbesarnya. Aku pernah saking marah dan kecewa menyuruhnya untuk membunuhku dan ia akan bebas dari rasa sesalnya, apa jawaban yang kudapatkan? Sebuah tamparan. Sungguh orang tua itu sangat membingungkan bukan?

Saat aku beranjak dewasa aku bekerja di suatu perusahaan. Bos ku adalah orang tua yang kumaksud disini. Perusahaan ini adalah turunan dari ayahnya yang memang sangat brilian (aku mendengarnya dari pekerja senior). Tetapi bosku yang sekarang ini hanya mengandalkan sekretaris dan manager untuk memutuskan perkara perusahaan. Aku tidak terlalu peduli akan hal tersebut, toh aku mengerjakan tugasku dengan baik dan gaji yang kuterima juga sepantasnya. Suatu ketika ada sebuah rapat besar yang diadakan di kantorku, rapat ini mengundang lima perusahaan besar yang ingin turut menginvestasi saham ke perusahaan kami dan bosku panik. Sebab yang akan membawa pembicaraan selama rapat berlangsung adalah dia sendiri.

Aku tidak mengerti mengapa harus bos ku sendiri yang menyampaikannya, tapi aku sungguh sangat kesal. Ketika pembahasan berlangsung ada salah satu dari mereka melontarkan pertanyaan di sesi tanya jawab, tentu saja ‘kebetulan’ itu mengacu kepada bagian perusahaan yang dimana aku ditempatkan. Bosku melirikku sekilas kemudian menaikkan alisnya (aku masih dapat mengingat tatapannya). Aku menguasai pekerjaan ku, aku mengenali sangat pekerjaanku. Tentu saja aku dapat menjawabnya.

Kau tau apa yang terjadi keesokan harinya? Aku diberi surat peringatan. Alasan? Bos ku melirik dan menaikkan alis pertanda bahwa aku seharusnya membisikkan jawaban ke telinganya dan kemudian ia yang akan menyampaikannya supaya ia tidak terlihat bodoh. Benarkah semua ini terjadi padaku? Ya.
Oke sekian dari pengalamanku. Kurasa sekarang kalian cukup mengerti mengapa seorang Dereck kecewa terhadap orang tua. Sebenarnya kita orang muda memang sepatutnya menghargai mereka, aku paham benar hal itu.

Just because you’re offended doesn’t mean you’re right.

Tetapi apakah mereka memikirkan sebaliknya? Untuk kita? Kurasa hanya sekian persen yang melakukan hal yang sepatutnya. Aku tidak menyalahkan hanya ingin sekedar mengingatkan,

Just because you’re older doesn’t mean you have the right to be disrespectful.

-Dereck Milton, 2017 (Karakter Fiksi oleh Fergiana).
-o0o-

Hai! Terimakasih sudah membaca sampai sini, semoga saja post ini menghibur kalian. Berikut beberapa pertanyaan~ Boleh dijawab di comment ya :D1. Perasaan Dereck saat dikecewakan oleh orang tua sekitarnya?
2. Apakah Dereck membenci orang tua?
3. Pendapat kalian mengenai cerpen diatas?
Sekian post kali ini, jangan lupa reactcomment dan share! CIAO!

(P.S: Update setiap malam minggu, untuk info postingan bisa di cek di story ig ku @fergiana.s)

1 comment:

  1. 1. Lebih ke bingung, seolah merasa serba salah
    2. Enggak, mungkin lebih ke marah untuk sementara, atau mempengaruhi respect dia ke orang tua, namun mungkin enggak sampai membenci
    3. Sebenarnya, ini salah satu masalah yang sangat realistik, gara2 kita muda/posisi lebih rendah, banyak hal yang secara tidak sengaja di tuduh ke arah kita ataupun kita tidak dihargai, termasuk cara pandang dan pendapat kita

    ReplyDelete