Follow Me @fergiana.s

Friday, March 12, 2021

Mengenang Lembaran Lama

March 12, 2021 0 Comments

 



Kali ini aku akan bercerita tentang masa kecilku. Mengenai waktu tepat, aku tidak terlalu mengingatnya, yang pasti hari itu cuaca tidak begitu buruk, matahari masih sama, setia menyinari gedung-gedung tinggi di sekitar. Kami baru selesai jalan-jalan dan hendak pulang beristirahat. Aku jalan paling depan, menaiki anak tangga satu persatu, kukira aku masih mengingat tepat tempat kami bermalam sebelumnya. Tiga kali tikungan, pintu yang berbeda. Loh? Aku menghadap belakang, tidak ada siapa-siapa di sana, tidak ada suara mama, tante ataupun pamanku terdengar, hanya suara tapak kaki ku sendiri di lorong sunyi itu. Selang beberapa menit, aku mencium aroma air yang pekat, pandanganku buram dan tenggorkanku tercekat. Keadaan tersebut tampaknya menganggu tetangga, seorang anak laki-laki yang lebih kecil dariku menatapku bingung, lewat sela-sela pintu, disusuli dengan seseorang yang lebih berumur, sepertinya papanya. Mereka sepertinya berbicara sesuatu yang tidak dapat kudengar (kurasa aku lebih fokus dengan suara tangisku).

Dari belakang aku merasakan sebuah hawa panas, sosok yang tinggi dan besar. Buru-buru ia minta maaf dan kemudian menggenggam tanganku berjalan entah kemana. Pikiranku kosong, berusaha mengatur nafas dan mengeringkan pipiku dengan satu tangan. Yang terdengar hanya detak jantungku sendiri, yang terlihat hanya pemandangan sendal gunung yang buram.

“Aku menemukannya menangis di lantai atas.”

“Kok bisa?”

Tenggorokanku kembali tercekat, tanteku kemudian menggendongku ke samping jendela, melihat kereta yang melaju di sana. Angin yang berhembus perlahan membuat nafasku lebih stabil.

-

“Saat kehilangan kita akan membuka lembar lama,

Menelusuri jalan-jalan takdir yang tak terhindar.”

11/03/2021

 

Waktu itu aku berumur 4 tahun, sedang jalan-jalan ke Singapura, kurasa aku memang ketakutan setengah mati sampai-sampai mengingat detail yang menurutku mengerikan. Yang menemukanku adalah pamanku yang baik, aku tidak sempat mengucapkan terima kasih, kurasa sejak kecil aku memang jarang bicara, sama halnya dengan beliau. Ternyata pengalaman yang mengerikan itu bisa menghangatkan dada sekarang, hari ini lewat doa dan tulisan aku ucapkan, “Kamsia tio.” Terima kasih atas segala jasa dan kenangan manis ini.


Mengenang 洪进国, Bapak, Mertua, Paman & Kakek kami yang Tercinta
Kamis, 11 Maret 2021.


-o0o-

Thank you so much sudah luangin waktu untuk membaca konten ini :) jangan lupa react, comment dan share! See you guys on the next post, CIAO~

(P.S: Untuk info postingan terbaru, bisa cek di story Instagram ku @fergiana.jpg)