Follow Me @fergiana.s

Saturday, October 25, 2014

Sweet and Bitter

October 25, 2014 4 Comments
Pertama gue ucapin selamat ke pak Jokowi yang telah berganti cap menjadi presiden Indonesia. Mudah-mudahan Indonesia ini semakin maju, generasi muda di hargai dan di cuci otak agar bisa berbakti pada bangsa. Bukan menodai (note: ini gue lagi kesel sama temen sekelas yang ngatain kewarganegaraan gue bukan Indo tapi China). Ok cukup kesel dan pembukanya langsung aja.

Beberapa hari ini LINE ngajak gue main terus, tau aja kalau UTS udah selesai hehe LINE pengertian ya. Permainan nya ini cukup menarik, namanya TEBAK GAMBAR. Caption dibawah nya tertulis "Balas pesan ini dengan mengetik jawabanmu & menangkan 2000 LINE DOLLS setiap hari". Aye, gue semangat dengar hadiah nya tuh! seriously? 2000 LINE DOLLS? why not? Setiap hari lagi dapatnya kalau jawaban gue benar. Gue nyimak gambar yang digunakan untuk menebak. Setelah yakin jawabannya. Gue ketik, "Pemimpin baru". Dengan hati berdetak tak karuan, detik berikut LINE langsung mengirimkan gue stiker Cony yang nangis sambil lari beserta sebuah pesan yang ada smiley face nya. Aww, LINE operator is just too sweet :)


Well, iya sweet terus dikunyah-kunyah jadi bitter. You know kayak permen karet. "Yup, jawaban kamu benar! :) Tetapi mohon maaf, kamu belum beruntung memenangkan boneka LINE! Coba lagi keberuntunganmu di kuis Tebak Gambar selanjutnya!" Senyum gue pudar, terus gue baca ulang caption nya "Balas pesan ini dengan mengetik jawabanmu & menangkan 2000 LINE DOLLS setiap hari" Lah, katanya kalau gue jawab ntar bakal menang. Ini jawaban gue udah benar, dikasih tanda seru banyak-banyak ga menang pula?? Sakitnya tuh disini...

Jujur saja sebenarnya gue orangnya ga terlalu suka sama boneka. Tapi yang namanya hadiah itu kan beda. Rasanya 'WOW' banget gituu. Tapi nyata-nyata nya gue di PHPin hmm, susah juga yan hidup ini :|

Mau gratisan? mau, mau berusaha? mau. Bukan sukses malah di PHP in. aku rapopo :3

Last, aye post kali ni dikit yah wkwkwk, ceritanya gue lagi teradiksi sama game. Gue aja lupa kalau hari ini sabtu. Sungguh kalau teradiksi susah untuk dilepaskan ya? anyway game yang bikin gue teradiksi ini DOTA 2. Entah kenapa gender gue selalu di permasalahkan :|
okelah gue mau main dulu jiahahaha. See ya!

Saturday, October 18, 2014

My hometown part 1

October 18, 2014 4 Comments
"Fer, lo tinggal dimana?"
"Jl.Pasar Ikan Lr.IV no 1"
"Kota manaaaa"
"Oohh, Tanjungpinang"
"Mana tuh? Tinggal nya di pelosok ya??"
"Ur.... Kepulauan Riau"
"Wih, jauh ya!"

Itulah percakapan gue dengan teman dunia maya gue ketika ditanya tempat gue tinggal. Kenapa sih ya, Kepulauan Riau lebih terkenal dari Tanjungpinang? Padahal ibukotanya kan Tanjungpinang. Hmm, mungkin kota tempat kelahiran ku ini memang gak terkenal ya #nusuk

Tanjung Pinang, nama tersebut diambil dari nama pohon pinang. Konon dahulu di sekitar pantai di kota ini banyak ditumbuhi pohon Pinang, dan se simple itulah nama kota ini menjadi Tanjung Pinang. Gue jadi bingung dah, kalau misal banyak ditanam ubi singkong (misalnya aja ya. Masa di pantai ada ubi singkong) jangan-jangan nama kota ini Pulau Ubi dan Singkong dah? Well, topik pembahasan ini gue akan membahas apa aja yang ada di dalam kota ini.

Di part 1 gue akan bahas yang paling terkenal disini. Yaitu:Pantai Trikora.
Kata orang asing yang ke sini, pantai kami itu cantik (katanya). Menurut gue sih ya, biasa aja haha. Habisnya kalau keluar negeri gue gapernah ke pantai nya, jadi ga bisa bandingin gitulooh. Last time gue pergi ke trikora adalah bulan Juni lalu. Sebenarnya gue lupa kapan, tapi gue nge cek date taken di foto hahaha. Nah karena gue ada foto dari awal perjalanan gue post aja ya hueheuehue.

Dalam mobil gue motonya sambil nunggang nungging. Jiah hasilnya miring-miring :|

Aduh bocor banget dalam mobil --

rumah di pinggir-pinggir jalan sekitar pantai

hampir sampai!

dan akhirnya ketemu kerang besar dan moto

sama abang gue, aih white balance gangguan, makanya gue lebih hitam gitu kan :v
Bersama mama foto di atas bebatuan

Terlihat pendek di foto ini..

Lokasi bebatuan tempat kami foto-foto

Tempat gue berdiri dan inilah pandangan depannya

Di sekitar pantai ada segumpul kelapa yang siap di jual! Yang gue pegang ada isinya loh!

Gue yang terlihat autis sambil memegang tongkat dan hormat gajelas. Namun tetap gue post sebab kata temen terlihat lucu haha

Nah jadi setelah kalian melihat foto-foto (yang kebanyakan wajah manusia berkacamata) apa pendapat kalian mengenai pantai kami? Apakah benar cantik? Atau biasa-biasa saja? Hmm, mau bagaimana pun kita harus menghargai alam kita ini bukan? Gue salut sama Tuhan. Dia bisa menciptakan bumi yang besar ini dalam sekejap mata dan semuanya terbuat dengan amat detail. Andaikan Tuhan adalah seniman, gue ga tau apa yang terjadi kalau Tuhan adalah seniman.

Last, gue pengin minta maaf ke kalian semua. Post kali ini sangatlah pendek dan isinya kebayakan foto. Minggu ini UTS, gue capek ngerjain tugas, belajar, main game /lah/. Tapi ditengah kesibukan itu gue sempatkan diri untuk mengetik ini berulang-ulang. Kok berulang-ulang? Well, inilah kota ku Tanjungpinang. Gerimis sedikit PLN berbaik hati memadamkan lampu. Alhasil gue buru-buru nutup laptop lupa save. Sehabis itu kalimat akhir setelah foto ini juga diketik ulang. Entah kenapa koneksi internet gue lagi labil. Udah save udah publish. Setelah di cek, astaga kok hilang!??

Karena mata gue kantung mata hitamnya udah kambuh, gue ingin baring-baring deh. Sampai sini saja kawan! See ya!

Saturday, October 11, 2014

Lelah gembira berpadu jadi satu

October 11, 2014 4 Comments
Sabtu telah tiba, malam minggu telah tiba. Daku telah tiba, post daku bertambah! Nah, gue jadi bingung topik hari ini apaan ya? Sesuatu yang seru? Sesuatu yang bikin angguk setuju? Sesuatu yang bikin senyam-senyum? hum.. nggak deh. Hari ini gue mau ngenalin ke kalian-kalian yang baca sama Pulau Penyengat. Ada gak yang tau dengan pulau ini? kenal gak? dekat gak? Yah pada ga jawab. Okelah, jadi jumat kemarin gue dan kawan-kawan multimedia satu kelas beserta wali kelas kami pergi ke Pulau Penyengat. Alasan kami kesini adalah:syuting. Yep yep, kami akan membuat film yang bertema 'Cagar Budaya'. Karena itu lokasi yang bersejarah serta hemat biaya adalah pulau ini.

Setelah gue tanya sama Om Google, ternyata nama pulau ini diambil dari nama serangga. Konon ada pelaut yang mengambil air tawar kemudian ia diserang oleh beratus-ratus serangga dengan cara di sengat. Serangga itu kemudian dinamakan penyengat. Tadaa! Jadilah pulau penyengat. Oke selesai pelajaran sejarah nya. Pagi-pagi buta gue udah sampai di sekolah, sesampai nya di depan pintu labor ternyata udah rame. Gue ngelirik jam tosca gue yang menunjukkan jam 7 lebih. Ga pagi buta ternyata. Phew, sambil menunggu guru gue buka pintu dan nge cek barang, gue bincang-bincang sama temen. Beberapa menit kemudian guru kami keluar, we're ready to set off!

Well, not yet. Harus absen dan nunggu angkot. Selesai absen kami-kami berdesak-desakan. Urgh, untung gue hebat, duduk di tempat spesial samping pintu membelakangi pak sopir. Segumpul oksigen menyerang kami dalam bentuk angin. Angkot berangkat! Sibuk mengeluarkan storyboard yang gue ketik, temen-temen ngeluarin tongsis. Sedangkan gue lagi nanya Pak Iwan (wali kelas kami) tentang scene yang agak rumit, mendengar penjelasan gue hanya ha-ho-ha-ho terus ikutan eksis deh depan hp.

"40.000 ya mas" Begitu kata sopir sama Pak Iwan. Kami semua sibuk menghitung jumlah orang dan membagi nya secara bijaksana. Setelah itu kami disuruh ganti baju di WC umum. Selesai ganti baju kami berkumpul depan pelabuhan Sri Bintan Pura, doa bersama kemudian absen lagi. And now we're heading to another harbor!

Yeah, kami harus jalan santai ke Dermaga Penyengat.


Melewati gang yang lumayan panjang gue yang gapernah kesini terkagum-kagum sama street art disini! Uhh keren lihat!


Andaikan gue yang gambar..

Setelah melewati gang yang penuh gambar kami pun tiba di depan pompong.

Baru tau ini bentuk pompong /anak rumahan/

Sebelumnya berangkat kami shoot satu scene disini. Setelah itu barulah kami berangkat. Kami sewa dua pompong, maklum satu kelas berjumlah 33 orang, ditambah pak Iwan 34. Karena itu gue melambai sapu tangan ke temen-temen yang nunggu pompong kedua. Gue duduk paling depan karena masuk belakangan. Sebangku lagi deh sama Kaka. Kami sempat narsis juga disini. Maklum pertama naik pompong haha.

Suara mesin yang berisik mulai reda, pompong mulai berkurang bebannya. Kami telah sampai disini! Di /dermaga/Pulau Penyengat. Menunggu teman-teman lain yang masih otw, kami jalan sana-sini cari spot bagus untuk narsis hehe.

Sampai~




Baju biru Yulinda, baju piglet Kaka, baju putih jaket orange gue, baju pink Tita

Kami berkumpul lagi dan ambil scene kedua, setelah itu barulah kami jalan ke tempat syuting selanjutnya. Yaitu Balai Adat Melayu. Jalan-jalan lelah kami break sebentar. Makan siang! Gue langsung duduk dan ngeluarin bekal. Phew, capek, semangat gue mulai menyusut. Ternyata pulau ini panas matahari nya 'menyengat' banget! Untung gue pakai jaket, topi, payung. Kalau ga mungkin mama tercinta bakal kaget anaknya berubah jadi arang. Selesai makan, narsis lagi!

Bersama Pak Iwan

Jam menunjukkan pukul nyamuk. Maksud gue jam sebelas. Kami sampai di depan Balai. Bangunan indah noh!

Sumber nya google. Gue asik selfie ga moto bangunan #me


Mata pada nyipit wahaha

Belum sempat kami berkeliaran masuk kedalam, para camera man berteriak untuk mengambil scene berikutnya. Setelah take 3 kami akhirnya dibebaskan berkeliaran di sekitarnya. Begitu masuk kita dapat langsung melihat pemandangan seperti ini.

Pelaminan

Selfie time:




Sebenarnya masih banyak, namun yah segitu dah cukup lah. Selesai selfie gue tepar di lantai. Siapa tau kalau foto-foto bikin gue kelelahan? Sambil duduk-duduk beristirahat semangat narsis kami belum reda!


Azek multimedia the 6th generation

Sudah puas berfoto ria kami siap mengambil scene kedua terakhir. Entah kenapa hati ku berangin-angin untuk bermain bukan syuting haha. Setelah seharian shoot, akhirnya selesai! Well, film kami lebih tepat disebut trailer sih haha. Siap berkemas teman-teman kumpul di sumur yang berada di bawah Balai. Air nya jernih dan dapat diminum langsung!


sumur berabad-abad lalu

Setelah itu yang muslim berangkat untuk sholat jum'at, yang non-muslim bebas. Gue dan kawan-kawan senasib yang berjumlah sembilan orang tidak berkeliaran lagi. Kami kumpul di pondok. Duduk bersama minum air kelapa, makan nasi goreng, bincang-bincang ria. Dan akhirnya gue kebelet. Teman senasib gue adalah Tita dan Eric. Gue merengek-rengek mau cari WC, karena semua pengertian kami berjalan menuju masjid Sultan Riau. Gue tanya ke penjual sate, katanya lurus saja. Yaudah gue lurus sampai jedot dinding /canda/. Gue, Yul, Kaka, Tita berempat berjalan masuk menuju masjid. Wew, ini juga pertama kalinya gue menginjak masjid!

Luar nya


Naik tangga belok kanan

Selesai mengunjungi WC kami siap pulang. Buka payung dan mulai berjalan lagi di bawah terik matahari. Tak lama kemudian kami nampak dermaga menuju Pinang. Selesai absen kami pun mengantri naik pompong. Suasana kali ini tak seramai saat berangkat. Wajah anak-anak kelelahan, meski begitu Pak Iwan masih semangat memfoto kami!

Perjalanan singkat 15 menit berlalu. Sampai di Dermaga kami berkumpul lagi. Absen, takut ada yang ketinggalan disana. Setelah itu kami memutuskan yang bawa kendaraan dan ditinggal di sekolah naik angkot sama-sama. Sedangkan yang tidak, boleh langsung pulang. Karena rumah gue dan Kaka dekat kami berjalan kaki. Sampai jumpa kawan! *lambai sapu tangan*

Perjalanan kali ini berakhir sampai disini. Capek juga gue ngetiknya haha. Kepada teman-teman yang membaca, harap jangan penggal leher daku karena membocorkan wajah kalian ke media sosial. Daku masih muda dan ingin hidup. Ampuni dosa-dosa daku. Daku merasa gak bersalah /lah/.

Okedeh gue rasa cukup sampai sini maaf-maaf nya, Gue capek ngetik nih. Udahan ya, see ya!

Saturday, October 4, 2014

Rules are Made to be Broken

October 04, 2014 0 Comments
Akhir-akhir ini banyak sekali gue melihat perbandingan antara makhluk-makhuk ber intelijen tinggi, seperti kau dan aku. Manusia. Sebagai manusia kita semua ini sederajat, semua sama. Yang berbeda itu cowok gabisa hamil /iya kan?/. Di mata Tuhan itu kita semua sama, ga bedain jenis kelamin, kulit hitam, pintar, tua, muda. Tapi di zaman ini gue liat mereka tidak merasa bahwa 'kita' ini sederajat. Mereka membanding-bandingkan pangkat. Entah itu antara presiden-rakyat jelata, direktur-karyawan, guru-murid, dan masih banyak lagi. Yah, post kali ini gue ingin mengajukan/lebih tepat disebut kritik makhluk zaman 2000an.

Pertama, gue bingung. Saat pemilihan presiden hasilnya sudah keluar, Namun, yah penyakit orang Indonesia dikit ga senang langsung minta temuan di taman lawang dikawal banci rusuh-rusuh gajelas. Padahal yang memilih itu kan rakyat. Untuk rakyat dari rakyat. Memang ada perbedaan pendapat, tapi dominan nya itu kemana? Apa mereka pikir dulu sebelum berbuat? Apa dengan rusuh angka pemilihan bertambah? Apa kata orang asing ketika mereka lihat negara kita? Apa yang gue makan tadi pagi? Jujur gue khawatir dengan keadaan negara ini. Kalau banyak yang gak setuju mending gue aja yang jadi presiden. Gue yakin kalau gue pimpin negara ini hidup gue akan berubah 180 derajat. Tinta pena habis tiap saat,pada minta tanda tangan /emang artis apa/. Saran gue ke kamu,kamu,kamu. Jangan pernah ikuti jejak kaki dinosaurus, entar dimakan.


Kedua, Perbedaan antara guru dan murid. NAH NAH gue berapi dingin kalau membahas ini. langsung aja, di sekolah gue ada peraturan. Murid perempuan harus ikat rambut (kecuali pendek atau botak). Oke, gue udah ikuti nih peraturan ga ada masalah. Yang bermasalah malah di gurunya. Rambut sebahu, rapi enggak, jalan lengok sana sini kibas-kibas rambut. ilfil gue ngeliatnya. Gue dengar kabar kucing dari temen jurusan lain. Murid-muridnya tanya sama guru ini. "Bu, rambut ibu kan sebahu. Kok ga di iket?". Dengan enteng dan mata nyipit dia jawab, "Ibu kan GURU. Ibu juga baru keramas". Plis bu, emang guru itu bukan manusia kayak murid ya? Dan apa-apaan itu, baru keramas. Kalau mau buat peraturan tolonglah beri contoh baik. Kalau emang udah ngelanggar, ngapain yang muda ikutin peraturan sedangkan yang tua begitu? Ga masuk akal.

Ketiga, ini untuk semua perokok di dunia ini. Sekolah tidak mengizinkan muridnya untuk merokok. Yep, gue setuju. guru ngerokok dihadapan kami, Well, itu ngeselin banget, tau nggak sih bau? Most of all yang bikin geleng-geleng kepala itu saat ada pengawas dari sekolah lain, kita-kita disuruh 'berdosa' berkata kalau guru kami nggak ada yang merokok. Lucu haha.

Keempat, masih masalah disekolah. Buanglah sampah pada tempatnya. Yey, gue setuju. Bersih itu sehat! Gue senang banget sama guru yang netapin ini peraturan. Semua berubah dari senang jadi geli. Suatu pagi hari, langit berawan menutupi matahari. Gue berdiri di depan kelas cari angin, maklum pengap dalam kelas. Saat gue lihat ke bawah arah majelis guru. Sesosok makhluk yang berprofesi guru' sedang makan durian, setelah itu biji nya di buang ke depan pintu green house sekolah kami, Sesuatu banget rasanya kalau seorang guru yang notabene nya ketua kebersihan kepergok buang biji durian sembarang.

Kelima, the last. Gue gak ngerti. Masalah pakaian harus rapi, oke ga apa masih ada nilai kesantunan, Terus kalau masalah kaos kaki panjang/pendek itu... Apa hubungannya ya? Sama warna sepatu di samain semua harus hitam atau hitam putih. Emang kalau sepatu gua warna hijau nanti gue belajar ga ngerti-ngerti ya? Yah gue tau harus sopan ke sekolah, masa pake sendal atau kaki ayam sih. Tapi kalau masalah warna itu kan beda cerita. Bingung sama peraturan sekarang. Mau buat peraturan itu yang jelas, harus ada sebab-akibat.

Kebanyakan orang suka membeda-bedakan karena adanya peraturan di tempat kerja/keluarga dan biasanya mereka menganggap bahwa kita ini (yang lebih muda) belum mengerti apa-apa tapi maunya melawan 'aturan' yang mereka buat. Tolong lah, otak kami bisa berkembang, zaman sudah berubah, harga telur di kantin aja naik seribu meski ikan bilis tetap kecil. By the way ikan bilis enak ya kalau digoreng. Satu hal lagi, wajar saja kalau ada yang melanggar peraturan. Anak kecil biasanya belajar dari orang tua. Kalau guru bego apa muridnya bisa pintar? Semua perbuatan berawal dari orang yang mengajarkan, setiap perbuatan ada akibatnya. Setiap peraturan ada yang melanggar. Nggak suka peraturan nya? Bikin sendiri.

Masalah perbedaan yang terjadi di zaman sekarang udahan ya. Contoh diatas rata-rata terjadi di sekolah karena gue yang alami sendiri. Gue belum terjun ke lapangan kerja jadi belum tau sebenarnya 'masyarakat' itu tempat seperti apa. Mungkin saja ada yang membedakan satu sama lain, tapi gue enggak pasti. Tuhan menciptakan kita berbeda satu sama lain. Kalau sama semua, berarti semua jenius/bodoh dong? Tapi kalau gue diciptakan sebagai seorang 'jenius' ya mau-mau aja sih. Dipaksa sama Tuhan kok, entar gue dibilang ga sopan kan kalau nolak, hehe.

Oke, sekarang gue ingin bahas temen-temen seperjuangan yang ingin gue perbanyak tulisan di sini. Gue usahain ya, gue ketiknya 'lepas' sih, kadang ada ide kadang nggak. Kalau ada mungkin akan lebih panjang, kalau enggak ya sebaliknya. Tapi setidaknya kan udah rutin tiap sabtu update kan? Ide memang selalu ada, bertebaran dimana-mana. Cuma bingung, mana yang menarik? pilih ini? nggak deh. Kalau ini? bagusan yang tadi kayaknya. Yep, itulah orang Indonesia. Rata-rata labil (kritik diri sendiri). Okeh, gue rasa udah cukup panjang post kali ini muahahaha, see ya next week #SalamGeniusMe