Follow Me @fergiana.s

Saturday, January 19, 2019

Tahun Baru

January 19, 2019 2 Comments


Psst! Sudah lewat setengah bulan loh tahun 2019! Gimana? Nulis tanggal masih salahkah? Aku sih sudah enggak. Maafkan untuk kawan-kawan lama menantikan tulisan baru di blog ini. Hari ini tidak ada topik khusus, akan diisi dengan pengalaman hidup yang masih hangat dipikiranku.

            Awal bulan aku masih sibuk dengan kemalasan yang menumpuk. Sibuk main game, terkadang nonton drama, dan baca novel. Di salah satu hari, selesai bermain Identity V (game keren, tidak bosan-bosan banget. Coba download di Playstore) aku iseng membuka Instagram aku, bingung karena muncul pops up bertuliskan bahwa aku telah keluar dari akun Instagram “wakudome” dimana akun mata pencaharian aku.

            Loh loh, belum panik-panik banget aku. Masih santai ngetik e-mail dan password (jujur aku lupa password nya apa, dan itulah guna tombol fogot password). Aku tidak bisa login, verifikasi e-mail juga tidak ada, nah di sini aku sudah mulai keringat dingin. Aku masuk ke akun pribadi aku dan mencari user “wakudome”.

            Bagai kupu-kupu menghisap lemak di perut, seperti kembang api di sore hari, aku deg-degan tidak karuan. Akun Instagram ku hilang terganti menjadi “Instagrammer”. Sepertinya terhapus atau gimana-gimana dak ngerti akutu huhu.

            Secepat pagi siang berganti malam, aku berhasil menghapus perasaan ini. Luka ini memang masih bersisa, ibarat kaca yang pecah. Untuk menyembuhkan luka di dompetku, aku terpaksa pindah hati ke @wakudome.id (iya aku lagi promosi ini, difollow yak Instagram baru heuheuehe). Bagi kalian mungkin terkesan lebay, tapi sungguh ini serasa dipecat kawan. Meski hubungan aku kandas, aku punya pengganti baru. Malahan bulan april nanti kami akan merayakan anniversary kami yang pertama. (Iya kawan, wakudome lahir 1 April, bukan tipu-tipu, nantikan promosinya hueheuheu).

            Yasudahlah, kita akhiri potongan ini. Kita berlanjut ke potongan selanjutnya, yang lebih meriah dan bikin semangat menggebu-gebu. Sebentar lagi imlek tiba, ritualnya adalah penyelenggaraan pasar malam yang sudah ada sejak aku masih setinggi pohon mentimun. Aku masih ingat, waktu itu aku pergi dengan kedua orang temanku, Kaka dan Yanto. Yah, tidak ada kuliah, semestinya kami bersedih, tapi apalah guna berduka untuk hal yang sudah terjadi? Lebih baik kami mencari suasana baru.

            Nah, pasar malam di kota Tanjungpinang sekarang sudah pindah ke tempat lain. Entah penyebabnya apa, padahal selama ini tidak ada masalah apapun dengan lokasi pasar malam yang lama, malahan membantu perekonomian masyarakat. Sedikit informasi, lokasi pasar malam yang lama bisa dikatakan sangat sepi di hari-hari biasa. Pedagang di sekitar lokasi tersebut juga sempat bersaksi bahwa adanya pasar malam dapat meningkatkan omset mereka. Namun apalah daya, keputusan sudah ditetapkan.

            Singkat cerita kami bertiga jalan-jalan sekitar 10 menit kemudian kembali ke parkiran. Tidak belanja hanya lihat-lihat, toh saat kami pergi masih belum banyak stan. Dan disitulah ada sedikit cek cok dengan seorang oknum yang meminta uang parkir. Malam itu suasana hati teman saya sedang mendung, “Tiketnya mana bang?”,
“Tidak ada tiket bang, dari atasan ada perintah suruh jaga dan memang menarik biaya parkir”
“Gak ada tiket gak mau bayar saya”
Wolala, jujur diriku kaget, itu anak kenapa yak tiba-tiba nyolot, tapi ada benarnya juga. Selama ini saat aku mengunjungi pasar malam, parkiran tidak berbayar. Mas-mas berkata merupakan salah seorang dari karang taruna, beliau berkata jikalau memang mau mempermasalahkan uang dua ribu, dia boleh menyuruh atasannya ke lokasi. Menurut kalian, apa jawaban kami?
“Panggil kesini bang”
“Wah, gara-gara uang dua ribu. Sebentar saya telepon, saya jujur bukan orang susah, uang dua ribu, saya telepon dulu atasan saya”
Sepertinya si mas kurang paham jalur permasalahan, yang kami tanyakan tiket, bukan masalah uang. Telepon di dengar oleh Yanto, katanya suara di seberang sana bak radio rusak.
“Ya halo? Ya halo? Ya halo?”
Hmm,.. Yasudahlah, pada akhirnya aku menjelaskan,
“Mas, kami bukan permasalahkan uang dua ribu, dari awal kami tanya secara baik-baik mengenai tiket. Mas juga bahasanya kurang enak, tidak mampu dan sebagainya, tapi masalahnya bukan di situ, uang kami bayar sekarang tidak mengapa, sekarang tiketnya yang kami minta.”

Si mas mulai minta maaf mengenai tutur bahasa yang dia utarakan secara lantang, seperti menarik perhatian masyarakat bahwa kami tidak ingin membayar. Lagipula setelah kami tanyakan nama ketua karang taruna, ia menjawab sebuah nama yang tentu saja salah (hei kamu yang baca, kita beruntung berada di era ini, semua informasi dapat dicari di mesin pencarian Google).

Kami tidak ingin memperpanjang masalah, maka setelah bayar kami bermaksud langsung pulang, eh, si mas malah tanya lagi,
“Atau mau catat nomor saya saja? Jadi bisa ditanya lebih lanjut”
“Buat apa perpanjang masalah lagi mas?” tanyaku sambil senyum kesal. Setelah itu kami pulang.

Aku kesal gak? Kemarin iya, sekarang enggak. Ngomong-ngomong bulan ini seharusnya aku sudah harus mengumpulkan judul skripsi, sampai saat ini aku masih belum research hohoho (besok deh mulainya).
Aku juga sudah memiliki kesibukan sesungguhnya selain tumpukan kemalasan, aku mulai les mandarin bulan Desember lalu. Sebenarnya aku pernah les dulu saat masih kecil, tapi ya namanya manusia, lupa mah biasa. Lauk makan siang kalian lusa kemarin masih ingat memang? Jadinya aku mulai dari kelas 1A (dasar) huehehe.
Lastly, better late than never. Happy new year guys! :)


Thank you so much sudah luangin waktu untuk membaca konten ini, jangan lupa react, comment dan share! Komentar kalian selalu berarti buatku! See you guys on the next post, CIAO~

(P.S: Update setiap malam minggu, untuk info postingan bisa di cek di story ig ku @fergiana.s)