Follow Me @fergiana.s

Saturday, December 30, 2017

Our Present Tense

December 30, 2017 1 Comments
Belum lama ini aku dengan kedua orang temanku duduk di sebuah café. Waktu itu adalah jumat malam, otomatis pengunjung lumayan banyak. Kami memilih tempat duduk yang pas ditengah-tengah ruangan itu kemudian bercakap-cakap ria. Aku duduk membelakangi meja berisi satu keluarga dan disampingku adalah sepasang anak muda yang sedari tadi tak terdengar sedikitpun percakapan diantara mereka. Sebenarnya aku tidak terlalu memperhatikan mereka, aku baru sadar ketika salah seorang temanku berkata bahwa kedua orang tersebut sibuk memainkan ponsel cerdas mereka ketimbang bercakap-cakap. Saat itulah aku tersadar akan satu hal.

Teknologi yang maju berkembang memang memiliki dampak positif yang banyak, namun tidak hanya itu dampak negatif juga berkembang semakin jadi. Aku teringat percakapan aku dengan mama aku ketika aku masih duduk di bangku SD. Saat itu mama sedang memamerkan secarik kertas berisi tulisan-tulisan tangan, itu adalah balasan surat dari temannya yang saat itu bekerja di Australia. Aku saat itu tidak terlalu mengerti apa yang spesial diantara surat-menyurat tersebut, tapi untuk sekarang ini aku sangat tertarik akan hal tersebut. Mengapa?

Aku sangat suka prangko. Untuk sekarang ini mungkin kata ‘prangko’ sudah amat langka digunakan di kehidupan sehari-hari, nah alasan aku menyukai prangko karena mama ku memiliki koleksi prangko yang lumayan banyak (sekitar 2-3 buku) dan sewaktu kecil aku suka sekali melihat-lihatnya. Bosan? Tidak. Menurutku setiap prangko memiliki cerita tersendiri yang sulit di gambarkan.

Oke-oke balik ketopik, berkaitan dengan sepasang kekasih yang duduk disamping aku (sebenarnya ini yang ingin aku tekankan). Mereka tampak jelas sedang bosan. Yang cewek sibuk dengan ponsel cerdas begitu pula yang cowok. Sesekali pula mereka menyuapkan makanan kemulut mereka yang seharusnya mereka gunakan untuk bercakap-cakap tentang... APA SAJA. Mungkin lelahnya kegiatan hari ini ataupun mengenai pekerjaan yang lumayan sibuk. Tapi mereka berada didalam diam! (atau jangan-jangan mereka sedang berkomunikasi lewat aplikasi chatting aku tidak tau juga hehe).

Sebenarnya aku tidak ada diposisi apapun untuk mengatai mereka karena terkadang aku pun terlalu ‘melekat’ dengan teknologi-teknologi ini, intinya sekarang aku merasa saat ini sebuah komunikasi sudah terlalu gampang untuk dilakukan. Sekali pencet kalian sudah dapat say hello secara face-to-face. Kalau zaman dulu? Untuk pasangan jarak jauh butuh seminggu untuk mendapatkan sepucuk surat yang balasannya mengenai keseharian ‘minggu’ ini bukan ‘hari ini’.

Bisa dikatakan ketulusan anak muda zaman sekarang sebagian besar sudah kalah dengan anak zaman dulu. Bagaimana tidak? Jarang komunikasi saja rasa komitmen mereka sudah begitu besar. Sekarang yang terlalu sering malah sudah merasa bosan. Aku sebenarnya kurang nyaman dibeberapa sisi di dunia teknologi ini. Resiko semakin tinggi dalam hal apapun meski semua menjadi efisien.

Yang ingin aku sampaikan adalah, sekali-kali singkirkan sebentar alat-alat elektronik tersebut. Keluarlah, bergaulah dengan teman-teman. Apakah kalian benar-benar menikmati kebersamaan kalian ketika satu diantara kalian hanya menjawab ‘ya – tidak’ ketika kalian sedang menghadapi masalah dan butuh saran? Oh aku dapat membayangkannya langsung karena aku sudah mengalami hal tersebut puluhan kali.

Jujur saja menurut pendapat aku sendiri teknologi sekarang cenderung membuat kita tidak sehat, mengapa demikian? Coba kalian perhatikan sekitar kalian, gadget terbaru ataupu aplikasi baru, cara promosi mereka yang paling sering di titik beratkan adalah ‘efisien’. Bukankah hal tersebut hanya menambah ‘penyakit’ malas makhluk bumi?

Akhir kata untuk kalian yang saat ini membaca, sekarang singkirkan telepon atau laptop atau gadget apapun yang kalian gunakan untuk membaca tulisan ini. Kumpul lah bersama keluarga mu, berceritalah kepada mereka mengenai hari mu atau apapun saja yang ingin kalian katakan.


Jangan terlalu nyaman dengan teknologi hingga menyendiri karena pada hari waktunya anda akan merasakan dingin yang amat menusuk.
-o0o-

Ini adalah last post di tahun 2017! Uyee~ Selamat tahun baru 2018 ya semua.
Anyway, thank you so much sudah luangin waktu baca konten kali ini, jangan lupa react, comment, dan share!
See you guys on the next post, CIAO~

(P.S: Update setiap malam minggu, untuk info postingan bisa di cek di story ig ku @fergiana.s)

Saturday, December 23, 2017

Petualangan Absurd IV

December 23, 2017 6 Comments

Zombie School - Petualangan Absurd IV

Kali ini aku berpetualang di tempat yang amat kukenal, tempat aku bersekolah dahulu selama enam tahun. Ya, Sekolah Dasar ku. Tetapi seperti biasa, petualangan absurd memanglah selalu bersifat konyol, meski berlatar SD tapi aku sudah mengenakan rok abu-abu.

Saat itu adalah waktu istirahat makan siang, teman-temanku (teman-teman SD bercampur SMK) masih sibuk mengerjakan tugas nya. Aku yang di lain sisi sedang senggang karena sudah menyelesaikannya. Aku bertanya maukah mereka makan terlebih dahulu, tetapi tidak ada jawaban ‘ya’ atau ‘tidak’. Hanya ada dengusan sebal serentak perkataan “Ah… rasanya maag ku kambuh…” dari salah seorang temanku.

Aku sangat peka (yep, entah mengapa dalam mimpi aku peka) maka aku bermaksud untuk membelikan makan siang untuk dia dan teman ku yang satu lagi. Celakanya saat aku sampai di kantin, tidak ada satupun yang menjual makanan berat. Hanya cemilan seperti permen kecil dan kacang-kacangan. Begitu kembali ke kelas aku bermaksud untuk meminta nomor telepon yang menjual makanan plus dapat diantarkan dari seorang teman SD ku.

Ia segera mengutak ngatik telepon cerdasnya kemudian menyodorkannya padaku, “Pakai saja langsung”, Aku menerima handphone nya kemudian menelusuri kontaknya. Banyak sekali ternyata kenalan dia yang dapat antar jemput makanan. Maka aku yang tak pusing ingin bertanya langsung memilih yang pertama dengan nama ‘canteen’.

Ia mengamati pilihan kontakku kemudian mengambil kembali ponselnya sembari langsung membuka history message dengan ‘canteen’. Banyak sekali emoticon lucu dan jempol-jempol.
“Ah, ini enak! Dia menjual apa saja yang kamu inginkan. Ini pesan saja” Kemudian menyodorkan kembali ponselnya.

Aku bergegas menekan tombol hijau kemudian dalam dering ketiga terdengar suara serak di seberang.

“Halo?” Kataku ragu.
“Ha…..Lo…”, “Hei! Jangan main-main dengan telepon!”
“….”
“Halo, selamat siang dengan rumah makan canteen disini. Apa ada yang bisa dibantu?”
“Ah… Aku ingin memesan nasi campur, dibungkus dan bisakah diantar ke tempat?” Jawabku sambil menatap keluar jendela.
“Bisa, ingin memakai lauk apa?”
“Err… Sayur mayur boleh, tauge, buncis semacam itu… Ah! Telur dadar, kalau ada ayam juga boleh”
“Oke, diantar kemana?”
“Depan KFC, SD Bintan”
“Siap, nanti akan kami antar”

Begitu telepon aku tutup, aku langsung mencari sosok temanku yang meminjamkan ponselnya. Tetapi ternyata ia sudah hilang entah kemana. Karena beniat ingin mengembalikannya, aku langsung melangkah keluar dari kelas dan hendak menuruni tangga, ketika kemudian aku melihat sosoknya tampak belakang aku langsung berteriak memanggil namanya.

Menoleh kaget kemudian aku langsung menyodorkan ponsel miliknya kemudian berterima kasih. Saat itu pula tiba-tiba hujan turun deras sekali, tangga sekolah kami memang tidak ada atapnya dan otomatis kami terlanjur basah lantaran tiada peringatan dari sang awan.

Aku bergegas menuruni tangga, entah apa yang kupikirkan aku malah berniat mengunjungi perpustakaan sekolah. Di tengah jalan di tengah ribuan titik hujan aku berhenti. Jantungku berdetak tidak karuan melihat pemandangan yang mengerikan, sepertinya aku telah teleportasi ke alam lain lagi.

Sebuah pasukan (aku termasuk didalamnya) diperintahkan agar segera bersembunyi dari ‘zombie-zombie’. Aku seakan mengerti bahaya apa yang terjadi kemudian bergegas berlari ke tujuan utama ku, perpustakaan. Kondisi bangunan saat sebelumnya masih normal, kokoh. Namun begitu scene ini dimulai, puing-puing berserak dimana-mana. Aku menemukan salah seorang temanku yang tiarap di sebelah rak buku yang sudah kosong (yep, buku-buku tersebut sudah jatuh berhamburan) begitu dia melihat sosokku ia berdengus marah.

“Apa yang kau lakukan!? Ini tempat sembunyi ku”
“Hei, tempat ini besar! Kita kan bisa sharing, berdua juga lebih baik!”

Tepat saat kata itu berakhir, dentuman keras terdengar dari arah pintu. Rasa-rasanya ‘zombie’ tersebut menyadari keberadaan kami, refleks aku langsung menjatuhkan diri ke lantai dan mengintip ngeri kearah pintu. Dua sosok tinggi berbalut kemeja lusuh compang-camping berjalan masuk. Mereka memasuki ruangan dan mengelilinginya sambil sesekali mengangkat puing-puing bangunan untuk mencari apakah ada yang bersembunyi.

Derik kaki mereka melangkah mulai bergerak kearah aku dan temanku, aku yang bersembunyi dibawah tumpukan buku mulai panik. “I’m dead for sure” pikirku. Sesaat aku merasakan bayangan gelap menghadang ku, ya, makhluk itu berada tepat di depanku. Aku menutup mata pasrah tetapi kemudian melesat membukanya lagi.

TRIIIIIIIIINGGGGGG!!

Suara bel berpekik keras dari luar, makhluk tersebut sontak berlari menuju kearah pelaku. Uh, kurasa bel sekolah telah menyelamatkan hidupku. Aku membebaskan diri dari buku-buku kemudian mendapati temanku sudah mengenakan ranselnya.

“Ikuti aku!” Katanya sambil berlari keluar.

Entah apa yang terjadi aku bergegas berlari mengikuti dibelakangnya. Kami sampai di depan kelas (yang kukenali itu ruang kelas ku saat aku kelas 3 SD), salah seorang temanku sudah menunggu kedatangan kami didepan. Kami masuk dan ‘ruang kelas’ yang selama ini kukenal amat berbeda disini, ini tempat yang layak ditinggal. Seperti rumah hanya saja dalam ukuran 30m2.

 “Bangun”

Suara yang amat kukenal terdengar kesal, rasa-rasanya ia sudah beberapa kali mengucapkan mantra itu dan well… Baru manjur sekarang. Jam menunjukkan pukul 06.30, saat nya memulai aktivitasku.

-o0o-

Hai guys! Seperti biasa petualangan absurd endingnya seperti ini huahaha. Untuk yang pertama kali baca pasti bingung ya.. So bagi yang masih kurang ngerti apa itu petualangan absurd akan aku jelasin lagi deh!
Petualangan absurd itu isinya mengenai mimpi-mimpi aku, jadi memang feel nya aneh plus endingnya selalu menggantung gini.
Alasan kenapa aku menuliskannya? Yah karena menurutku mimpi-mimpi ini cukup keren dan aku pingin sharing ke kalian (well siapa tau dapat menghibur kalian). Nah Petualangan Absurd punya beberapa part loh! Kalian bisa search di tombol sebelah kanan dengan keyword ‘Petualangan Absurd’, enjoy your read!

Oke cukup sampai sini saja, jangan lupa react, comment and share karena itu bakal berarti banget! Thank you banget buat kalian yang udah baca disini ya, buat yang pertama kali datang gua ucapkan selamat datang, dan untuk yang merayakan selamat hari natal ya! :)
See you guys on the next post, CIAO~

Saturday, December 9, 2017

Wanita Selalu Benar?

December 09, 2017 2 Comments
Hello! Kali ini aku ingin sharing pendapat mengenai suatu hal yang mungkin saat ini kalian sangat menyetujuinya namun rasa-rasanya ini sedikit tidak adil (setidaknya bagiku). Beberapa malam sebelumnya aku sempat membaca artikel-artikel, dan diantaranya banyak sekali ungkapan-ungkapan seperti “wanita itu selalu benar”, “Wanita dapat memulai perang dunia keberapa pun” dan lain-lain banyak sekali yang menujukan bahwa wanita selalu benar. Okay, bukan karena aku ini salah seorang wanita, bukan karena aku tersinggung, bukan karena aku ingin berkata aku benar, tapi sekali lagi aku hanya ingin mengutarakan pendapat ku.

Entah siapa pula yang awalnya menciptakan ungkapan tersebut, aku tidak mengatakan tidak setuju atau sebaliknya, tapi menurutku kemungkinan besar adalah kaum adam yang menciptakan quotes tersebut. Meskipun bila jika kaum hawa yang menciptakannya, sebagian besar yang menggunakannya adalah lelaki. Aku berkata demikian karena dilingkungan hidupku aku sering mendengar perdebatan teman-temanku. Dan biasanya jika para lelaki menyerah tetapi masih ada rasa jengkel maka ia akan berkata “Ah, cewek mah selalu benar!”.

Bila ditelusuri lebih jauh, pastinya banyak yang mengatakan benar pada kalimat lelaki. Bukankah ini sedikit tidak adil? Maksudku bila kalian yang tidak mengetahui penyebab mereka berdebat dan kemudian jika memang lelaki yang salah kemudian mengatakan quotes andalan maka BOOM! Auto win. Jadi maksudku disini adalah, bukankah yang selalu benar itu lelaki?

Kalian paham maksudku? Bila tidak akan kujelaskan. Begini perasaan cewek kalau memang ia salah dan cowok mengatakan kalimat sakral itu:
‘Memang kok cewek selalu benar. Seharusnya lelaki dong ngalah! Kalau udah tau demikian harusnya gak usah deh berdebat sama aku’.

Ini namanya cewek egois.

Sedangkan ini perasaan cewek yang memang benar:
‘Hah? Kok kayaknya jadi aku yang salah? Apa-apaan bawa quotes begituan, rasanya gak enak banget kata-kata begitu. This is so wrong, tapi kalau aku menegaskan aku benar tampaknya aku yang akan menjadi orang jahat’.

Bukankah ini namanya cewek serba salah? Justru tampaknya kedua contoh diatas menempatkan cewek sebagai makhluk egois, selalu ingin benar (meski salah diantara mereka memang egois yak).

You got me? Intinya wanita selalu dipandang ingin benar dan tidak ingin mengalah. Sejujurnya aku pribadi paling tidak suka jika terjadi sedikit perdebatan dan lawan bicara aku (mau itu cewek atau cowok) berkata “Yah, kamu menang aku kalah”. Aku paling tidak suka! Oops jadi curhat hehe.

Anyway, untuk yang membaca baik lelaki maupun perempuam yang ingin menyelesaikan masalah masalah dengan baik jangan gunakan kalimat “Wanita/Cewek/Perempuan selalu benar” atau”Udah deh kamu menang”. Karena sesungguhnya itu sangat tidak mengenakkan untuk pihak yang menerima kata-kata tersebut. Mohon ditahan emosinya bagi yang diperlakukan seolah-olah salah tapi sebenarnya kamu benar, didoakan saja orangnya :)

Thank you so much sudah luangin waktu baca konten kali ini, jangan lupa react, comment, dan share!
See you guys on the next post, CIAO~

(P.S: Update setiap malam minggu, untuk info postingan bisa di cek di story ig ku @fergiana.s)

Saturday, December 2, 2017

Dereck Milton - I'm Disappointed Towards Old People

December 02, 2017 1 Comments
Namaku Dereck Milton dan aku selalu kecewa terhadap orang tua. Yah tampaknya aku seperti anak tidak sopan yang duduk dan menceritakan pengalaman burukku bersama orang tua. Tapi coba dengar dahulu kedua ceritaku.

Saat aku masih kecil, ibuku selalu berteriak bahwa aku ini adalah penyesalan terbesarnya. Apa salahku waktu itu? Karena aku menunda pekerjaan yang ia suruh, mencuci baju. Tidak hanya itu, ia juga memanggilku dengan nama-nama yang dapat kau temui disuatu tempat yang bernama ‘kebun binatang’. Padahal dua hari yang lalu ketika ia berulang tahun, aku memberinya kejutan manis, aku tidak berharap ia akan menyayangiku sebagaimana semestinya setiap orangtua lakukan. Tetapi tidakkah ia bersikap keterlaluan? Aku bukannya menolak melainkan menunda. Tidakkah sebersit pun terlintas pemikiran bahwa yang ia ucapkan itu adalah salah? Haruskah selalu aku yang disalahkan?

Untuk apa aku dilahirkan jika aku adalah penyesalan terbesarnya. Aku pernah saking marah dan kecewa menyuruhnya untuk membunuhku dan ia akan bebas dari rasa sesalnya, apa jawaban yang kudapatkan? Sebuah tamparan. Sungguh orang tua itu sangat membingungkan bukan?

Saat aku beranjak dewasa aku bekerja di suatu perusahaan. Bos ku adalah orang tua yang kumaksud disini. Perusahaan ini adalah turunan dari ayahnya yang memang sangat brilian (aku mendengarnya dari pekerja senior). Tetapi bosku yang sekarang ini hanya mengandalkan sekretaris dan manager untuk memutuskan perkara perusahaan. Aku tidak terlalu peduli akan hal tersebut, toh aku mengerjakan tugasku dengan baik dan gaji yang kuterima juga sepantasnya. Suatu ketika ada sebuah rapat besar yang diadakan di kantorku, rapat ini mengundang lima perusahaan besar yang ingin turut menginvestasi saham ke perusahaan kami dan bosku panik. Sebab yang akan membawa pembicaraan selama rapat berlangsung adalah dia sendiri.

Aku tidak mengerti mengapa harus bos ku sendiri yang menyampaikannya, tapi aku sungguh sangat kesal. Ketika pembahasan berlangsung ada salah satu dari mereka melontarkan pertanyaan di sesi tanya jawab, tentu saja ‘kebetulan’ itu mengacu kepada bagian perusahaan yang dimana aku ditempatkan. Bosku melirikku sekilas kemudian menaikkan alisnya (aku masih dapat mengingat tatapannya). Aku menguasai pekerjaan ku, aku mengenali sangat pekerjaanku. Tentu saja aku dapat menjawabnya.

Kau tau apa yang terjadi keesokan harinya? Aku diberi surat peringatan. Alasan? Bos ku melirik dan menaikkan alis pertanda bahwa aku seharusnya membisikkan jawaban ke telinganya dan kemudian ia yang akan menyampaikannya supaya ia tidak terlihat bodoh. Benarkah semua ini terjadi padaku? Ya.
Oke sekian dari pengalamanku. Kurasa sekarang kalian cukup mengerti mengapa seorang Dereck kecewa terhadap orang tua. Sebenarnya kita orang muda memang sepatutnya menghargai mereka, aku paham benar hal itu.

Just because you’re offended doesn’t mean you’re right.

Tetapi apakah mereka memikirkan sebaliknya? Untuk kita? Kurasa hanya sekian persen yang melakukan hal yang sepatutnya. Aku tidak menyalahkan hanya ingin sekedar mengingatkan,

Just because you’re older doesn’t mean you have the right to be disrespectful.

-Dereck Milton, 2017 (Karakter Fiksi oleh Fergiana).
-o0o-

Hai! Terimakasih sudah membaca sampai sini, semoga saja post ini menghibur kalian. Berikut beberapa pertanyaan~ Boleh dijawab di comment ya :D1. Perasaan Dereck saat dikecewakan oleh orang tua sekitarnya?
2. Apakah Dereck membenci orang tua?
3. Pendapat kalian mengenai cerpen diatas?
Sekian post kali ini, jangan lupa reactcomment dan share! CIAO!

(P.S: Update setiap malam minggu, untuk info postingan bisa di cek di story ig ku @fergiana.s)

Saturday, November 25, 2017

Choices

November 25, 2017 5 Comments

"Kau gila Raymond, atau.. Apalah nama yang cocok untukmu"

"Maafkan aku Nicholas, sungguh maaf.."

"Maksudku ini tidak masuk akal. Kita berdua sudah berteman sejak umur 6 tahun! Dan.. apa-apaan ini... Aku dibohongi selama.. 17 tahun! Bayangkan"

"Nicho ini benar-benar darurat, sesungguhnya aku dari dulu memang berencana tidak akan memberitahunya kepada orang lain.. Tapi ayahku tiba-tiba mengenalkan aku kepada wanita itu. Apa yang harus aku lakukan? Nasib wanita itu akan sangat-sangat malang" 

"Yeah wanita itu... Ini seperti dua granat dilempar langsung kearah wajahku"

"Nicholas, aku ingin kau membantuku. Aku takut. Sangat malah. Kau sendiri tahu bahwa ayahku lebih suka anak laki-laki ketimbang perempuan"

"Wah luar biasa darimana informasi itu kau dapat?" Nicholas menggaruk-garuk rambut pirangnya kemudian menyesap bir.

"Well... Ibu kandungku. Maka dari itu aku harus jujur sekarang sebelum semuanya jauh lebih mengerikan"

"Ibu kandungmu! Wanita yang menjual mu kepada ayah kandung sendiri. Luar biasa. Kau percaya kepadanya"

Kedua orang itu duduk dalam diam. Sibuk dengan pikiran masing-masing. Bagi keduanya situasi ini memang kurang menyenangkan.

"Aku hanya ingin semua orang senang Nic, kau yang paling tau itu"

Nicholas tidak menjawab, ia menjejalkan kentang goreng kemulutnya kemudian kembali menyesap bir. Dahi yang tadinya berkerut kini sudah tidak bersisa lagi, ia kembali mengangkat gelas birnya.

"Sesungguhnya aku lega mendengar pengakuanmu"

"Apa maksudmu? Nic, besok aku harus mengatakannya ke orangtuaku. Sebelum masalahnya menjadi semakin rumit"

"Iya, dan....?"

"Aku minta maaf... Nicholas aku mohon teramat sangat. Aku tidak punya teman lain selain kamu. Kalau saja mereka kecewa atau bahkan mengusir aku, kemana aku harus pergi? Aku juga tak suka tatapan orang lain yang mungkin illfeel dengan aku. Apalagi melihat reaksimu yang sekarang"

"Aku mengerti, hanya butuh proses Ray, Ini terlalu tiba-tiba. Kukira.. Kukira selama ini aku sedikit berbeda"

"Apa maksudmu?"

"Aku.. Aku akan mengatakannya dilain waktu"

"Yeah, simpan itu untuk sesaat bila tidak terlalu penting. Untuk saat ini aku harus berkata apa kepada mereka?"

"Satu tarikan nafas akan membuatmu lega tanpa harus tarik ulur Ray, jangan-jangan malah mereka sudah tau sedari dulu?"

"Itu mustahil..."

"Siapa tahu?"

"Aku akan menemanimu besok" Lanjutnya kemudian tersenyum.
-o0o-

Hai! Terimakasih sudah membaca sampai sini, semoga saja post ini menghibur kalian. Akhir-akhir ini aku terhibur oleh beberapa cerita yang alurnya seperti ini. Menggunakan dialog sebagai arah cerita dan tentu saja maknanya tersirat. Berikut beberapa pertanyaan~ Boleh dijawab di comment ya :D
1. Apa 'masalah' yang sedang Raymond hadapi saat ini
2. Bagaimana perasaan Nicholas didalam cerita tersebut
3. Pendapat kalian mengenai post kali ini

Sekian post kali ini, jangan lupa react, comment dan share! CIAO!

(P.S: Update setiap malam minggu, untuk info postingan bisa di cek di story ig ku @fergiana.s)

Saturday, November 18, 2017

Stay Hungry, Stay Foolish

November 18, 2017 2 Comments

Aku memiliki 3 jenis pagi hari, pertama bila aku bangun yang ku ucapkan dalam hati adalah “Good morning God, how’s your day? Today is a great day for me!” yang kedua, yang aku lakukan adalah mengecek apakah ponsel cerdas sudah dicas apa belum; yang terakhir adalah mengutuk ayam tetangga.

Aku tidak tinggal di kampung kok, daerah kota. Hanya saja banyak sekali tetangga yang memelihara ayam. Entah buat apa mungkin untuk jadi jam weker kali ya? Bayangin aja tiap jam 4 berkokok ria sampai jam 8 tiap 5 detik sekali atau 15 detik sekali. Pingin ku ubah dari simbiosis parasitisme itu menjadi simbiosis mutualisme. Toh selain bisa bangun pagi gue juga bisa makan ayam goreng buat lunch, lumayan dums? Sedang untuk si ayam bisa pensi jadi jam weker. Sangat-sangat menguntungkan bagi kedua pihak bukan!?

Nah cukup mengenai ayam tetangga, hari ini aku akan menilik salah satu kutipan dari Steve Jobs, CEO Apple Computer dan Pixar Animation Studio, yang menurut aku bisa dijadiin pegangan untuk memotivasi diri, berikut penggelannya.

Tetaplah Lapar. Tetaplah Bodoh.


Aneh saat kudengar pertama kali di mata kuliah agama beberapa saat yang lalu. “Apaan sih?” tanyaku dalam hati bingung. Setelah research sedemikian rupa ternyata pengertian kalimat itu sangat keren!

Orang lapar adalah orang yang paling mampu mensyukuri arti sesuap nasi. Orang lapar tahan banting. Orang lapar akan berusaha dengan segenap kemampuannya untuk meraih hidup yang lebih baik.
Orang Bodoh tidak punya prasangka. Orang bodoh terbuka terhadap hal-hal baru. Orang yang senantiasa merasa dirinya bodoh tidak akan pernah berhenti belajar.

Jadi, Tetaplah lapar. Tetaplah Bodoh.  Hanya sesederhana itu tampaknya dua patah kata tersebut, namun jelas maknanya sangat dalam.

Anyhow, ini adalah akhir dari post kali ini. So so sorry soalnya aku gak sempat nulis, lagi minggu UAS dan saat ini musti buat makalah buat presentasi hari rabu depan. Thank you so much buat kalian yang udah mampir! Jangan lupa react, comment, dan share ya!

See you guys on the next post, CIAO~
(P.S: Update setiap malam minggu, untuk info postingan bisa di cek di story ig ku @fergiana.s)

Saturday, November 4, 2017

About Relationship

November 04, 2017 7 Comments

Hai! Hari ini yang ingin aku bahas adalah hal yang cukup umum, cukup biasa bahkan mendengarnya pun tidak lagi terasa asing. Pacaran, dan aku adalah jenis orang yang tidak menyetujui pacaran. Oke, terdengar kolot sekali tapi aku punya alasan tersendiri.

Kata ‘suka’ sering terdengar dari mulut manusia, entahlah itu sungguh sepenuh hati diucapkan atau hanyalah bersifat sementara. Sesungguhnya apakah kalian mengerti perasaan dari ‘suka’ itu? Atau aku akan langsung ke intinya, apakah kalian mengerti apa itu ‘pacaran’?

Untuk anak-anak zaman sekarang (lebih gaulnya kita sebut kids zaman now), sudah pandai mengucap gombal menggombar gambir soal suka-cinta. Bahkan sudah pacaran. Ini namanya gila. Yang lebih parah lagi, sebulan lalu aku membaca berita mengenai anak perempuan berumur 15 tahun (SMA kelas 1) menikah dengan anak laki-laki berumur 11 tahun (SMP kelas 1) karena yah… You-know-what-happened. Oke, ini namanya menuju akhir zaman. Tetapi tampaknya hal itu sudah tidak lagi ‘langka’ melainkan ‘biasa’, inilah yang mengakibatkan menuju akhir zaman.

Pacaran adalah proses menuju pernikahan, sedangkan sebuah pernikahan akan membuat kita membentuk sebuah keluarga. Ini bukan harvest moon! Pikiran anak-anak masih jauh dari kata dewasa, apalagi sifatnya. Bagaimana cara mereka membentuk sebuah keluarga!? Makanya tolong yang punya adik-adik dijaga, bukan melarang pacaran tapi berbagi pikiran mengenai hal ini. Anak-anak itu rasa ingin tahu nya amat besar, jika dilarang maka ia akan penasaran dan ingin coba.

Jadi kenapa aku tidak menyetujui pacaran? Alasannya aku masih belum siap, aku masih sibuk dengan dunia sendiri dan jadwalku selalu penuh. Aku bahkan merasa lebih baik langsung menikah daripada harus pacaran (tentu saja aku juga menyeleksi calonku huahaha). Aku bukan menyarankan kalian untuk langsung menikah, aku hanya mengutarakan pendapatku sendiri. Tidak baik juga tanpa proses langsung menuju akhir kan? Selain itu aku juga belum sepenuhnya dewasa, sebab dalam pacaran dibutuhkan kedewasaan. Seperti alasanku yang sebelumnya, aku belum siap dan sibuk dengan dunia sendiri. Apa yang akan kalian lakukan jika kau curhat membutuhkan perhatian sedangkan pasanganmu hanya ‘oh ya’, ‘oh’ sambil menggeluti kesibukannya? Kecewa kurasa.

Hai kids zaman now, jangan kau bangga sudah mendapat predikat pacar. Mau kasih makan apa anak orang kalau terjadi hal yang tidak diinginkan? Rumput? Tidak mungkin. Anak-anak biarlah bersifat seperti anak-anak, jangan berlagak dewasa itu mengerikan. Seumur 11 tahun aku masih sibuk main game boy atau PS2, masih sibuk nonton doraemon dihari minggu jam delapan pagi. Sedangkan anak sekarang sudah banyak yang balap-balapan motor. Aku tidak harus menjelaskan apa itu baik dan buruk bukan? Pacaran tidak akan membuat kita berlaku jahat, melainkan memberi kita pengaruh positif. Ingatlah semua saat ini yang kita dapatkan berasal dari Yang Maha Kuasa, jika pacaran itu berasal dari Dia apakah mungkin pacaran itu membuat kita jauh dari-Nya? Tidak. Maka bersikaplah baik, bersikaplah bijak, belajarlah dewasa.

Nikmatilah masa kanak-kanak kalian sebab masa itu adalah masa yang paling menyenangkan. Sebab itu hanya terjadi sekali seumur hidup kalian, bila kalian dewasa kalian akan menghadapi realiti (bukan berarti menjadi anak-anak boleh bersantai, dipersiapkan juga sedikit demi sedikit). Belajarlah dengan giat, banggakan orangtua mu, ini memang kalimat cheesy yang sering kalian dapatkan dibuku teks Bahasa Indonesia. But I truly mean it.

Sekian post kali ini, jangan lupa reactcomment dan share! CIAO~

(P.S: Update setiap malam minggu, untuk info postingan bisa di cek di story ig ku @fergiana.s)

Saturday, October 28, 2017

To be Better

October 28, 2017 8 Comments

Pada mulanya kita ini tidak memiliki pengetahuan apapun tetapi lambat laun waktu berjalan amat cepat, tanpa disadari ‘tabung’ pengetahuan kita yang semulanya kosong kini sudah terisi. Aku tidak tau kemana arah bicara post kali ini, jadi mungkin bisa dikatakan aku akan curhat dengan kalian mengenai apa saja yang sedang berkecamuk dikepalaku.

Baru-baru ini aku dihadapkan beberapa orang yang memiliki sedikit masalah dalam kehidupan. Sekitar satu sampai tiga orang memiliki kasus yang memiliki kemiripan. Tidak adanya tujuan hidup. Aku tentunya bukan ahli dalam hal menasehati ataupun pemberi solusi yang terbaik namun teman-temanku berkata membicarakan hal seperti ini kepadaku makes them feel better. Jadi kurasa aku akan menuliskannya saja, siapa tahu membantu kalian?

Jujur saja aku baru meneguhkan hati untuk mencapai cita-cita maupun tujuan hidup, kira-kira sekitar 2-3 bulan yang lalu. Meski terdengar seperti ‘orang baru’ tapi perjalanan selama 2-3 bulan itu terasa lama. Banyak sekali pergumulan-pergumulan yang harus aku hadapi.

Jalan tanpa arah tujuan seperti balon yang terbang bebas itu amat damai dan nyaman, kamu benar-benar bebas tanpa ada nya sesuatu yang terikat. Namun Jalan dengan adanya tujuan bagai pendaki gunung yang menghadapi jalan berliku-liku dan tidak rata. Sulit, pasti dan lambat.

Siapa yang berkata kalau orang yang memiliki tujuan hidup itu gampang? Aku sendiri akan menyangkalnya. Alasanku sederhana, kalau biasanya kita tidak memperhatikan sekitar kita, hanya menjalani hidup sedemikian rupa (super cuek dan tidak peka) itu sangat gampang! Tetapi semenjak aku memiliki tujuan hidup aku merasa bahwa aku sudah sangat ‘ketinggalan’ jauh. Pertanyaan demi pertanyaan hilir mudik di pikiranku.

Selama 18 tahun ini apa saja yang kulakukan?
Apa saja yang telah kucapai?

Tapi aku tidak menyesal, tidak ada kata terlambat untuk hal ini! Justru karena aku yang hidupnya dulu seperti balon kini aku bisa menjadi seorang pendaki gunung. Memang sulit karena perbedaan keduanya begitu besar. Tapi semua itu membutuhkan proses. Aku juga masih dalam tahap proses, jadi mari kita belajar bersama.

Utamanya bagi kalian yang masih belum mengetahui untuk apa kalian ditempatkan didunia ini. Aku ingin memberi tahu kalian bahwa kalian itu spesial. Semua orang yang hidup di bumi ini spesial. Semua ditempatkan disini bukan karena sebuah kebetulan namun karena sudah ada rencana yang besar untuk kalian. Jadi aku ingin bertanya terlebih dahulu, apa cita-cita kalian?

Oke, dulu saat aku masih berumur 5 tahun aku ingin menjadi dokter. Selang waktu umur 10 tahun sampai 15 tahun aku ingin menjadi hakim ataupun pengacara. Lambat laun aku yang sekarang ingin menjadi seorang penulis. Aku punya cita-cita yang aku idam-idamkan.

Aku sering bertanya kepada teman-temanku. Apa cita-cita mereka? Beberapa menjawab ingin membuka usaha sendiri, beberapa menjawab orang sukses (siapa yang tidak mau?) dan sebagian besar menjawab tidak tahu. Rata-rata umur mereka adalah 17-23 tahun. Bila kita sodorkan pertanyaan yang sama saat mereka berumur 6 tahun mungkin mereka kaya akan jawaban.

Seharusnya seiring umur bertambah asupan pengetahuan maupun pengalaman yang kita dapatkan pastinya bertambah. Bumbu yang mereka kurang adalah ‘kepekaan’ terhadap sekitar dan juga introspeksi diri.

Ingat, hidup cuma sekali. Apa yang ingin anda capai di kehidupan saat ini? Mulailah bertanya pada diri kalian sendiri. Apa yang sebenarnya ingin anda lakukan. Aku jamin hidup kalian akan berubah total ketika kalian sudah mengetahuinya. Kurasa saat ini hidup kalian terasa membosankan, ketika aku masih ‘tersesat’ hidupku sangat menjenuhkan.

Hari-hari kulewatkan tanpa adanya sesuatu yang bermakna, bangun tidur, kerja, kuliah, tidur terkadang kalau bosan aku juga main game. Tapi sungguh tidak ada sesuatu yang membuat aku merasa ‘hidup’. Aku seperti menghabiskan waktu untuk hal yang tidak berguna. Aku bahkan marah dan sebal jika waktu masih tersisa banyak dan ingin cepat-cepat hari segera berakhir.

Tetapi aku sudah sadar dan kini sedang dalam masa pengejaran. Mengejar mimpi yang ingin kugapai. Aku ingin menjadi orang yang berguna. Aku ingin menjadi orang yang dibanggakan teman maupun keluarga. Aku ingin menjadi lebih baik dari aku yang sekarang.

Jadi bagaimana jika kalian masih tersesat saat ini?
Aku menyarankan agar kalian mulai berfikir mengenai masa depan kalian. Apa yang ingin kalian lakukan nantinya dan mulai fokus dari sekarang. Iya sekarang, bukan besok ataupun lusa. Tapi sekarang.

Jika kalian sudah tau cita-cita dan tujuan hidup kalian, apa yang harus kalian lakukan?
Aku ingin kalian berubah. Menjadi orang yang lebih baik. Bagaimana? Mulailah introspeksi diri, pikirkan kekurangan-kekuragan kalian kemudian teguhkanlah hati kalian agar mengurangi porsi negatif kalian hari demi hari.

Misalnya jika kalian yang sering menggunakan kata-kata carut, kalian bisa saja menampar diri kalian sendiri atau menyuruh teman kalian melakukannya saat kalian ucapkan kata-kata tersebut (itu metode yang dulu teman aku terapkan). Atau aku punya ide lain, membuka tabungan di bank. Setiap mengatakan kata carut kalian harus setorkan uang sejumlah Rp 50.000 dan tidak boleh ditarik sampai kalian sukses bertobat dari hal buruk tersebut. Lumayan kan? Sekalian bisa menabung. Kuncinya dalam mengubah diri menjadi lebih baik adalah sabar, konsisten dan fokus. Sabar dalam menghadapi proses, konsisten dalam pilihan dan fokus untuk menaklukkan ‘musuh’ didalam diri anda.


Kurasa curhatku selesai sampai disini saja, semoga saja sugesti aku dapat membantu kalian huehehe. Bagi kalian yang mau request tema postingan boleh comment dibawah. Jangan lupa react, dan share ya! See you guys on the next post, CIAO~

(P.S: Update setiap malam minggu, untuk info postingan bisa di cek di story ig ku @fergiana.s)

Saturday, October 14, 2017

Cerpen - Tentara Langit

October 14, 2017 4 Comments

Aku adalah anak ketiga dari delapan bersaudara (yah sebenarnya dulu Sembilan). Kalian bisa menyebutku spesial karena memang begitu. Aku memiliki berjuta, bermilyaran, bertriliunan hal yang tidak dapat kau temui diantara kakak-kakakku maupun adik-adikku.

Aku memiliki nenek. Nenek tinggal ditempatku karena katanya ‘hanya disini aku dapat melakukan pekerjaanku dengan benar’. Nenek sangat luar biasa keren (meski aku lebih mengidolakan ayah). Ia mengambang bebas diudara dan memiliki rambut putih yang sangat-sangat tebal bahkan hampir memenuhi tempatku. Pekerjaan nenek sebenarnya tidak terlalu sulit. Gunting rambut. Yeah, kalian tidak salah baca! Rambut nenek yang rontok memberi manfaat banyak bagi perkembanganku. Rambut nenek tumbuh setiap detik setiap saat dan tentu saja ia tidak keberatan mengguntingnya dengan rutin karena ia juga bisa bernafas lega. Kepalanya terasa lebih ringan setelah memotong beberapa helai rambutnya. Tetapi apa dayanya, nenek memanglah nenek biasa. Terkadang ia lupa untuk memotong rambutnya sehingga beberapa diantara kami kesusahan, sibuk mengingatkannya.

Ayahku adalah yang paling keren diantara semua orang ataupun benda yang kalian kenal. Ia menyediakan cahaya yang amat silau untuk kami anak-anaknya dan tentu saja sinar yang ia pancarkan sangat penting bagi tubuhku. Selain itu cahaya ayahlah yang dapat membuatku peka dengan kehadiran ibuku, makanya ayahku amat-amat keren!

Sebenarnya aku ingin memberitahu kalian suatu rahasia, aku dan saudara-saudaraku tidak memiliki kaitan. Kami hanya sejalur itu saja. Aku memiliki ibu yang sangat menyayangiku. Ia selalu menemaniku bila ayah sibuk dengan pekerjaannya (Meski terkadang ibu tidak sempat menjengukku bila nenek lupa menggunting rambutnya). Bila ayah yang suka menyuruhku olahraga sehingga aku kelelahan maka ibu akan hadir supaya aku dapat istirahat. Ibu juga selalu melindungiku dari bahaya, misalnya seperti nyamuk yang hendak menyantapku.

Selain keluarga aku juga memiliki sahabat-sahabat. Merekalah yang menemaniku bersamaan dengan ibuku. Fisiknya besar sedang usia kami terpaut jauh dan mereka memiliki misi penting di tempat yang jauh sekali. Tetapi karena mereka tidak ingin aku kesepian sesekali mereka menyapaku, melihat aku dari kejauhan (bila nenek tidak lupa menggunting rambutnya, uh rambut nenek memang sangat ‘besar’ dan lebat).

Ah… Keluarga dan sahabat. Sungguh aku sangat mencintai mereka. Sayangnya beberapa tahun terakhir ini aku merasakan tubuhku yang semulanya kuat daya tahannya mulai menurun. Sesekali aku bersin maka aku dapat merasakan perutku teraduk-aduk tidak enak. Sesekali aku batuk maka tubuhku akan merinding hebat. Seluruh keluargaku, sahabat-sahabatku sangat mengkhawatirkan keadaanku. Seakan-akan tubuhku ini mengkhianatiku. Bukan hanya itu, bagian dari tubuhku ini juga mulai merusak cara kerja keluargaku maupun sahabatku. Lambat laun aku pun mengerti, aku memang sangat 'spesial'.
-o0o-

Hai! Terimakasih sudah membaca cerpen ini. Kalau mau jujur gua sangat menikmati proses pembuatan cerpen ini, semoga kalian yang membacanya juga dapat sedikit terhibur ya! Nah, gua sudah menyediakan beberapa pertanyaan untuk kalian, boleh dijawab dengan menambahkan komentar di post ini
1. Siapakah peran yang memiliki tugas yang paling menarik?
2. Apa pendapat kalian mengenai cerpen diatas?
3. Diantara peran-peran yang disebutkan, benda apakah yang paling mendekati ciri-ciri mereka?

Sekian post kali ini, jangan lupa react, comment dan share! CIAO~

(P.S: Update setiap malam minggu, untuk info postingan bisa di cek di story ig ku @fergiana.s)

Saturday, October 7, 2017

Kata Terlambat

October 07, 2017 1 Comments


Di saat kata ‘terlambat’ diucapkan apa yang langsung terlintas dibenak anda? Mungkin pendapat kita semua berbeda mengenai hal ini. Yah hari ini aku akan mengungkapkan apa saja pemikiran-pemikiran yang muncul di pikiranku.

Pertama kali ketika aku mengungkit topik ini, kata terlambat selalu membuat ku berpikiran kearah negative sepeti ‘penyesalan’. Entahlah mengapa hanya saja pikiran ku langsung teralihkan ke moment yang buruk. Bisa jadi seseorang terlambat sekolah dan ia dihukum, bisa jadi seseorang dalam keadaan kritis terlambat diberi pertolongan pertama dirumah sakit, bisa jadi seseorang diluar sana terlambat menyampaikan cinta kemudian detik berikut ia ditikung dan... Masih banyak lagi hal-hal negatif yang muncul.

Terlambat bisa jadi menjadi sebuah moment yang mendebarkan bagi seseorang, bisa menjadi event yang paling menakjubkan, dapat pula menjadi sebuah kepahitan yang amat. Sesungguhnya definisi terlambat menurut aku sendiri itu memiliki makna yang sangat berarti. Sounds cliché but, aku sendiri menganggap bahwa ‘terlambat’ itu seperti sebuah second chance untuk kita.

Ketika aku benar-benar menelusuri (dalam otak aku ajasi) terlambat memiliki power yang sangat kuat. Aku sendiri tidak bisa benar-benar memberikan contoh supaya kalian bisa mengerti. Hanya saja dibalik terlambat akan selalu ada sesuatu yang mendebarkan, menyenangkan. Well, aku tidak tau apakah pengalaman  ini bisa membuat kalian mengerti maksud aku tapi semoga saja dapat tersampaikan hehe.

Ini pengalaman saat aku LKS Nasional (semacam lomba kompetisi khusus untuk anak-anak SMK dan aku ikut dibidang desain grafis). Acara tersebut berlangsung di Malang, Jawa Timur. Fasilitas tempat tinggal lumayan seru, bukan dihotel melainkan homestay dirumah penduduk. Aku berada di homestay nomor 6 (kalau aku tidak salah ya) dan setiap homestay pastinya ada 3-4 peserta yang sama tempat tinggalnya. Kebetulan malam pertama aku tidur sendiri, soalnya peserta lain sudah tidur duluan. Aku sampai disana tepat pukul 11 malam. Dalam keadaan teramat lelah dan lapar. Maka sebelum tidur aku menyempatkan diri untuk makan, mandi kemudian mengabari orangtua ku bahwa aku sudah sampai.

Teman-teman disana semua baik, orangnya ramah-ramah dan dewasa meski umur mereka lebih kecil 1-2 tahun dibanding aku. Aku senang sekali meskipun kami ini adalah rival (yep, bidang lomba kami sama) tapi mereka tidak keberatan saling mengajari penggunaan software yang baru saja aku kenal. Nah sedikit jujur, aku sebenarnya kurang tekun belajar untuk mempersiapkan diri dalam mengasah skill aku. Aku lebih sering menggunakan software CorelDraw namun untuk lomba semua harus menggunakan software Adobe.

Bagai petir di sore hari, aku kaget setengah mati. Bagaimana tidak? Aku memang tidak tekun belajar, namun setidaknya masih ada menempel sedikit ilmu di Corel namun tidak untuk Adobe! Malam itu kami berkumpul disalah satu kamar peserta. Mereka tidak sungkan membagi ilmu, mengajari aku tools-tools nya dan berkata tenang sebab sebenarnya semua software sama hanya tata letak dan namanya saja yang beda. Phew, sungguh baik bukan?

Hari-hari lomba berjalan mulus, hanya sedikit kendala. Panasnya warbiyasah meski tiap sisi ada AC. Aku sungguh sadar diri saat itu sebab tampaknya orang-orang sekitarku sangat membanggakan aku, tetapi bila kilas balik aku tidak sungguh-sungguh belajar. Aku menyesal. Sungguh menyesal.

Alhasil di LKS tingkat Nasional aku mendapatkan juara harapan 1. Jujur aku kaget sekali, how come? Padahal aku sudah terlebih dahulu baper, menyesal. Pikiran-pikiran berkecamuk dikepala aku, tapi aku sudah terlambat untuk menyesal karena semuanya sudah terjadi. Hasil harapan 1 itu membuat guru-guru dari sekolahku bersorak senang. Di detik itu juga aku sadar bahwa aku pingin sekali balik ke masa mempersiapkan lomba, ingin sungguh-sungguh menekuni, ingin mengasah skill ku.

Tapi kemudian aku bersyukur karena ‘keterlambatan’ yang aku alami saat itu bisa menjadi aku yang sekarang ini. Aku yang terlambat membuat aku lebih fokus dengan apa yang aku mau, aku yang terlambat membuat aku lebih rajin dan konsisten dalam mengatur jadwal-jadwal belajarku. Aku yang terlambat memberi aku kesempatan emas untuk mengerti bahwa semua ini terjadi supaya kedepannya aku akan merasakan kemenangan, sesuatu yang mendebarkan, sesuatu yang indah. Itu semua dapat terjadi karena aku terlambat!

Dalam segala proses itu aku juga mempelajari suatu hal. Yaitu kepekaan kita terhadap hal-hal yang kita hadapi. Selain kepekaan aku juga belajar untuk selalu berpikiran positif dan tidak mudah menyerah, selalu memperjuangkan sesuatu yang benar-benar aku inginkan.

Akhir kata disini aku ingin mengajari kalian untuk tidak terlalu terlarut dalam penyesalan kalian. Penyesalan selalu datang terlambat, tetapi dibalik kata terlambat nantinya akan ada suatu dorongan kuat untuk memotivasi kita menjadi lebih baik.


Yep selesai sampai disini! Bagaimana feeling kalian ketika membaca topik hari ini? Yuk di comment! Jangan lupa react dan share nya ya, see you guys on the next post. CIAO~


(P.S: Update setiap malam minggu, untuk info postingan bisa di cek di story ig ku @fergiana.s)

Saturday, September 30, 2017

Cerpen - The Tail Man

September 30, 2017 3 Comments

Ratusan dari mereka berlalu lalang melintasi jalan, hawa panas di siang hari itu bercampur dengan pengap. Dengan gesit tangan berbalut sapu tangan putih itu merobek helaian kertas yang diulurkan tiap orang-orang yang hendak berjalan masuk. Salah satu diantara antrian tersebut adalah seorang pria dengan pakaian cukup mencolok. Pria bertubuh besar itu mengenakan mantel musim dingin yang panjangnya menjuntai sampai kaki, perutnya yang buncit tampak tertekan sekali karena kaos yang ia kenakan amat ketat. Sesekali jika ia berjalan maju untuk antrian ia akan menarik mantel nya atau syal panjangnya untuk menutupi bagian depan tubuhnya; tak dapat dipungkiri seberapa banyak tetesan keringat jatuh begitu ia bergerak maju. Begitu gilirannya tiba ia mencari-cari secarik kertas dibalik mantelnya, kemudian beralih ke topi koboi hitam dan akhirnya secarik kertas yang kondisinya basah ia serahkan kepada penjaga pintu.

Ia melangkah masuk sambil memegang perut buncitnya kemudian duduk diam. Tidak ada percakapan hanya pemandangan yang hilir berganti selama 3 jam. Kadang-kadang kalian bisa mendengar pria ini menghela nafas dalam kecepatan tinggi dan berkelanjutan, tetapi detik berikut jika ia memakan keripik maka nafas memburu itu akan hilang. Ah.. Caranya memakan keripik agak aneh. Ia akan memasukkannya terlebih dahulu kedalam kaosnya kemudian tak lama lagi akan mengelap tangannya dan barulah memasukkan keripik kedalam mulutnya sendiri. Jika tiba-tiba pria ini tampak gelisah di tempat duduknya maka ia akan mengelus-elus perut buncitnya yang dimana bergerak-gerak aneh. Heran gumpalan lemak nya begitu ‘cair’ kah hingga bisa bernari-nari gelisah seperti itu?  Tampaknya ada sesuatu yang aneh. Well, karena tidak bisa melihat apa yang dibalik mantel tebal dan dada yang ditutupi syal, kalian masih dapat melihat ‘pergerakan’ perutnya. Apakah jangan-jangan ia adalah seorang wanita yang sedang mengandung?

Derekan rel-rel besi yang amat menyengat telinga akhirnya berhenti juga. Penumpang mulai sibuk mengecek barang bawaan dan ada pula yang langsung melesat ke arah pintu. Lelaki itu berdiri dengan susah payah sambil memegangi perut buncitnya. Ia melangkah keluar dengan langkah yang begitu gesit dan kemudian berbelok kesuatu ruangan yang bertuliskan ‘toilet’.

“Mama kenapa orang itu memiliki ekor?” Teriak salah seorang perempuan kecil yang berdiri tepat dibelakang pria tadi. Ibu dari anak itu kini melotot tajam kearah putrinya. Tidak sopan sekali menuduh seseorang seperti itu. Meski sang ibu tidak sempat memperhatikan penumpang yang didepannya tadi.

“Tapi ma, ekor itu bergerak-gerak! Warnanya coklat keemasan! Ekor itu mencuat keluar dari bawah kaos orang itu” Kali ini ibunya menyuruhnya diam karena malas berdebat dengan putrinya.
Apalah imajinasi putrinya itu.. Sangat mustahil seseorang memiliki ekor, apalagi berwarna coklat keemasan.

~o0o~

Hai! Kembali lagi bersama daku. Kali ini post cerpen agak rada absurd, tapiiii gua kepincut pengen post. Entahlah tersampaikan atau tidak tapi rasanya aku suka dengan cerpen ini :)
Nah untuk itu aku ada beberapa pertanyaan, marii dijawab:
1. Menurut kalian apa inti dari cerpen ini?
2. Apakah pendapat kalian mengenai 'ekor' yang dibicarakan anak perempuan tersebut?

Nah, sila dijawab pertanyaan-pertanyaan diatas, thank you banget buat kalian yang udah baca! :) jangan lupa react, comment dan share! See you guys on the next post
CIAO~

Saturday, September 23, 2017

The Blue Sport Shoes

September 23, 2017 5 Comments

Hari itu aku bangun lebih pagi dari biasanya. Tidak langsung bangun aku malah berkali-kali mengerjap-ngerjapkan mata (kata orang cara tersebut ampuh untuk kita yang tak ingin terperangkap kantuk). Jam masih menunjukkan pukul 5, mama terlebih dahulu bersiap-siap cuci muka dan gosok gigi sedangkan aku masih memeluk erat guling. Sekitar lima belas menit mama membangunkan aku menyuruh bersiap-siap secepat mungkin karena bisa jadi matahari sudah keburu menyapa sebelum kami sempat jalan santai. Dengan malas aku duduk dan mengusap-ngusap kepalaku sendiri. Tiba-tiba aku merasakan hawa dingin menusuk kulit-kulit ku sampai ke tulang-tulangnya. Mama menarik selimutku!

Akhirnya dengan susah payah aku melepaskan diriku dari pelukan maut tempat tidurku yang amat nyaman. Dengan langkah lunglai aku berjalan menuju kamar mandi untuk mencuci muka kemudian beralih ke wastafel untuk gosok gigi. Setelah itu aku langsung mengganti piyamaku dengan setelan kaos nyaman dan celana training. Hari ini aku akan jalan santai dengan mama.

Jeritan pintu yang pelan terdengar ketika aku menutupnya (aku takut bila aku membantingnya nanti para tetangga terbangun). Dengan sigap aku meyerahkan kunci rumah kepada mama yang kemudian disimpannya didalam jok motor kemudian kami pun berangkat menuju tugu pensil.

Hawa pagi hari memang sangat sejuk dan nyaman karena masih jarang adanya transportasi berkeliaran. Sesekali kami bertukar dialog hingga akhirnya kami sampai pada tujuan kami. Kami memarkirkan motor di samping penjual kaki lima yang kemudian menyuruh agar kami tidak mengunci stang (nantinya ada penjual siomay yang biasanya berjualan tepat di tempat kami parkir). Kami mengiyakan kemudian berjalan masuk gerbang sambil menenteng jaket kami masing-masing.

Rupa-rupanya area tersebut begitu ramai, dan kebanyakan dari mereka masih anak-anak (sekitar umur 8 tahunan) sedang asyik memainkan ayunan ataupun permainan lainnya. Aku dan mama berjalan tanpa arah tujuan, kami bercakap-cakap riang dan aku terkadang berhenti bila ada kucing yang kami lewati (yep, aku foto mereka!). Jika kalian berkunjung ke kota Tanjungpinang dan sempat mampir ke tugu pensil kalian dapat menemukan banyak sekali kucing! Aku menemukan sekitar 7-8 kucing meski diantara mereka aku tidak sempat foto karena sibuk mengeong memanggilnya.



Jam menunjukkan pukul 6.30 kami pun beralih lokasi ke sekitar rumah sakit angkatan laut (disana merupakan salah satu spot favorit masyarakat untuk jogging). Selesai parkir kami berjalan santai sambil sesekali melirik-lirik pemandangan yang kami lewati. Tiba didekat tikungan mama menyuruh aku memperhatikan seorang laki-laki yang berjalan tak jauh didepan kami. Sepatu yang dikenakan lelaki itu berwarna biru terang mirip sekali dengan sepatu sport yang baru saja ia belikan untuk abang aku.

Lelaki itu kian berjalan dan tak tampak lagi karena belok pas ditikungan. Kami yang berjalan sekitar 5 meter pun masih sibuk membicarakan kemiripan tersebut. Begitu kami sampai di tikungan tersebut kami sengaja menoleh kearah dimana laki-laki tadi berbelok tetapi kemudian tidak ada satupun sosok tertampak. Lorong itu penuh sekali dengan dedaun-daunan dan tidak ada tanda-tanda aktivitas apapun selain angin sejuk pagi itu. Kami sungguh penasaran bercampur kaget saat itu, jelas-jelas tadinya lelaki itu berbelok kesini tidak sampai 1 menit berlalu sosok itu tidak ada lagi. Jalanan lurus itu dapat kita lihat dengan jelas dari ujung ke ujung dan tidak mungkin seseorang dapat menghilang begitu saja. Meskipun berlari kami yakin sekali pasti akan tampak juga sosok tersebut sebab jarak kami memang tidak terpaut jauh.


Kami berjalan dalam kesunyian sekitar 1 menit dan barulah kami berdua heboh membicarakan apa yang sebenarnya terjadi!? Yah karena kami amat penasaran saat kami sampai tempat parkiran kami menelusuri jalanan tadi (kami tidak berjalan kearah tadi karena ingin berjalan lebih lama dengan memutar lebih jauh). Jalanan tersebut sama sekali tidak ada belokan, tidak ada celah dan memang hanya lurus. Sungguh mengkhawatirkan sekali, apakah yang tadi itu manusia atau apalah itu. Kami sepakat untuk tidak terlalu memikirkannya dan pada akhirnya jalan santai kami berakhir menjadi sebuah misteri.

-o0o-

Haiii~ Minggu lalu sat-note libur. Maaf banget ya, padahal gua udah nulis sebuah cerpen tapi ga gua post. Kenapa? Masih terasa kurang pas! Jadi saat ini cerpen tersebut masih dalam tahap revisi huehue. Anyhow, gimana pendapat kalian mengenai The Blue Sport Shoes? Itu pengalaman aku pas dihari minggu kemarin loh! (tanggal 17 kemarin). Memang agak ngeri ya hehe.. Nah gua ada beberapa pertanyaan nih, silah dijawab! :D

1.       Pendapat kalian mengenai pengalamanku diatas
2.       Kalau misalkan kalian berada di posisi aku saat itu, kalian reaksinya gimana?
3.       Tebakan kalian mengenai lelaki yang hilang itu! (yang unik boleh haha)

Jangan lupa react, comment, dan share! See you guys on the next post.
CIAO~


Saturday, September 9, 2017

Petualangan Absurd III

September 09, 2017 2 Comments

The Day Has Come

Kali ini aku berkelana di tempat lain yang tidak berada pada bumi ini. Sebelumnya akan kuceritakan kenapa aku bisa berada disini. Aku bermimpi (yeah didalam mimpi aku pun sedang tidur dan bermimpi) pemandangan yang luar biasa indahnya. Hanya berupa warna yaitu ungu dan emas bercampur aduk kemudian ada suara menyatakan bahwa “waktunya sudah dekat”. Didalam mimpi aku pun terbangun dan terduduk, apakah itu tadi?

Aku saat itu sedang dalam masa kuliah. Malamnya ketika berada di kelas aku bercakap-cakap dengan sahabat-sahabat aku. Aku tidak membahas mengenai mimpi itu kemudian tak lama kemudian kami sunyi dan sibuk membuka buku catatan kami; Dosen sudah datang. Pikiran aku saat itu melayang ke mimpi yang kualami semalam, entahlah mengapa sepertinya sangat mengena dihatiku.

Seusai kelas aku pulang rumah kemudian berbaring dikamarku. Mataku terarah langit-langit sambil memikirkan warna emas dan ungu kemudian aku tertidur. Sekali lagi aku bermimpi lagi didalam mimpi. Sama warnanya namun kali ini ada 17 segi enam yang terhubung sehingga menjadi satu; berwarna coklat keemasan kemudian melayang-layang diantara langit emas dan keunguan itu (aku tidak tau kenapa aku mendefinisikan warna tersebut sebagai langit, terjadi begitu saja).

Dalam mimpi aku sedang merangkul bahu mama dan koko ku, sedangkan mama merangkul aku dan papa. Ternyata 17 segi enam itu adalah kami semua yang sedang merangkul bahu satu sama lain (aku tidak terlalu melihat siapa saja yang termasuk didalam segi enam itu). Melayang-layang tidak lama tiba-tiba seekor naga biru melesat dengan cepat kearah kami dan kemudian menelan bulat segi enam itu tepatnya menelan kam. Karena size dari segi enam yang terbentuk tidaklah kecil, dapat dikatakan naga itu tersedak. 17 segi enam itu tersangkut di tengah-tengah tenggorokannya (disini malah kayak gyarados tersedak, aku serius hahaha).

Setelah itu kami semua diberi suatu penglihatan dimana kami akan kembali kemasa lalu. Aku saat itu dimimpi adalah mahasiswi semester 4 akan kembali ke SD kelas 3. Dan anehnya sebuah suara menyatakan kepada aku bahwa selama perjalanan hidup di masa lalu ini aku tidak boleh mendapat nilai <50. Aku shock didalam mimpi :D

Scene berikutnya adalah aku sedang memakai jaket angkatan milik koko ku yang berwarna merah maroon. Mama mengendarai motor dengan aku yang dibelakangnya. Kami menuju suatu tempat yang banyak sekali gerbang-gerbang besar dengan tiang-tiang merah di berbagai arah (tampaknya seperti kelenteng = tempat sembahyang untuk orang beragama kong hu cu). Kami parkir disalah satu gerbang kemudian berjalan masuk. Sebelum kami masuk kami mendapati seorang wanita dengan atasan putih dan jeans biru keabuan menatap tak suka kearah kami (yep sorot matanya dimimpiku saat itu aja masih aku ingat sampai saat ini). Kami memasuki kelenteng, aku mengikuti mama aku dari belakang entah tujuannya kemana aku hanya mengikutinya. Kami menaiki tangga-tangga yang sangat banyak kemudian akhinya sampai juga di tujuan. Diakhir tangga kami melewati batu-batu karang yang besar, aku berjalan amat lambat karena takut jatuh. Tampak mama aku yang sudah berada diujung, langit pada saat itu cerah sekali tetapi tidak berwarna biru melainkan putih total; ombak besar bergulat indah di lautan dan kami menatapnya begitu lama seakan pikiran kami ikut terlarut olehnya.

-o0o-
Hai guys! Seperti biasa petualangan absurd endingnya seperti ini huahaha. Untuk yang pertama kali baca pasti bingung ya.. So bagi yang masih kurang ngerti apa itu petualangan absurd akan gua jelasin lagi deh!

Petualangan absurd itu isinya mengenai mimpi-mmpi gua, jadi memang feel nya aneh plus ending nya selalu menggantung gini.

Alasan kenapa gua menuliskannya? Yah karena menurut gua mimpi gua cukup keren dan gua pingin sharing ke kalian (well siapa tau dapat menghibur kalian). Nah Petualangan Absurd punya beberapa part loh! Kalian bisa baca part pertama di sini, dan kedua di sini.

Oke cukup sampai sini saja, jangan lupa react, comment and share karena itu bakal berarti banget buat gua! Thank you banget buat kalian yang udah baca disini ya, buat yang pertama kali datang gua ucapkan selamat datang, see you next Saturday guys!

CIAO~