Follow Me @fergiana.s

Saturday, June 30, 2018

First Staycation - Bintan Beach Resort Tanjungpinang

June 30, 2018 4 Comments

Liburan lebaran lalu aku dan teman-teman staycation bareng di Bintan Beach Resort (BBR), ada aku, Kaka, Yulinda dan Erlin. Sebelumnya akan aku jelaskan apa itu staycation, adalah liburan singkat yang dilakukan tidak jauh dari tempat tinggal, tetap di kota yang sama dan tentunya irit!

Nah, kami mengambil satu kamar untuk semalam disana, harganya relatif murah, hanya Rp 220.000. Kamarnya luas dan untungnya kami semua bisa muat pada 2 single bed. BBR memiliki fasilitas yang nyaman, khususnya bagian favorit ku adalah balkon kami yang menghadap ke… Pemandangan atap tetangga. Selain itu pelayanannya juga bagus, aku sempat meminta air panas 2x berturut-turut dalam jangka waktu tidak lebih dari 1 jam dan mereka tetap mengantar sambil tersenyum lebar. Air panas untuk apa? Makan pop mie dong.


Jumat, 15/06/2018 –
Pagi itu hujan mengguyur kota Tanjungpinang, rintik-rintik hujan menyerang tanpa ampun membuat udara sekitar dingin. Aku yang sudah semangat 45 sejak malam sebelumnya langsung meratap di pinggiran kamar. Seharusnya hari ini jam 11 aku dan teman-teman sudah berangkat bersilaturami di rumah pacar Yulinda, Bambang. Tak taunya cuaca kurang mendukung, alhasil kami mengulur-ulur hingga jam 12 mama masuk ke kamarku,

“Hui (nama Chinese ku), mau diantar?”
“Boleh ma?”
“Boleh, lagian gak ada kerjaan juga kan. Kaka mau dijemput juga?”
“Wah kayaknya sih mau, sebentar tanya dulu”

Berkat tawaran emas tersebut kami jadinya tidak galau masing-masing! Aku dan papa segera menjemput Erlin kemudian Kaka, setelah itu barulah kami galau bersama di rumah Yulinda. Kami disambut cukup meriah di sana, bak presiden Yulinda sigap memayungi aku masuk ke rumahnya yang cukup ramai.? Ada David, Eddin, Gerry, Suyono, dan Kelvin sedang duduk-duduk di ruang tamu mendengar ritme rintik hujan.

Hujan di lebaran pertama ini hampir setengah hari kami habiskan duduk dan bercakap-cakap di dapur Yul, iya kami anak-anak cewek ngerumpinya di dapur sedangkan yang cowok di ruang tamu lantaran kami terlalu ramai. Jam menunjukkan pukul 1 siang, cacing-cacing perutku sudah mulai memberontak. Sekilas teringat bekal bergadang yang ku beli untuk malam nanti, sempat tergiur tapi tertahankan karena kami membuat keputusan bulat.

Menerobos hujan. Tepatnya gerimis lebat (apasih?)

Mengenakan jaket terkancing sampai leher dan helm, kami siap berangkat. Aku diboncengi oleh Eddin, Kaka dengan David, Yul dengan Gerry, Erlin dengan Suyono dan Kelvin sendirian. Rupa-rupanya gerimis ini ramai dilihat mata saja, jaket tebalku berhasil melindungiku hingga tujuan dan tidak terlalu basah. Rumah Bambang cukup jauh, mana masuk ke area gang-gang kecil dan jalanannya cukup mengerikan, beberapa diantara kami sempat stuck di tempat karena menginjak gas terlalu kuat, maklum dengan ditambahnya hujan, tanah menjadi lembek. Untungnya Eddin mahir dan kami kedua sampai terlebih dahulu setelah Gerry dan Yul.

Ini pertama kalinya aku ke rumah Bambang, dia memelihara banyak anjing. Sementara teman-teman lain sedang menerobos hujan dan berusaha meloloskan diri dari tanah, Bambang terlindung dari segala macam hal tersebut dan santai bermain game. Asyiknya jadi tuan rumah. Masing-masing dari kami langsung menuju WC untuk mencuci kaki, kemudian duduk diruang tamu menikmati kue lebaran dan kacang-kacangan. Tidak lama setelah itu Kenrick, teman ku yang lain juga ikut meramaikan.

Sebenarnya rencana awal kami setelah dari rumah Bambang adalah jalan-jalan ke mall nonton film tapi tidak jadi karena tampaknya lebih seru ngobrol bareng di kamar. Tidak lama kemudian kami pamitan pulang, aku dan Kaka diantar sampai kerumah tantenya untuk mengambil motor sedangkan Yul dan Erlin pulang ke rumah masing-masing. Kami akan berkumpul kembali di rumah Yul barulah barengan ke BBR.

Jam 3 lewat kami sampai di rumah Yul, masih dalam keadaan ramai soalnya para lelaki akan nobar sekalian nungguin Erlin yang masih belum kunjung tiba. Tidak terlalu lama kemudian Erlin muncul dan tanpa basa basi kami lanjut menuju BBR. Aku dan kaka lekas menuju tangga menunggu, Yul dan Erlin mengurus berkas check-in. Jam 4 kami sudah sampai di kamar kami, sibuk mengeluarkan belanjaan dan memporak-porandakan kamar. Begitu Kaka selesai mandi, berlanjut giliran ke aku. Setelah itu kami berdua makan pop mie di ujung-ujung kamar sambil bercakap dan kadang-kadang melirik televisi.

             
Maaf tidak ada foto yang decent

Pukul 8 malam kami baru mulai kelaparan, mengganti baju santai dengan terpaksa (sebelumnya kami pengennya pakai piyama) kami keluar cari makan. Pilihan kami adalah, KFC. Ternyata tidak hari biasa tidak hari besar, antrian KFC tetap panjang! Dan kami juga sempat bertemu orang-orang yang kami kenal, satu kata langsung menamparku kuat. Untung aku gak pakai piyama. Setelah sepakat dengan orderan kami, yakni 1 box ayam yang berisi 9pcs, cream soup, burger, mocha float aku dan Kaka bergegas naik ke lantai 2 untuk mengambil tempat. Toh ramai, takutnya nanti tidak kebagian tempat duduk. Dan sekali lagi kami berpapasan dengan orang-orang yang kami kenal. Antrian panjang tersebut berhasil dilalui oleh Yul dan Erlin kemudian kami berempat makan bersama tidak dalam keheningan melainkan curcol. Ternyata lambungku tidak besar dan hanya dapat menghabiskan 2 potong ayam (dada dan paha), padahal kukira setidaknya bisa mengkonsumsi 3. Tapi yah, untungnya teman-teman lain bisa menghabiskannya.


Pukul 21.30 kami menuju market terdekat membeli supply tambahan seperti air putih, susu dsb kemudian kembali ke hotel. Kami bersih-bersih kemudian merapat di tempat tidur mengelilingi snack-snack. Saatnya sesi ngobrol syantiq. Well, aku tidak bisa membeberkan rahasia negara apa yang kami bahas, pastinya aku sempat minum 1 butir Panadol karena jarang banget bergadang (aku gak di endorse Panadol yak).

Di tengah pembahasan serius ada kejadian super lucu, cincinku terjebak di tangan Erlin. Sejak menit pertama Erlin berkata, “Cincinnya gak bisa keluar!” Tidak ada yang begitu memperhatikannya, malah asik mendengar cerita Yul. Tapi semuanya berubah ketika Erlin berlari ke WC mencuci tangan, berusaha mengeluarkan cincin ku dari jari manisnya. Karena diselubungi rasa penasaran, kami bertiga menyusul. Keadaan di depan wastafel sungguh mencekam dan menegangkan, jari Erlin menghitam, tampaknya darah tersumbat! (darimana?) Saat kami berusaha mengeluarkan cincin Erlin berteriak kesakitan dan tidak mungkin kami bertindak sadis bukan?  Misalnya memotong jari (canda). Tapi karena saran Kaka, semuanya jadi lebih terorganisi, supaya kami langsung narik sekali sakit, maka tanpa ampun aku menariknya keluar dan berhasil! Phew, ternyata tidak mudah-mudah banget loh. Setelah itu kami kembali bercakap-cakap dan Erlin sempat mengulurkan tangannya, kini jari tersebut memanas! Tapi sepertinya sih karena aliran darahnya jalan makanya bisa panas (entah logika dari mana juga ini).


Jam 1 subuh kami sudah mulai lelah, sudah tidak ada lagi pembicaraan yang terlontar maka kami beranjak ke kegiatan selanjutnya: Foto. Iyaa, subuh-subuh foto dan selesainya sekitar jam 2. Yul mengambil posisi di pojok kanan, Erlin dan aku di tengah, pojok kiri Kaka. Tidak terlalu sulit untuk tidur karena memang kami sudah capek sekali.


Sabtu, 16/06/2018 –
Dering alarm tidak mengejutkan tubuh-tubuh kelelahan yang sedang terlelap, terbukti tidak ada satupun diantara kami yang beranjak bangun. Untungnya diantara kami ada Yul, dialah yang mematikan alarm kemudian membuka gorden, alhasil kami bertiga langsung mengeluh silau. Tidak lama kemudian aku menyusul bangun, sibuk menuju kamar mandi untuk gosok gigi dan mandi. Setelah itu Kaka juga bangun dan terakhir sisa Erlin… Yang masih tidak sadarkan diri.

Kami bertiga kompak memanggilnya bangun namun ia tidak bergeming sedikitpun, hanya mengangkat tangannya lemah tanda ‘sebentar lagi’. Terpaksa Yul membasahi tangannya dan mencipratkannya pada muka Erlin, untungnya cara itu efektif. Kalau tidak kami buntu ide.

Jam menunjukkan pukul 8 pagi, aku dan Kaka memakan pop mie sedang Yul dan Erlin sedang foto-foto, tidak ada kegiatan lain selain berfoto ria. Kami sempat berjalan-jalan sekitar kolam renang dan Bambang serta kawan-kawan lainnya sedang berenang. Jam 10 Yul dan Erlin breakfast sedang aku dan Kaka foto-foto di sekitaran hingga jam 11 lewat kami sudah berkumpul kembali di kamar. Waktunya check out.

Kami masih belum mau beranjak dari kamar jika lampu kamar kami tidak di padamkan, jam 12 siang pas, lampu kami ditutup. Barulah kami sibuk mengecek barang bawaan dan turun bersama. Aku dan Kaka ke area parkiran terlebih dahulu, Yul dan Erlin mengurus berkas check-out. Kukira staycation kami akan berakhir begitu saja, ternyata ada lagi kejadian seru. Tas ransel kaka ketinggalan di kamar.
Berlarian kami menuju receptionist kemudian di infokan bahwa tas tersebut akan dibawa turun nantinya. Maka sambil menunggu kami ngobrol santai dan membagi makanan-makanan yang tersisa serta menghitung total biaya per orang. Setelah itu Erlin pamit duluan, ia masih memiliki acara keluarga sedang Yul dan Kaka menungguku untuk di jemput. Hampir 20 menit kami menunggu papa dan mama ku tiba, kami pulang dan aku langsung tepar 3 jam, tidur siang.

Staycation ini cukup menyenangkan, pastinya aku akan melakukannya sesering mungkin di lain waktu! Benar-benar bikin ketagihan. Nah, itulah ceritaku saat melewatkan lebaran. Kalau kalian? :)


Thank you so much sudah luangin waktu untuk membaca konten ini, jangan lupa react, comment dan share! Komentar kalian selalu berarti buatku! See you guys on the next post, CIAO~


(P.S: Update setiap malam minggu, untuk info postingan bisa di cek di story ig ku @fergiana.s)

Friday, June 22, 2018

A Trip to the Other Side - Day 2

June 22, 2018 1 Comments

Lanjutan dari Post (ini)

Hari Kedua –
Sekitar jam 12 tengah malam telepon Kaka berdering kuat. Kami langsung delay berpetualang di mimpi. Penyebab kami delay adalah KX, entahlah apa perkara yang jelas kami udah ngantuuuuk banget. Aku bisa menangkap nada kesal dari intonasi Kaka, yah wajar aja. Udah capek, hampir pulas eh malah ada hambatan. Tidak lama mereka bercakap-cakap lewat saluran telepon, ia kemudian kembali merebahkan diri.

“Gua udah ketiduran padahal! Uhhh kesel”
“Sama…”

Setelah itu kami tidur hingga alarm ku bunyi, jam 6 pagi. Aku mematikannya dan men-charge HP kemudian kembali tidur. Jam 06.15 giliran alarm Kaka berkokok. Kulihat tubuh disampingku tidak bergeming sedikitpun. Maka aku yang sadar langsung mematikannya. Mengambil pakaian dan langsung menuju toilet mandi. Entah kenapa aura pagi hari tidak menyeramkan, aku sudah melupakan atau lebih tepatnya tidak punya perasaan takut lagi setelah mengalami insiden wanita menangis tadi malam.

Selesai mandi aku mengeringkan rambutku sembari memakai toner wajah, diikuti produk-produk seperti vitamin dan sunblock muka. Kaka sewaktu itu masih ulet-ulet setengah sadar di tempat tidur, selang beberapa menit barulah dia bergegas mandi. Sambil menunggu, aku memakan roti untuk mengganjal perut. Memang luar biasa kami ini, bangun jam 06.15, jam 9 hampir 10 baru siap. Alasan kami lama adalah, aku harus mencatok rambut, kalau tidak macam singa di pilem-pilem! Soalnya tidak ada hairdryer untuk mengeringkan rambut ku ini. Dan Kaka juga harus menggambar alis dkk, wah pokoknya kami gak lama-lama banget deh, masih dibawah standar.

Kami berdua hendak sarapan di warung-warung depan hotel. Tetapi tidak ada diantara mereka yang menarik hati, alhasil kami kembali ke Food Court semalam, A2. Kami memesan nasi campur dan air putih. Makanannya cukup enak, tapi porsinya besar! Anehnya aku dapat menghabiskannya sedangkan Kaka harus menelan susah payah. Duduk-duduk sebentar, kami langsung balik ke hotel lagi.

Menunggu KX dan Yogga, sambil menunggu kami sempat foto-foto juga. Setelah itu KX datang dan jadilah dia disihir menjadi tripod hidup untuk menahan HP demi foto kami.

Tidak terlalu lama setelah itu, Yogga bergabung dengan kami. Berempat kami basa basi didepan pintu masuk mengenai jadwal, aku yang tiba-tiba mengingat barang yang kutinggalkan langsung melotot dan histeris.

“Ka! Ada barang ketinggalan!”

Kami berdua melesat menuju kamar lagi dan aku mengambil notes hitam dari tas kemudian kami berempat langsung menuju mall seberang jalan, BCS! Percayalah bahwa aku amat menyukai tempat ini karena ada Gramedia. KX dan Yogga belum sempat sarapan, maka mereka makan terlebih dahulu di KFC sedangkan aku dan Kaka menuju toko diseberangnya, ya Gramedia!

Disini aku akan menceritakan sedetail mungkin saat kami berada di Gramedia ini! Jadi siap-siap lah kalian mendengkur.

Menghirup buku merupakan salah satu hobiku. Kukeluarkan notes hitam yang baru saja ku ambil tadi, membaca list-list sambil mengetik ganas pada keyboard pencarian barang di Gramedia. Ada! Buku yang aku mau ada! Tetapi melihat harga yang terpampang, nafsu ku langsung lenyap. Rp 275.000, bisa digorok leher ku oleh mama! Jadi aku mengurungkan niat untuk membelinya. Sebelum berangkat kemarin, mama sudah melontarkan kata-kata ancaman bahwa aku tidak boleh membeli novel! Titik! Tapi siapalah aku, hanya manusia yang tidak mengucap janji. Iya, aku tidak janji loh tidak beli novel!

Aku sempat melirik rak buku Tere Liye, karya yang baru-baru ini dirilis sudah terpajang manis. Seri Komet kemudian Ceros dan Batozar. Uh tebel, susah mau sembunyiin harga juga lumayan merah, nantinya saat sesi jujur mama bisa pekik-pekik histeris. Maka aku tidak membelinya! Kembali lah aku mengelilingi rak demi rak, hum… Banyak sekali yang menggoda, tapi belum pas dihati ku. Kulihat Kaka juga stress, beli gak beli, dan dia memilih untuk tidak membeli. Pilihan yang kurang bijak menurutku, soalnya kalau dia beli kan bisa tukaran baca hehe.

Aku menemukan rak yang amat fantastis, rak yang memajang buku-buku Agatha Christie. Sejak membaca salah satu karyanya aku jadi sedikit tertarik untuk karya lainnya. Kucari judul-judul sambil membaca review di Google, masih belum begitu menarik hati. Akhinya Yogga dan KX menghampiri kami, wah parah juga, Kalau belanja buku dengan jumlah terbatas memang susah. Harus pilih hati-hati supaya tidak menyesal.

Kami keliling lagi di bagian novel. Horror? Mungkin mama tidak jadi ngomel lantaran ia adalah penggemar berat dari buku-buku horror. Ah! Tidak ada yang menarik. Pada akhirnya aku kembali ke rak Agatha Christie dan menarik sebuah judul dan langsung membayarnya. Aku juga sempat berjalan kearah stationery dan mengambil sebuah brush pen untuk typography, sekali lagi aku berjalan kekasir dan membayarnya. Kasihan ketiga temanku ini, menghabiskan waktu paling banyak menemaniku yang labil ini mencari buku.

Kami keluar dari toko buku itu kemudian mondar-mandir, belum jelas tujuan selanjutnya mau kemana. Setelah melihat jadwal, kami akhirnya mencari stand llao llao. Ini pertama kalinya kami mencoba bende tersebut, awalnya kami ingin memesan porsi medium (yeaps kami kongsi), lantaran mbak penjaga menawarkan large maka kami yang tidak banyak protes meng-iyakan begitu saja. And just like that our 52k flew. Rasanya sih gak aneh-aneh banget, Cuma kurang sreg aja di lidah ku. kira-kira seperti ini lah gambarannya.

Alhasil kami tidak dapat menghabiskannya dan mengkambinghitamkan Yogga dan KX walau yang paling banyak makan adalah Yogga. Karena kami rengek nyesal beli, KX dan Yogga membeli 2 kantong ayam, lebih tepatnya Shilih untuk meredakan suasana berduka. Yogga membeli rasa BBQ dan KX seaweed. Kami duduk lumayan lama di Shilih, ngobrol-ngobrol cantik sembari menghabiskan ayam goreng.

                     

Mengingat aku lagi demen parfum, kami mengelilingi area yang mamaku rekomen, katanya sih biasa tante aku beli disana. Bukan parfum ori tapi lumayan lah (toh akunya juga panas-panas eek ayam) buat coba-coba, siapa tau jadi hobi hehe.

Kami ingin langsung berlanjut ke jadwal lain, tapi aku teringat bahwa mama Kaka minta oleh-oleh jam tangan dan kami memilihnya cukup lama. Aku kurang ngerti sama selera 'emak-emak', katanya suka yang bling-bling, tali bermotif... Sangat bertolak belakang dengan aku, tapi sebisa mungkin bantu dan pada akhirnya menjatuhkan model pilihanku! Huehehe rada simple-simple gimana gitu sih, but yeah i hope her mom like it.

Setelah itu kami mengisi jadwal selanjutnya, nongkrong di Lee’s Café and bar. Jujur aku udah ogah banget makan-makan gitu, tapi karena di traktir, yasudahlah. Memesan cake Red Velvet dan pertama kalinya juga makan ini. No comment ya, rasanya tidak dapat di deskripsikan, tidak ada aroma, tidak ada rasa yang bisa bikin dikenang. Atau mungkin juga aku bukan tester yang baik.



Kami sempat foto-foto juga! Hm sebenarnya alasan kami memilih café ini ya karena pengin foto disini hehe, temanya boneka-boneka beruang gitu, cute banget deh pokoknya.

                      

Setelah jam menunjukkan pukul 4 sore, kami bergegas meninggalkan tempat tersebut dan menuju hotel, mandi. Sebelumnya kami juga menyempatkan diri menuju toko aksesoris, bermaksud membeli sedikit buah tangan untuk teman-teman. Selesai mandi kami menuju Ocarina! Ngapain kesana? Bersepeda. Cieilah sepedaan, kayaknya seru banget gitu ya kan. Kami sampai disana sekitar jam 5 an, hampir jam 6. Untuk memasuki area ini di charge satu orang Rp 10.000. Dan untuk sepeda, Rp 15.000, tandem (sepeda untuk dua orang) Rp 30.000, dengan jangka waktu hingga jam 7 malam. Aku tidak sempat foto tempatnya karena tidak kepikiran juga huhu. (ini satu-satunya foto yang kuambil disana)


Sebelum kami memasuki area parkiran sepeda, aku sempat bertemu teman, Jeslin. Kami bertukar sapa bertanya keadaan dan barulah aku pamit kemudian setelah di tunggui oleh teman-temanku yang lain. Tak lama kemudian Rendi teman kami juga sudah sampai di tempat, ia menyewa sepeda dan bergabung dengan kami, rencananya kan memang quality time bareng.

Oke, kenapa kami menyewa satu tandem? Dulu sewaktu kecil aku bisa bersepeda, cuma jalan lurus saja, kalau belok gak bisa. Mungkin karena usia tua aku jadi gak bisa bersepeda ya. Nah tanpa aku jelasin secara langsung kalian pastinya sudah bisa menangkap kalau-kalau aku ini adalah pengendara sepeda abal, iya aku tidak bisa hahahaha (menertawakan kebodohan sendiri, ha…). Awalnya Kaka ingin bersepeda denganku, ya beban ini, tapi karena dia takut jatuh akhirnya Yogga lah yang di korbankan.

Aku dan Yogga bersepeda mengitari sekitaran sana, aku sama sekali tidak menikmatinya. Gila aja, takut jatuh akunya. Sama sekali tidak terbiasa. Untuk sepeda tunggal aku juga ada coba sendiri, adanya oleng melulu. Singkat cerita aku tidak berbakat menjadi atlet sepeda, padahal aku kira gampang banget loh setelah nonton anime sepeda-sepedaan gitu (Yowamushi Pedal anyone?). Ah tetapi meski begitu sedikit menyenangkan lah, soalnya aku jarang banget deh sepedaan gini. Bisa dihitung pake jari seumur hidup aku sepedaan berapa kali.

Setelah sepedaan kami menuju stan-stan di sekitaran, Kaka membeli kerak telur dan kami memakannya bersama, jam sudah menunjukkan pukul 7. Kami berlima memutuskan untuk makan malam di Cha ra da, tempat ini direkomendasikan oleh koko ku dan top banget! Suka aku. Mana harganya relatif murah (atau kami tidak pesan banyak ya?) total makan untuk 5 orang hanya seharga Rp 190.000, dan yang paling aku suka adalah sapinya! Ada manis-manis nya gituloh.

Makan malam kami berakhir bahagia, kami menuju alfamart membeli supply-supply makanan ringan setelah itu balik ke hotel lagi. Pukul 8/9 malam aku lupa kapan tepatnya kami berlima sampai di hotel, KX, Yogga dan Rendi tidak memiliki jadwal lain maka mereka nongkrong dikamar kami sementara kami bersih-bersih. Mengobrol hingga pukul 10 mereka beranjak pulang.

“Besok udah pulang kita Fer,”
“Ho oh, rasanya gak cukup ya?”
“Iya”

Begitu kira-kira percakapan kami. Jam 11.03 menit kami mendengar suara aneh dari kamar sebelah, seperti suara colokan charger yang dipaksa masuk. Cukup lama suara tersebut terdengar, mungkin sampai 5 menitan. Kami hanya berpandangan dan aku meyakinkan diri bahwa itu suara orang yang berusaha mencolok charger. Setelah itu kamar yang persis disamping kami juga terdengar suara. Kami agak parno juga soalnya di dalam kamar kami ada 1 pintu lain untuk menuju kamar yang lain. Tampaknya orang sebelah mencoba buka pintu penghubung itu, mungkin karena penasaran ya, malam sebelumnya kami juga mencoba buka tetapi tidak bisa. Yah syukurnya tidak ada lagi insiden-insiden aneh, malam sudah larut banget, jam 23.30 kami sudah terlelap.

Hari ketiga –
Pagi itu aku menutup alarm 2 kali dan auto bangun jam 7. Pulas sekali tidur kali ini, seperti hari sebelumnya aku langsung mandi dan keramas. Kami sarapan pop mie dan bubur instan kemudian packing barang biar tidak gelagapan saat check out nanti. Jam 9 KX dan Yogga sudah menunggu dengan sabar di kamar, maklum aku masih belum siap catok rambut.

Sarapan serba instan kami sudah cukup untuk mengganjal perut, namun KX dan Yogga masih belum makan maka kami pun menemani. KX menyarankan agar makan di mall saja, dan aku yang menyarankan Kangen Café. Aku dan kaka tidak makan makanan berat, hanya minuman dan juga 1 set makanan ringan berisi sosis, nugget, kentang goreng. KX memesan soto, Yogga memesan Nasi Goreng Pattaya dan Chicken Salted Egg.

Selesai makan kami menuju stand roti untuk membeli buah tangan. Aku beli cukup banyak, maklum keluargaku suka makan roti, Kaka juga beli, kami juga pergi ke JCO Donut membeli 2 box. Kami juga sempat ketemu dengan teman Kaka, kami bersapa kemudian menunggu temannya yang lain untuk berkenalan. Tepat jam 12.15 kami berpamitan dan berjalan menuju hotel, kami sudah melewati waktu check out!, dan kartu kami sudah tidak berfungsi! Panik, aku dan Kaka langsung menanyakan ke Customer Service, owalah dia telepon dulu ke cleaning service supaya kami dapat mengambil barang-barang. Benar saat kami naik mas-masnya bukain pintu, jadilah kami masuk mengambil barang bawaan kemudian segera turun ke lobby. Mengurus check out kemudian duduk diam tunggu jemputan hingga jam 1 an.

Mama ku dijemput duluan dari rumah tanteku, barulah menjemput kami di Hotel. Kami kemudian berpisah dengan KX setelah jemputan datang, barang bawaan kami cukup banyak namun Yogga membantu mengangkat huahaha. Setelah membeli tiket kami pun pulang kerumah masing-masing dengan aman nan tentram.

-END

Akhirnya trip berakhir! Wah kami rencanain trip ini udah dari lama banget, sebelum libur udah berapi-api bahasnya, dan benar-benar cuma modal nekat aja kami berangkat! Tapi keren banget, nambah-nambah pengalaman dan rasa-rasanya ketagihan. Btw, Kalian suka gak sih konten begini? Soalnya kalau bosen post selanjutnya tidak bahas trip dulu hehe, tapi kalau seru malam minggu ini bakalan share mengenai staycation kemarin! Komen dibawah ya.

Thank you so much sudah luangin waktu untuk membaca konten ini, jangan lupa react, comment dan share! Komentar kalian selalu berarti buatku! See you guys on the next post, CIAO~


(P.S: Update setiap malam minggu, untuk info postingan bisa di cek di story ig ku @fergiana.s)

Thursday, June 21, 2018

A Trip to the Other Side - Day 1

June 21, 2018 2 Comments
Hari pertama-
Tanggal 11 kemarin aku liburan ke kota Batam bareng mama aku dan dua orang temanku, Kaka & Yogga. Wah jalan-jalan bawa 3 anak nih mama ku? Nggak, mama cuma temani naik kapal setelah itu dia nginap di rumah tante (bukan rumah yang horror ya, udah pindah). Sedangkan aku dan kedua temanku menikmati liburan singkat 3 hari 2 malam ini. Aku dan Kaka nginap di Hotel Eatern yang berlokasi di Lubuk Baja, Batu Selicin. Lokasinya strategis banget, jalan beberapa puluh langkah udah berderet Food Court dan mall tepat didepan mata. Sedangkan Yogga nginap di rumah abangnya yang lokasinya tidak diketahui olehku (lumayan jauh dari tempat kami sih ya, kalau tidak salah disekitar Nagoya).

Setelah menapakkan kaki di pelabuhan Batam, kami bergegas menuju pintu depan menunggu jemputan. Sebenarnya udah lumayan lama aku tidak berkunjung ke kota ini, terakhir aku kemari mungkin 6-7 bulan yang lalu dan keadaan pelabuhannya kacau banget, belum terlalu terstruktur berbeda dengan sekarang yang udah rapi dan yaa intinya keren deh. Oke, setelah jemputan datang tanpa cak cik cuk cek cok, kami langsung menuju Hotel untuk check-in meletakkan barang-barang dan langsung menuju ke tempat Yogga untuk hal yang sama juga. Kami makan siang terlebih dahulu di warung makan sekitar tempat Yogga, tidak terlalu jauh hanya nyebrang dan berjalan beberapa langkah sudah sampai. Meski aku masih ingat banget, panasnya warbiyasah.

Aku memesan soto sedangkan Kaka dan Yogga nasi ayam. Selesai makan kami langsung menuju Nagoya. Jujur sebelum jalan-jalan kami sudah membuat daftar mengenai tempat-tempat yang akan kami kunjungi. Khususnya untuk Nagoya ini, aku berencana untuk hunting kue dan tempat-tempat yang menjual alat-alat kecantikan. But in the end, ternyata aku orangnya memang tidak atau mungkin belum tertarik dengan hal-hal wanita yak. Jadilah aku hanya menemani Kaka lihat pallet pallet warna bak cat air dan kuas-kuas muka. Yang bikin aku exicted adalah ketika melihat stand kue The Smith. Aku memesan ikilohh…

                                                     yang cheese punya aku             ini punya Kaka 

Rasanya kuat banget menurut aku, sepotong kecil udah bikin kenyang. Makan sesuap duasuap hingga suapan terakhir baru terasa eneg nya. Tapi tampaknya Kaka dan Yogga sudah menyerah di suap pertama, mungkin karena aku cheese lovers kali ya? Harganya standar, Rp 38.000. Cake Pilihan Kaka lumayan enak juga, coklatnya coklat banget tapi tidak bikin eneg, harganya juga standar Rp 35.000. Selain itu aku juga memesan hot tea untuk pendamping cheese cake ini, harganya hanya Rp 13.000 dan dengan senang hati aku menyeduhnya sendiri.


Jujur kami sedikit bosan soalnya jalan-jalannya di mall aja, nothing special lah. Cuma karena liburan Kaka lumayan panjang dan kebetulan Yogga juga pulang dari Jakarta kami barengan deh melakukan trip super-duper nekat ini. Jam menunjukkan kira-kira pukul 4 sore dan kami ingin segera pulang ke Hotel siap-siap mandi, makan malam dan berlanjut ke jadwal lain yaitu nobar Jurassic World. Kami bertiga sudah berjalan keluar dari mall, siap-siap menuju indomaret atau alfamart untuk menunggu jemputan. Tapi semuanya diundur sebab sendal Kaka tiba-tiba putus. Waduh waduh, jadilah kami sistem kebut belanja menuju Nagoya Hill lagi berburu sendal.

Rada susah cari sendal yang sreg sama Kaka (walaupun kebanyakan nanya aku bagus atau nggak sih). Dua tiga kali pasangan sendal silih berganti akhirnya Kaka menetapkan sang pujaannya.

“Putih atau peach yang bagus fer? Aku lebih prefer putih...” Katanya sambil membanding-bandingkan kaki kiri dan kaki kanan. Ia memasang dua warna sekaligus setelah kupaksa demikian, biar lebih gampang milihnya.
“Iya, mencolok tapi yang peach lebih enak dipandang Ka,” kataku.
“Ehm, iya sih. Telapakku nampak lebih putih dibanding pakai yang putih ya”.
“Kalau aku sih yang putih”. Ujar Yogga.
“Udah yang peach aja ka, lebih enak dipandang lah pokoknya” Potongku.
“Oke oke, yang ini aja mbak”.

Setelah Kaka membayar, aku menyuruh Yogga berjalan di depan kami, alasannya klasik. Kami tidak tau arah jalan. Mengingat sebelumnya kami sempat bertanya kepada mas-mas ojek keberadaan Indomaret, Yogga sudah memiliki gambaran lokasi. Maka kami menyebrangi jalan dan menunggu di dekat persimpangan, di depan masjid. Tidak sempat aku foto, areanya banyak pepohonan dan banyak banget kang mas Go-Jek yang nunggu disana. Mas Grab pesanan kami lumayan lama, untungnya terik matahari tidak menembus pepohonan sehingga kami dapat berdiri ataupun berjongkok menantikannya selama 15 menit-an, kami langsung menuju hotel setelah itu. Eh jangan salah ya! 15 menit nungguin orang itu lama loh.

Sesampainya di hotel Kaka bilang mau mandi duluan, tapi dia hapus make up dulu. Alhasil aku duluan jadinya, Yogga tidak pulang dan rela nungguin kami siap-siap dengan duduk manis di pojokan kamar. Karena buru-buru aku tidak keramas sehingga ritual mandi ku lumayan cepat, aku juga tidak memoles muka, hanya memakai krim sunblock. Jadi aku hanya membutuhkan waktu 20 menit-an dan siap untuk jalan-jalan lagi dan Kaka membutuhkan waktu 35-45 menit untuk siap. Aku dan Yogga menunggunya dibawah, soalnya kami salah nangkap. Katanya Kaka, pacarnya, KX bakalan nyamperin ke kamar jadi kami boleh nunggu di lantai 2, itu yang kami nangkap. Ternyata maksud Kaka itu, kalau kami bosan nunggu aja di lantai 2, nantinya KX bakal kesini juga (ke hotel maksudnya). Karena miskomunikasi, jadilah kami berdua duduk di ruang tunggu lantai 2. Tak telalu lama setelah itu, Kaka sudah syantiq menuruni tangga,

“Gila fer, takut gua. Mas cleaning service nya liatin gua melulu!”
“Loh kok bisa?”
“Gaktau deh, takut pokoknya”
“Mana KX?”
“Masih otw”
“Loh kami kira dia samperin kamu di kamar?”
“Nggak ah, mana ada”

Akhirnya setelah segala kesalahpahaman selesai, sambil menunggu KX datang kami sempat foto-foto disini.


Jam sudah menunjukkan pukul 6 saat KX tiba. Kami berempat pun berjalan menuju Food Court di seberang jalan, A2. Ramainya tidak karuan disini guys! Karena bingung dan dikejar waktu, aku dan Kaka memesan ayam penyet, Yogga nasi goreng dan KX hanya memantau sebab udah makan malam. Butuh 30 menit hingga pesanan kami semua terhidang, mana film kami bakal tayang jam 18.45 WIB. Jadilah kami kebut makan dan jalan cepat menuju studio. Eits, tidak secepat itu. Aku dan Kaka ke toilet terlebih dahulu karena memang sudah kebelet sejak tadi. Begitu keluar, KX dan Yogga sedang mengantri popcorn dan minuman (aku sendiri gak mesan jadi ga sempat kepo pesan apa aja mereka hihi).

Setelah itu kami menancapkan kaki di studio 5, Saat aku sedang berjalan menuju tempat duduk aku mendengar suara yang familiar.

“Eh halo Fergiana, ngapain kesini?”,
“Eh halo Darwin, nonton haha”.

Iya, koko ku memang satu jadwal dengan kami hanya saja kami beda tempat duduk. Ia dengan teman-temannya dan begitu pula juga aku. Aku duduk di paling pojok dalam, Kaka disamping, Kx disampingnya juga dan Yogga di pojok dalam. Wah, serasa bodyguard jomblo mengapit pasangan. Rasanya gimana gitudeh. Film diputar dan kami menikmatinya, sesekali kaget, sesekali tertawa hingga tayangan itu berakhir. Untung saja leher ku tidak encok karena duduk di pojok ya… Begitu credit title muncul, aku langsung mengeluarkan sekantong pena dan berjalan menuju tempat duduk koko ku, menyerahkannya. Yeaps, titipan untuk temanku, Sherlyan. Ia memesan pena dariku.

Ternyata Sherlyan berpartisipasi dalam acara nobar tersebut! Maka aku langsung menyambarnya lagi dari tangan koko ku dan memberikannya langsung. Kami mengucap halo dan selamat tinggal kemudian berpisah. Kaka dkk sudah menungguku dengan sabar. Sekali lagi kami ke toilet, berbeda dengan orang Tanjungpinang, orang Batam lebih disiplin! Toilet aja ngantri nya teratur. Tapi karena barisannya sangat sangat panjang akhirnya kami memilih untuk menahan hasrat hingga balik hotel. Ternyata janji menahan hasrat itu teringkari ketika aku melihat papan tanda toilet setelah menuruni 1 elevator, kami berderap-derap menuju toilet yang ternyata tidak sepi-sepi amat. Disitu ada 2 orang asing dan juga 2 orang temanku, Vivian dan Sherlyan, kami mengucap salam pertemuan dan juga langsung mengakhiri nya karena mereka sudah menyelesaikan ‘bisnis’ mereka. Yah, karena toilet disini tidak begitu ramai kami menunggu giliran deh.

Setelah itu kami menuju market membeli sedikit supply makanan seperti roti, popmie, air putih, susu, dsb. Pokoknya serba serbi deh... Setelah itu langsung balik ke hotel tapi tidak langsung ke kamar. Kami menunggu teman kami yang lain, Rendi untuk menjemput Yogga pulang. Kami berempat duduk di lobby dengan muka yang… Kecapekan. Setelah KX dan Yogga pergi, aku dan Kaka langsung menuju lantai 3. Lorong-lorong sudah gelap banget dan sepi, jujur rada horor ya, mana lorong pertama sebelum menuju kamar kami ada lampu yang kedip-kedip disko. Tapi kami sok polos, jalan santai menuju kamar.

Aku meletakkan barang belanjaan begitu masuk kamar, menuju toilet mencuci kaki dan berganti piyama, rencananya sih mau makan popmie nantinya, makanya setelah selesai cuci muka aku tidak menggosok gigi. Setelah itu aku baring di tempat tidur, memainkan ponsel cerdas dan Kaka sedang bersih-bersih. Tidak ada percakapan yang mendalam, malah obrolan ringan pun tidak terlontar sedikitpun sebelum membuka acara televisi yang sedikit menarik. Kalian tau acara karma atau apalah itu yang dibintangi Roy Kiyoshi? Ya ya, katakanlah aku ini bukan orang yang selalu up-to-date, maka Kaka membeberkan bertapa lucunya acara ini, seperti dibuat-buat. Saat kami tengah menonton, samar-samar kami mendengar ada suara wanita yang sedang menangis, tidak lama paling 4-5 detik. Sontak kami berpandangan dan saling melontarkan kalimat menenangkan diri.

“Ah orang kamar sebelah”
“Iya bisa jadi, udah aman. Manusia tuh”
“Iya iya…”
“Emang sebelah ada orang?”
Sekali lagi kami bertukaran senyuman, masing-masing mengambil posisi doa.
“Besok aku keramas ka, gila bakal lama di wc” Ujarku.
Goodluck ya, mau mandi bareng? Lu di sebelah gua, kan ada tirai jadi bisalahhh”
“Boleh boleh”.

Saat jam 11.30 kami menutup televisi. Mata kami sudah berat, aku masih dalam posisi baring sedangkan Kaka sudah menggosok giginya. Aduhai… Perutku saat itu masih kenyang, soalnya sempat ngemil roti tadinya. Karena mager menyerang, aku meminta tolong agar disiapkan sikat gigi dan kemudian diantar oleh Kaka sampai tempat tidur. Hahaha, aku menggosok gigi di kasur! Sebenarnya bukan pertama kali aku begini, dirumah terkadang aku pun melakukannya. Setelah 5 menit gosok, dengan berat hati aku harus meninggalkan kasur menuju toilet untuk kumur-kumur. Uwah! Pasta gigi dari hotel tidak enak! Gak ada mint-mint nya, duh kok bisa sih aku lupa bawa pasta gigi?

Aku menggunakan vitamin wajah sebelum tidur kemudian kami berdua kembali larut pada ponsel cerdas. Aku post Story di Instagram kemudian memasang alarm, doa dan siap tidur. Kaka sudah duluan memejamkan mata, aku mematikan HP dan merebahkan diri di sampingnya, memejamkan mata mencoba untuk tidur.

-o0o-
Hai hai hai! Karena ceritanya lumayan panjang (soalnya aku pingin ceritain detail) aku bagi jadi 2 part ya! Day 2&3 bakal digabungin menjadi 1 post! Kalau sempat besok bakalan di Up lagi hehe. Thank you so much sudah luangin waktu untuk membaca konten ini, jangan lupa react, comment dan share! Komentar kalian selalu berarti buatku! See you guys on the next post, CIAO~


(P.S: Update setiap malam minggu, untuk info postingan bisa di cek di story ig ku @fergiana.s)