Follow Me @fergiana.s

Saturday, March 31, 2018

Petualangan Absurd VI: Special Edition by Mama

March 31, 2018 2 Comments


“Cepat tidur!” Pekikku geram melihat gelagat perempuan yang asyik memainkan ponsel cerdasnya sambil menuangkan air putih ke dalam gelas. Sudah jam berapa ini? Jam sebelas! Astaga.

“Sebentar lagi ma”, balasnya setengah hati tanpa melirikku sedikitpun.

“Aku pusing sekali, segera tutup lampu” Ujarku kemudian menarik selimut tinggi-tinggi. Tidak lama setelah itu, Hui, bungsuku mematikan lampu dan merebahkan dirinya disampingku. Ya, kami memang seranjang, kalau tidak salah sejak Hui berumur 4 tahun.

“Selamat malam,” ucapnya dan tak lama setelah itu aku mendengar suara pintu terbuka pelan. Pastilah itu suamiku. Aku membuka mata memastikan, dan benar itu memang dirinya.

Semenjak Hui terjangkit sakit campak, kami memutuskan untuk tinggal sementara di toko. Rumah kami berlokasi di tempat yang kurang strategis. Tidak ada kios makanan ataupun mini market di sekitarnya. Berbeda dengan toko kami, berjarak tidak lebih dari 100 meter adalah kampus Hui, 100 meter berikutnya adalah tempat kerjanya. Belum lagi rumah orangtuaku yaitu dekat pasar yang memang tiap hari pasti dikunjungi kami.

Toko kami terdiri dari 4 lantai, lantai pertama dan kedua digunakan untuk usaha kami, meubel dan lantai tiga adalah tempat kami beristirahat di malam hari. Hanya terdapat 2 kamar dan 1 AC di lantai tiga ini, alhasil kami bertiga harus sharing kamar (tidak ada yang mau tidur kepanasan bukan?) Toh tidak mengapa, sebab kamar ini cukup besar.

Malam itu tidak ada komunikasi apapun karena memang kantuk sudah menyerbu ganas, selang beberapa menit aku sudah terlelap tidur.

CKIIIIKKK BRAK!

Bunyi pintu teralis menganggetkanku, seketika aku sadar, tidak sempat duduk malah langsung loncat berdiri dan berseru panik.

“Pa! Bangun pa! Ada yang mendobrak pintu ruko!”

Belum sempat kami melanjutkan aksi lain, lubang pintu kamar kami yang tadinya tampak sedikit cahaya sudah tertutup penuh. Bayangan orang-orang diluar menutupinya. Melihat hal tersebut aku yakin pastilah kumpulan perampok ini sangat banyak jumlahnya.

Suamiku mencari sesuatu yang bisa dijadikan senjata, namun kosong. Maka ia menapakkan kaki keluar kamar dan langsung dicekat. Pintu tidak terbuka, aku membuka jendela dan mendapati pemandangan aneh.

Sebuah truk pengangkut barang terparkir manis di depan toko kami dengan lemari-lemari serta meubel lainnya di atas truk. Perampok ini pastilah cerdas! Dengan begitu orang-orang yang lewat tidak akan tahu bahwa terjadi perampokan, hanya stok barang yang datang. Samar-samar di kejauhan aku melihat sepasang suami istri. Tanpa pikir panjang aku berteriak sekeras mungkin,

“Tolong! Perampokan! Tolong! Telepon Polisi!” Pekikku memakai Bahasa ibu (Tiong Hoa).

Tidak ada jawaban, hanya tiba-tiba aku mendengar suamiku meneriakkan namaku. Jantungku berdegup amat kencang melihat segerombolan lelaki dan seorang ibu-ibu mengerumuninya. Darah merembes dari telinga suamiku, tidak terpotong hanya digores saja. Di tangan perampok itu tergenggam satu pack uang. Pastilah uang yang berhasil diamankan dari suamiku.

“Pak, tolong lepaskan kami! Kami bukan tauke, kami hanya kuli yang disuruh menjaga tempat. Bapak sendiri lihatlah tangan suami saya, kasar seperti tangan bapak! Mana mungkin kami ini tauke” ucapku lirih dan tidak mendapat jawaban apapun.

“Aku hanya memiliki tiga cincin emas! Ambil saja bu” Ucapku dan melepaskan cincin-cincin itu. Ah, sebenarnya aku ingin menyembunyikan satu diantaranya. Selepas itu entah apa yang merasukiku, aku memohon lagi.

“Bu, saya boleh minta tolong tidak? Cincin saya boleh jual kembali ke saya? Cincin pernikahan saya, sudah belasan tahun saya memakainya bu. Tapi bu, jangan dihitung harga pasaran, harga gram di toko. Rp 500.000 saya beli bu, boleh?” Ibu perampok melihatku sekilas dan kemudian berunding dengan perampok lainnya, awalnya mereka bersikukuh mengucapkan Rp 900.000 tapi pada akhirnya diperbolehkan juga.

Dengan girang, aku berlari memasuki kamar. Kulihat Hui terlelap tanpa mengetahui perkara apa yang terjadi. Maka aku mengambil dompetku dan sungguh amat gawat. Uang di dompetku melebihi Rp 500.000, maka aku mengambil pas sejumlah Rp 500.000 dan sisanya kulempar sembarangan ke dalam lemari. Transaksi kami berjalan lancar.
-o0o-

Wohooo, sebenarnya mimpi ini dimimpikan di hari minggu (25/03/2018) dan mama ku menceritakannya sejak pagi-pagi sekali. Karena cukup menarik (menurutku sih super menarik) maka aku memasukkannya kedalam salah satu seri petualangan absurd! Bagaimana menurut kalian? Jangan lupa komen di bawah ya!

Anyhow, aku berencana untuk memasukkan kategori baru dalam blog ini. Aku akan memberikan review mengenai novel-novel yang sudah kubaca! Yah dalam waktu dekat ini mudah-mudahan akan aku publish, kalian boleh pantau terus setiap malam minggu ya! :)

Thank you so much sudah luangin waktu untuk membaca konten ini :) jangan lupa react, comment dan share! See you guys on the next post, CIAO~

(P.S: Update setiap malam minggu, untuk info postingan bisa di cek di story ig ku @fergiana.s)

Saturday, March 24, 2018

Cerpen - Serenity

March 24, 2018 1 Comments

Keluargaku lengkap, temanku banyak, guru-guru juga ramah terhadap aku. Aku selalu tersenyum riang menyapa orang-orang yang kulewati, terkadang aku bahkan menepuk bahu mereka mengatakan semua baik-baik saja karena aku akan membantu atau aku ada untuk mereka. Aku cukup dikenal dan tak sedikit juga yang dekat denganku. Mereka menceritakan masalah mereka, hal-hal yang ingin mereka lakukan, pengalaman mereka saat liburan bahkan menu makan malam mereka dan aku adalah tipe pendengar setia.

Beberapa waktu lalu aku sempat kegirangan mendapat pesan Whats App yang masuk. Tumben sekali mama memberiku kabar. Buru-buru aku membuka pesan dan seketika segala senyum terhapus dari wajahku, kabar buruk.

Sejak kecil aku diasuh oleh bibi pekerja. Meskipun aku anak tunggal, aku tidak manja. Aku tidak mau menyusahkan papa mama karena hal seperti aku kesepian dan membutuhkan mereka di sisiku. Aku sudah terbiasa. Mereka tidak pernah bertengkar, bicara juga jarang, kantor mereka bertolak belakang jaraknya, jadi kenapa memutuskan untuk bercerai? Maksudku, aku mengerti bahwa keluarga kami jauh dari kata ‘bahagia’, tapi bukankah selama ini baik-baik saja? Apakah menyandang suatu status nikah begitu berat?


‘Papa dan mama memutuskan untuk bercerai, maaf sayang.’
Apakah mereka tidak pernah memikirkan keberadaanku? Perasaanku? Sedikitpun?

Aku melempar ponselku sembarangan. Apa yang kuharapkan? Ikut dengan mama? Papa? Konyol sekali. Bahkan mereka tidak mengungkit hal tersebut.

Setelah itu aku berhenti menyapa orang-orang sekitarku. Aku butuh waktu sendiri. Hari pertama bahuku ditepuk kemudian mereka mulai bercerita bertapa letihnya hari ini, adiknya yang nakal, tugas sekolah yang menumpuk. Aku mendengarkan sambil sesekali memberikan solusi dan akhirnya mereka tersenyum puas.

Hari kedua, lagi-lagi aku tidak menyapa mereka. Kali ini mereka menarik lenganku sambil mata berkaca-kaca. Ia bercerita mengenai ‘teman baik’ nya yang dekat dengan seorang lelaki yang disukainya. Hah... Sejak kapan aku menjadi penasihat cinta? Pacaran saja belum pernah. Tapi tampaknya saran-saran yang kuberikan membantu mereka, nyatanya pasangan-pasangan yang pernah ‘kuceramahi’ sekarang harmonis.

Hari ketiga, aku tidak menyapa mereka dan hari ini amat tenang. Tidak ada yang bertanya saran, tidak ada yang menyapa duluan. Hari ini aku duduk diatas atap sekolah, ya aku menghindari mereka. Aku butuh rongga bernafas sejenak dan mendinginkan kepalaku. Saat ini hanya angin sepoi yang menemani, kemudian tak lama setelah itu bulir-bulir hujan turun.

Hari ini amat tenang, rasanya aku kembali kepada bumi. Kurasakan tubuhku meluncur tanpa suara, tak lama kemudian langit terang bergantikan kelabu dan menjadi gelap. Kuyub menghantam tubuhku. Detik berikutnya, untuk pertama kalinya dalam hidupku seseorang bertanya:
“Bagaimana keadaanmu?”

-o0o-

Selesai! Akhirnya setelah sekian lama muncul juga seri cerpen di blog ini. Jadi gimana pendapat kalian? Seru? Aku ada beberapa pertanyaan nih, kalian jawab di kolom komentar!

1. Perasaan apa yang sedang melanda tokoh 'aku'?
2. Pesan moral dari cerpen Serenity
3. Pendapat pribadi mengenai cerpen ini (kritik saran dipersilahkan)

Thank you so much sudah luangin waktu untuk membaca konten ini :) jangan lupa react, comment dan share! See you guys on the next post, CIAO~

(P.S: Update setiap malam minggu, untuk info postingan bisa di cek di story ig ku @fergiana.s)

Saturday, March 17, 2018

It's Just a Plastic

March 17, 2018 1 Comments


Kita hidup di mana teknologi dan segalanya sedang berkembang pesat. Dulu sekali waktu aku masih kecil, pandangan mengenai sidik jari sudah sangat ‘wow’ bagiku. Maksudku bukankah sangat hebat? Sebenarnya sekarang pun meski aku menggunakannya aku diam-diam mengangguminya. Selain mempermudah pekerjaan manusia, para ilmuwan juga membawa teknologi ke dunia lain, dunia kecantikan misalnya.


Khususnya untuk makhluk hawa, teknologi ini amat menggiurkan untuk sebagian besar dari mereka. Sebelumnya, aku tidak mengolok-olok atau semacamnya, aku hanya ingin mengutarakan pendapat. Mungkin beberapa dari kalian tidak puas terlahir dengan struktur wajah / badan yang sekarang, tapi itu sudah tidak menjadi masalah besar. Sekarang ada yang namanya plastic surgery, atau suntik segala macam yang bisa membuat kulit cerah, hidung mancung atau yang lebih aneh lagi lesung pipi buatan (ini baru saja aku dapati 5 menit lalu). Iya kawan, lesung pipi!

Aku pribadi merasa aneh, maksudku aku sudah tercipta sedemikian rupa, menurutku sempurna dan original, aku tidak kekurangan apapun. Aku bersyukur atas hal itu. Tidak pernah sedikit pun aku memiliki pikiran untuk mengubah bentuk hidungku atau bagian lainnya. Aku tau terlihat cantik itu menyenangkan, tapi apakah cantik itu benar membutuhkan pengorbanan? Perlukah pisau atau jarum untuk membuatmu sempurna? Perlukah kamu mengubah apa yang sudah di anugerahkan kepada mu? Kurasa tidak.

Masing-masing dari kita ini unik, lihat saja sidik jari kita. Tidak pernah kita dapati sama, bahkan ritme detak jantung kita berbeda-beda. Kita ini unik! Untuk apa kalian mengubah wajah kalian agar terlihat sama dengan orang yang kalian idolakan atau mungkin kalian impikan? Maaf kata, tapi bagiku itu seperti menghina maha karya dari yang di Atas.

Aku tidak melarang kalian sih, tapi coba kalian pikirkan. Apakah benar dengan perubahan-perubahan yang terjadi pada diri kalian itu benar-benar berguna? Apakah itu penting? Jujur aku sedikit sedih memikirkannya, manusia tidak pernah puas dan tidak pernah merasa cukup. Ah, aku ingin merekomendasikan sebuah lagu, ini ditulis dan dinyanyikan oleh Melanie Martinez, mantan penyanyi dari acara The Voice yang kini sudah sukses merilis lagu-lagu debutnya. Judulnya “Mrs. Potato Head”. Silahkan kalian cari di youtube atau klik di sini, aku menyukainya cukup bagus! Terutama dari lirik-lirik yang ia lantunkan, aku menyukai bagian ini:

“Oh Mrs. Potato Head tell me
Is it true that pain is beauty?
Does a new face come with a warranty?
Will a pretty face make it better?”

Apakah benar dengan mengubah diri semuanya akan menjadi lebih baik? Tujuan dari hal tersebut apa? Apakah benar dengan begini hidupku akan menjadi lebih baik? Apakah aku benar-benar membutuhkan ini?

Aku hanya ingin kalian mencintai kalian sendiri, hargai diri kalian. Pandangan orang lain tidak mengambil pengaruh yang banyak. Memangnya yang memegang kendali hidupmu itu ‘pendapat orang lain’? Tidak! Hidup ini seperti sebuah perjalanan yang singkat, dan kamu adalah pengemudinya. Cintai dirimu, hargai dirimu, dan yang terpenting jangan ambil pusing dengan kritikan orang yang tidak membangun.

Akhir kata, semuanya tergantung pada kalian sendiri. Toh seperti yang aku katakan, kalian adalah pengemudinya. Jika benar hal itu membuat anda bahagia, silahkan saja. Goodluck with that, I’m happy for you and I truly mean it guys :)


Thank you so much sudah luangin waktu untuk membaca konten ini, jangan lupa react, comment dan share! See you guys on the next post, CIAO~

(P.S: Update setiap malam minggu, untuk info postingan bisa di cek di story ig ku @fergiana.s)

Saturday, March 10, 2018

Floating Gold

March 10, 2018 2 Comments

Baru tadi sore menjelang 40 menit sebelum pulang kerja aku mendapatkan fakta menarik dan aku yakin sebagian besar dari kalian tidak tau mengenai hal tersebut.


Floating Gold: Ambergris

Siapa sangka muntahan makhluk hidup dapat dihargai hingga miliaran rupiah? Ambergris / kotoran paus seharga demikian. Kejutan lainnya dari kotoran ini adalah fungsinya, yaitu sebagai salah satu bahan dari parfum-parfum terkenal. Satu tetes dari Ambergris dapat mengubah seluruh komposisi bau dari parfum, itulah yang dikatakan oleh Claire Payne seorang ahli parfum.

Pada mulanya saat Ambergris baru saja ‘dimuntahkan’ dari paus sperma (satu-satunya jenis paus yang dapat memproduksi Ambergris) baunya tidak sedap. Dibutuhkan waktu yang teramat panjang hingga baunya menjadi wangi. Perubahan yang terjadi melewati proses pengikatan oksigen (oksidasi) yang menyebabkan perubahan terhadap rantai kimia Ambergris.

Jadi kawan, jika kamu jalan-jalan ke pantai dan menemukan gumpalan keras berwarna amber dan abu-abu serta memiliki bau yang kuat langsung saja angkut. Bisa jadi itu adalah Ambergris!


Aku tau konten kali ini tidak begitu panjang! But, aku harap dapat menambah pengetahuan kalian. Thank you so much sudah luangin waktu untuk membaca konten ini, jangan lupa react, comment dan share! See you guys on the next post, CIAO~

(P.S: Update setiap malam minggu, untuk info postingan bisa di cek di story ig ku @fergiana.s)

Saturday, March 3, 2018

The Devil Inside

March 03, 2018 2 Comments

Setiap hari libur aku seringkali menghabiskan waktu bermalas-malasan, entah itu guling-gulingan di kasur, main game, nonton film, browsing yang gak penting dan akhirnya melewatkan hari berharga tersebut sedemikian rupa. Hal-hal tidak bermutu namun sering kali kulakukan. Iya, aku katakan tidak bermutu tapi aku tetap sering melakukannya, kalian tidak salah baca. Oh ayolah! Aku tau itu kebiasaan buruk, tapi jujur saja, kalian juga sering begitu kan?

Saat ini tanpa kita sadari dunia dikotori dengan orang-orang aneh, kenapa aneh? Sudah tau tidak ada bagus-bagusnya tetap saja dilakukan, aneh? Sangat. Katakan saja besok UAS dan malam ini ada event yang hanya sekali satu tahun di game favorit kamu. Aku bertaruh kalian tidak akan belajar melainkan menikmati permainan favorit kalian itu! Padahal kalian tau yang mana penting, penting untuk pribadi dan masa depan! Bukan kesenangan sesaat. Jika contoh itu terlalu rumit, ada contoh lebih sederhana.

Aku tau sebagian dari kalian tidak ingin terus menerus seperti ini, tapi kalian tidak cukup kuat untuk keluar dari zona nyaman tersebut. Aku sendiri juga sedang menghadapi masalah ini, dan setelah dipikir-pikir sebenarnya (bagiku) ini hanyalah tipuan daya otak kita sendiri, yang membuat kita berbuat kebalikan dari baik adalah otak kita bukan siapa-siapa bukan objek apalagi seseorang. Ingatlah, hanya kamu sendiri yang dapat mengkontrol keinginanmu.

Aku katakan bukan salah objek/orang, toh setiap benda maupun manusia punya daya tarik sendiri kan? Yang aku katakan adalah cara kalian mengontrol. Bagaimana cara kalian dalam membatasi dan membagi aktivitas dengan benar. Untuk itu aku biasanya punya beberapa tips, tidak mahal hanya saja butuh konsistensi, kepercayaan yang kuat dan niat.

Ucapkan mantra ini didalam pikiran kalian berulang-ulang
“Ini tidak benar aku harus lakukan yang benar! AH! *insert hal yang salah* tidak ada gunanya, aku harus *insert hal yang benar*”

Setelah itu kalian berdiri, lompat dan lemparkan jauh-jauh hal-hal yang membuat kalian menyimpang dari perbuatan benar.

Trik ini bekerja padaku 80% sukses! Asal pegang 3 prinsip tadi, konsistensi, kepercayaan yang kuat dan niat, selamat mencoba!


Thank you so much sudah luangin waktu untuk membaca konten ini, jangan lupa react, comment dan share! See you guys on the next post, CIAO~

(P.S: Update setiap malam minggu, untuk info postingan bisa di cek di story ig ku @fergiana.s)