Follow Me @fergiana.s

Saturday, September 30, 2017

Cerpen - The Tail Man


Ratusan dari mereka berlalu lalang melintasi jalan, hawa panas di siang hari itu bercampur dengan pengap. Dengan gesit tangan berbalut sapu tangan putih itu merobek helaian kertas yang diulurkan tiap orang-orang yang hendak berjalan masuk. Salah satu diantara antrian tersebut adalah seorang pria dengan pakaian cukup mencolok. Pria bertubuh besar itu mengenakan mantel musim dingin yang panjangnya menjuntai sampai kaki, perutnya yang buncit tampak tertekan sekali karena kaos yang ia kenakan amat ketat. Sesekali jika ia berjalan maju untuk antrian ia akan menarik mantel nya atau syal panjangnya untuk menutupi bagian depan tubuhnya; tak dapat dipungkiri seberapa banyak tetesan keringat jatuh begitu ia bergerak maju. Begitu gilirannya tiba ia mencari-cari secarik kertas dibalik mantelnya, kemudian beralih ke topi koboi hitam dan akhirnya secarik kertas yang kondisinya basah ia serahkan kepada penjaga pintu.

Ia melangkah masuk sambil memegang perut buncitnya kemudian duduk diam. Tidak ada percakapan hanya pemandangan yang hilir berganti selama 3 jam. Kadang-kadang kalian bisa mendengar pria ini menghela nafas dalam kecepatan tinggi dan berkelanjutan, tetapi detik berikut jika ia memakan keripik maka nafas memburu itu akan hilang. Ah.. Caranya memakan keripik agak aneh. Ia akan memasukkannya terlebih dahulu kedalam kaosnya kemudian tak lama lagi akan mengelap tangannya dan barulah memasukkan keripik kedalam mulutnya sendiri. Jika tiba-tiba pria ini tampak gelisah di tempat duduknya maka ia akan mengelus-elus perut buncitnya yang dimana bergerak-gerak aneh. Heran gumpalan lemak nya begitu ‘cair’ kah hingga bisa bernari-nari gelisah seperti itu?  Tampaknya ada sesuatu yang aneh. Well, karena tidak bisa melihat apa yang dibalik mantel tebal dan dada yang ditutupi syal, kalian masih dapat melihat ‘pergerakan’ perutnya. Apakah jangan-jangan ia adalah seorang wanita yang sedang mengandung?

Derekan rel-rel besi yang amat menyengat telinga akhirnya berhenti juga. Penumpang mulai sibuk mengecek barang bawaan dan ada pula yang langsung melesat ke arah pintu. Lelaki itu berdiri dengan susah payah sambil memegangi perut buncitnya. Ia melangkah keluar dengan langkah yang begitu gesit dan kemudian berbelok kesuatu ruangan yang bertuliskan ‘toilet’.

“Mama kenapa orang itu memiliki ekor?” Teriak salah seorang perempuan kecil yang berdiri tepat dibelakang pria tadi. Ibu dari anak itu kini melotot tajam kearah putrinya. Tidak sopan sekali menuduh seseorang seperti itu. Meski sang ibu tidak sempat memperhatikan penumpang yang didepannya tadi.

“Tapi ma, ekor itu bergerak-gerak! Warnanya coklat keemasan! Ekor itu mencuat keluar dari bawah kaos orang itu” Kali ini ibunya menyuruhnya diam karena malas berdebat dengan putrinya.
Apalah imajinasi putrinya itu.. Sangat mustahil seseorang memiliki ekor, apalagi berwarna coklat keemasan.

~o0o~

Hai! Kembali lagi bersama daku. Kali ini post cerpen agak rada absurd, tapiiii gua kepincut pengen post. Entahlah tersampaikan atau tidak tapi rasanya aku suka dengan cerpen ini :)
Nah untuk itu aku ada beberapa pertanyaan, marii dijawab:
1. Menurut kalian apa inti dari cerpen ini?
2. Apakah pendapat kalian mengenai 'ekor' yang dibicarakan anak perempuan tersebut?

Nah, sila dijawab pertanyaan-pertanyaan diatas, thank you banget buat kalian yang udah baca! :) jangan lupa react, comment dan share! See you guys on the next post
CIAO~

3 comments:

  1. 1. seseorang membawa hewan dalam bajunya mungkin gara2 kereta melarang hewan ??
    2. ekor itu dari hewan yang ada di dirinya?

    ReplyDelete
  2. Mungkinkah orang itu adalah wolf ? hanya dugaan '-')/

    ReplyDelete
  3. ditunggu kelanjutan cerpennyaa ~~~

    ReplyDelete