Follow Me @fergiana.s

Saturday, November 4, 2017

About Relationship


Hai! Hari ini yang ingin aku bahas adalah hal yang cukup umum, cukup biasa bahkan mendengarnya pun tidak lagi terasa asing. Pacaran, dan aku adalah jenis orang yang tidak menyetujui pacaran. Oke, terdengar kolot sekali tapi aku punya alasan tersendiri.

Kata ‘suka’ sering terdengar dari mulut manusia, entahlah itu sungguh sepenuh hati diucapkan atau hanyalah bersifat sementara. Sesungguhnya apakah kalian mengerti perasaan dari ‘suka’ itu? Atau aku akan langsung ke intinya, apakah kalian mengerti apa itu ‘pacaran’?

Untuk anak-anak zaman sekarang (lebih gaulnya kita sebut kids zaman now), sudah pandai mengucap gombal menggombar gambir soal suka-cinta. Bahkan sudah pacaran. Ini namanya gila. Yang lebih parah lagi, sebulan lalu aku membaca berita mengenai anak perempuan berumur 15 tahun (SMA kelas 1) menikah dengan anak laki-laki berumur 11 tahun (SMP kelas 1) karena yah… You-know-what-happened. Oke, ini namanya menuju akhir zaman. Tetapi tampaknya hal itu sudah tidak lagi ‘langka’ melainkan ‘biasa’, inilah yang mengakibatkan menuju akhir zaman.

Pacaran adalah proses menuju pernikahan, sedangkan sebuah pernikahan akan membuat kita membentuk sebuah keluarga. Ini bukan harvest moon! Pikiran anak-anak masih jauh dari kata dewasa, apalagi sifatnya. Bagaimana cara mereka membentuk sebuah keluarga!? Makanya tolong yang punya adik-adik dijaga, bukan melarang pacaran tapi berbagi pikiran mengenai hal ini. Anak-anak itu rasa ingin tahu nya amat besar, jika dilarang maka ia akan penasaran dan ingin coba.

Jadi kenapa aku tidak menyetujui pacaran? Alasannya aku masih belum siap, aku masih sibuk dengan dunia sendiri dan jadwalku selalu penuh. Aku bahkan merasa lebih baik langsung menikah daripada harus pacaran (tentu saja aku juga menyeleksi calonku huahaha). Aku bukan menyarankan kalian untuk langsung menikah, aku hanya mengutarakan pendapatku sendiri. Tidak baik juga tanpa proses langsung menuju akhir kan? Selain itu aku juga belum sepenuhnya dewasa, sebab dalam pacaran dibutuhkan kedewasaan. Seperti alasanku yang sebelumnya, aku belum siap dan sibuk dengan dunia sendiri. Apa yang akan kalian lakukan jika kau curhat membutuhkan perhatian sedangkan pasanganmu hanya ‘oh ya’, ‘oh’ sambil menggeluti kesibukannya? Kecewa kurasa.

Hai kids zaman now, jangan kau bangga sudah mendapat predikat pacar. Mau kasih makan apa anak orang kalau terjadi hal yang tidak diinginkan? Rumput? Tidak mungkin. Anak-anak biarlah bersifat seperti anak-anak, jangan berlagak dewasa itu mengerikan. Seumur 11 tahun aku masih sibuk main game boy atau PS2, masih sibuk nonton doraemon dihari minggu jam delapan pagi. Sedangkan anak sekarang sudah banyak yang balap-balapan motor. Aku tidak harus menjelaskan apa itu baik dan buruk bukan? Pacaran tidak akan membuat kita berlaku jahat, melainkan memberi kita pengaruh positif. Ingatlah semua saat ini yang kita dapatkan berasal dari Yang Maha Kuasa, jika pacaran itu berasal dari Dia apakah mungkin pacaran itu membuat kita jauh dari-Nya? Tidak. Maka bersikaplah baik, bersikaplah bijak, belajarlah dewasa.

Nikmatilah masa kanak-kanak kalian sebab masa itu adalah masa yang paling menyenangkan. Sebab itu hanya terjadi sekali seumur hidup kalian, bila kalian dewasa kalian akan menghadapi realiti (bukan berarti menjadi anak-anak boleh bersantai, dipersiapkan juga sedikit demi sedikit). Belajarlah dengan giat, banggakan orangtua mu, ini memang kalimat cheesy yang sering kalian dapatkan dibuku teks Bahasa Indonesia. But I truly mean it.

Sekian post kali ini, jangan lupa reactcomment dan share! CIAO~

(P.S: Update setiap malam minggu, untuk info postingan bisa di cek di story ig ku @fergiana.s)

7 comments:

  1. ada berapa calon yang diseleksi? :V

    ReplyDelete
    Replies
    1. On a serious note, meskipun emang pacaran bisa mengubah sikap seseorang menjadi arogan, namun, pacaran dengan niat menuju pernikahan seharusnya tidak terpengaruh banyak sama hal itu, tergantung level komitmen

      Delete
    2. Sama sincerity sih menurut aku, kalau memang tulus mengasihi ia akan semaksimal mungkin memperjuangkannya. Tetapi disisi lain kita juga harus menghargai perasaan orang :D

      Delete
  2. Well, not everything's bad in dating. Tho' i think, there's one i dislike as it's abandonment of friendship over relationship

    ReplyDelete
    Replies
    1. Yep, aku tidak mengatakan bahwa pacaran itu buruk kok. Hanya saja untuk zaman sekarang pacaran yang sehat bisa dikatakan jumlahnya sangat minim.
      Anyhow, gua juga setuju! Ga suka banget orang yang relationship > friendship

      Delete
  3. Memang benar anak penerus bangsa (kids zaman now) sekarang cenderung lebih buruk kelakuannya dibadingkan dengan yang dulu. Mereka harus diajarkan dengan baik terutama untuk pihak orang tua, ke saudara dan ke teman. Jika sifat mereka terus dibudidayakan, negara kita bisa menjadi bahan ledekan dari negara-negara lain.
    Tentang pacaran, menurut saya jika langsung nikah itu jalan yang kurang tepat. Pacaran adalah proses menuju pernikahan, ya benar dan pacaran juga adalah tempat dimana mereka mencari tau lebih banyak tentang pasangan mereka sebelum menikah. Jika langsung nikah tanpa pacaran, jalan tersebut beresiko tinggi, seperti saling mencintai hanya karena uang, penampilan,dll. Makhluk paling berbahaya itu manusia, mereka bisa berbohong, bisa akting, beda degan binatang dimana mereka to the point langsung.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Yes, kita yang berada diatas anak-anak sekarang mustinya harus berusaha menjadi teladan yang baik. Kelakuan mereka buruk juga sebenarnya kelalaian kita. Bisa jadi kita mencontohkan perilaku negatif, maka dari itu semestinya kita harus berpikir lebih jauh sebelum bertindak.
      Maksudku bukan berarti langsung menikah dengan cara mencabut undian, tidak. Bisa saja aku memilih orang-orang dekatku. Orang-orang yang sudah lama kita kenal habitatnya sampai sisi-sisi buruk. Well, sebenarnya bisa dikatakan 70% mustahil dapat menikah tanpa pacaran sih.

      Delete