Follow Me @fergiana.s

Saturday, August 19, 2017

Selama Tujuh Puluh Dua Tahun Ini

Halo halo semua! Apa kabar? Sehat? Yah semoga sehat selalu yah. Hari ini kalau kalian lihat judulnya mungkin udah bisa nebak apa yang akan kita bahas hari ini. Jujur aja gue pun masih rada bingung sih awal-awal mikirin tujuh belasan. Mau topik apa gitu ya? Duh belum ada ide, aduh apasih yang harus gue tulis. But! Suatu hari kejadian menakjubkan nan warbiyasah terjadi didalam hidup kami. Kejadian itu merupakan salah satu tragedi yang menimpa orang lain namun gue sendiri sangat bersimpati kepada korban dan pelaku. Mau tau? Yuk ah simak!


Setahun sekali Indonesia pasti merayakan hari kemerdekaannya, dimana pula dihari sebelum-sebelumnya warga masyarakat pastinya akan memasang tiang bendera merah putih didepan toko, rumah ataupun pada kendaraan (kalau yang kendaraan gak pakai tiang loh ya!). So, last monday pagi-pagi sekali gua sama mama sampai di toko papa. Belum sempat kami masuk toko kami mendengar tetangga sebelah kami sedang heboh. Mbak-mbak yang satu mukanya pucat pasi karena shock. Bendera miliknya semalam tampak berkibar dengan gagah namun hari ini keberadaannya tidak diketahui.

Gua sebenarnya sangat-sangat heran sekaligus malu. Yang benar saja bahkan bendera pun menjadi sasaran pencuri? Gua sempat mikir panjang buat apaan gituloh nyuri bendera? Apa nantinya akan dijual murah? Atau dipakai sendiri pula nantinya? Jujur gua tau bahwa Indonesia bisa menjadi lebih baik dari yang sekarang. Gua bukan anak yang selalu update mengenai politik dan semacamnya dan gua juga ga ber-hak protes untuk segala hal yang dihimbau oleh para pemimpin. Tapi menurut opini gua (opini ya!) warga Indonesia kebanyakan negatif. Kebanyakan yak jadi masih ada yang positif namun tidak menonjol (like i said before, gua sendiri ga terlalu update banget sama hal ginian jadi minta maaf dulu kalau ada yang salah).

Kalau mau menyalahkan, gua pribadi pun gak tau mau nyalahin siapa. Lingkungan? Orang tua gagal mendidik dan anak salah arah? Itu semua kalau ingin dirubah sangat sangat sulit. Ibarat sebuah pohon jika ingin sehat nan kokoh haruslah memiliki akar yang kuat. Jadi gua ibaratkan yak, kalau negara yang gua cintai ini adalah pohon maka.... Akarnya LEMAH!

Akar disini gua sendiri tujukan pada generasi muda. Pandangan gua kepada generasi yang lebih muda itu amat buruk (ini jujur ya). Masih SD udah ngerokok, peluk-pelukan beda gender, mainnya uda main M*bile Lejen terus afk tar kalah salahin orang (jadi OOT :v), penguasaan bahasa carut juga tinggi banget sampai gue sendiri gak ngerti maksudnya ini anak teh apaan toh!?

Gua gak bisa jabarin lagi soalnya banyak banget! Seriously ini yang salah siapa sih? Kalau menurut gua sih orang tua yang terlalu ignorant. Aku sebenarnya gak boleh judge gini sih ya :(

Tapi menurut gua anak-anak bisa begitu karena kesalahan didikan dari orang tuanya. Anak kecil tidak seharusnya diberi ponsel cerdas diusia dini. Seharusnya dibiarkan berkembang menggunakan cara tradi misalnya sepedaan, kejar lari duduk, petak umpet, keong, yeye, wah banyak deh yang seru! Pokoknya kalau masa kecilnya diisi hal-hal yang aktif seperti itu baru mereka akan merasakan dunia asli. Mengertikah? Kalau ponsel cerdas dia udah pandai download game, dengarin lagu gajelas, nonton film aneh apa itu tak merusak!?

Ingat! Anak-anak itu mudah penasaran, jadi jangan salahkan mereka kalau-kalau mereka jadi jahat! Itu karena kelalaian orang tua yang berpikir ingin anaknya 'up-to-date', ingin mempermudah mendidik mereka soalnya malas banget mengurus mereka yang kalau sepedaan jatuh! Justru hal yang mereka lakukan itu buahnya akan dipetik dihari nanti.

Aku sendiri sangat kangen loh sama masa kecil dimana aku jatuh kalau berlarian (gue bukan maso). Rasa sakit itu sangat nyata! Membuktikan bahwa benar-benar worth-it lah gak cuma duduk diam pencit-pencit layar sentuh. Selain membuat anak kita 'salah arah' kondisi kesehatan juga gak baik! Yang namanya anak-anak itu yang aktif! Lari-lari, teriak-teriak, guling-guling. Yah gitudeh! Intinya gua gak suka sama orang tua yang ignorant terus nantinya gak merasa bahwa didikannya yang salah malah menyalahkan sang anak.

Boleh kok diberi ponsel cerdas, cuma dibatasi plus diawasi. Okei gue gak ngasih tips-tips untuk mendidik anak ya (wong ane sendiri belum punya anak moso bisa ngasi gituan yekan), gue hanya berkata-kata sebatas opini gua.

Dulu ketika gua SMK di pelajaran sejarah ada perkataan yang sempat bikin gua triggered. Kata guru gua "Kalau aku jadi pemimpin negeri ini maka semua generasi muda bakal aku binasakan dan menanti generasi yang akan datang dimana aku akan mendidiknya dengan benar!". Gua terkaget-kaget sama ucapannya pasalnya masih gak ngeh tapi akhirnya sekarang gua ngerti mengapa (gua harap kalian juga ngerti yah).

Meski caranya salah dengan membinasakan generasi muda tapi intinya cukup jelas bahwa generasi muda kita udah hancur. Jika generasi yang sudah rusak ini dimusnahkan maka akan tercipta generasi baru yang akan didik dengan cara yang benar, itu adalah pemikiran guru sejarah gua. Gua mau sedikit jujur-jujuran ya, gua sendiri dulunya bukan orang yang cinta negara hanya baru saja 3-4 bulan terakhir gua merasa amazed dan tiba-tiba saja cinta sama Indonesia. Negeri ini gua yakin banget bisa menjadi lebih baik dari sekarang; Tiba-tiba saja gua memiliki suatu pemikiran yang mungkin aja bisa membuat kalian sadar yah.

Coba kalian pikirkan, imajinasikan, gambarkan, fantasikan Indonesia sebelum merdeka. Kalian bayangkan kalian yang sekarang berada pada masa tersebut. Takut? Memiliki harapan tinggi agar bisa bebas? Merasa hari esok sangat ingin sekali adanya perubahan baik? Kalau gua pribadi sih banget.
Cukup dramatis dan sangat sering didengar kata-kata ini dipelajaran PKN ataupun Sejarah bahwa para pahlawan sangat berjasa sekali untuk negeri ini hingga kita mencapai kemerdekaan.

Sekarang coba kalian bayangkan lagi bahwa hari esok adalah hari pertama negara kalian merdeka. Senang? Haru? Bersyukur? Gue sih banget ya. Itu masa lalu mungkin pada heboh, senaaang banget, anak-anak mungkin udah mulai tampak senyum bahagia, begitu pula juga orang tua dan lainnya.

Sekarang gua ingin tanya. Selama tujuh puluh dua tahun ini apa kalian masih bersyukur? I guess pasti banyak dari kalian yang mikirnya 'biasa aja'. But think about it again, mungkin kalian yang saat ini merasa 'biasa' masih belum waktunya kalian 'dewasa'. Gua sendiri gak dewasa loh ya, gua masih kadang-kadang kekanak-kanakan banget cuma yah gua ingin menjadi lebih baik lagi dari sekarang. So bagi yang mau menjadi lebih baik yuk bareng-bareng! Untuk kita, untuk semua, untuk Indonesia. Merdeka! :)

(sedikit foto nih jalanan di kota gua Tanjunpinang, benderanya banyak banget! keren deh!).




Gua rasa post kali ini sampai sini aja ya wuahahaha, actually topik kali ini bener-bener ga terbayang sama gua, semuanya mengalir begitu saja pas gua ngetik dan gua rasa quite good. Semoga kalian enjoy, and thank you banget buat kalian yang udah baca sampai sini, selamat datang juga bagi yang baru pertama kali baca sori yah kalau membosankan guahahaha. Jadiii... Jangan lupa react, comment and share post ini (maksa) thanks, see you guys on the next post!

CIAO~

6 comments:

  1. Setuju, banyak yang merasa kemerdekaan itu "biasa", padahal itu membutuhkan begitu banyaknya pengorbanan pahlawan pahlawan, bahkan Ada kelompok yang "main" dengan "kebersamaan" demi kekuasaan

    ReplyDelete
    Replies
    1. Benar, pada pakai 'topeng'. Intinya zaman sekarang yang begituan udah berjamur :|

      Delete
  2. Memberi ponsel pintar untuk anak² ada manfaatnya, hanya saja sisi negatif lebih banyak di bandingkan sisi positif.
    Kalau perasaan saat Indonesia merdeka sih biasa saja. Koruptor, rasis masih meraja rela :/

    ReplyDelete
    Replies
    1. Yeah diatas udah disebutkan juga, kalau menurut aku meski sejak dulu udah ada koruptor tapi kalau mau dibandingkan dengan sekarang dulu yang cinta tanah air lebih banyak dibanding dengan sekarang hehehe

      Delete