Liburan lebaran lalu aku dan teman-teman staycation bareng di Bintan Beach Resort (BBR), ada aku,
Kaka, Yulinda dan Erlin. Sebelumnya akan aku jelaskan apa itu staycation, adalah liburan singkat yang
dilakukan tidak jauh dari tempat tinggal, tetap di kota yang sama dan tentunya irit!
Nah, kami mengambil satu kamar untuk semalam disana,
harganya relatif murah, hanya Rp 220.000. Kamarnya luas dan untungnya kami
semua bisa muat pada 2 single bed.
BBR memiliki fasilitas yang nyaman, khususnya bagian favorit ku adalah balkon
kami yang menghadap ke… Pemandangan atap tetangga. Selain itu pelayanannya juga
bagus, aku sempat meminta air panas 2x berturut-turut dalam jangka waktu tidak
lebih dari 1 jam dan mereka tetap mengantar sambil tersenyum lebar. Air panas
untuk apa? Makan pop mie dong.
Jumat, 15/06/2018
–
Pagi itu hujan mengguyur kota Tanjungpinang,
rintik-rintik hujan menyerang tanpa ampun membuat udara sekitar dingin. Aku
yang sudah semangat 45 sejak malam sebelumnya langsung meratap di pinggiran
kamar. Seharusnya hari ini jam 11 aku dan teman-teman sudah berangkat bersilaturami
di rumah pacar Yulinda, Bambang. Tak taunya cuaca kurang mendukung, alhasil
kami mengulur-ulur hingga jam 12 mama masuk ke kamarku,
“Hui (nama Chinese
ku), mau diantar?”
“Boleh ma?”
“Boleh, lagian gak ada kerjaan juga kan. Kaka mau
dijemput juga?”
“Wah kayaknya sih mau, sebentar tanya dulu”
Berkat tawaran emas tersebut kami jadinya tidak galau
masing-masing! Aku dan papa segera menjemput Erlin kemudian Kaka, setelah itu
barulah kami galau bersama di rumah Yulinda. Kami disambut cukup meriah di
sana, bak presiden Yulinda sigap memayungi aku masuk ke rumahnya yang cukup
ramai.? Ada David, Eddin, Gerry, Suyono, dan Kelvin sedang duduk-duduk di ruang
tamu mendengar ritme rintik hujan.
Hujan di lebaran pertama ini hampir setengah hari kami
habiskan duduk dan bercakap-cakap di dapur Yul, iya kami anak-anak cewek
ngerumpinya di dapur sedangkan yang cowok di ruang tamu lantaran kami terlalu
ramai. Jam menunjukkan pukul 1 siang, cacing-cacing perutku sudah mulai
memberontak. Sekilas teringat bekal bergadang yang ku beli untuk malam nanti,
sempat tergiur tapi tertahankan karena kami membuat keputusan bulat.
Menerobos hujan. Tepatnya gerimis lebat (apasih?)
Mengenakan jaket terkancing sampai leher dan helm,
kami siap berangkat. Aku diboncengi oleh Eddin, Kaka dengan David, Yul dengan
Gerry, Erlin dengan Suyono dan Kelvin sendirian. Rupa-rupanya gerimis ini ramai dilihat mata saja,
jaket tebalku berhasil melindungiku hingga tujuan dan tidak terlalu basah.
Rumah Bambang cukup jauh, mana masuk ke area gang-gang kecil dan jalanannya
cukup mengerikan, beberapa diantara kami sempat stuck di tempat karena menginjak gas terlalu kuat, maklum dengan
ditambahnya hujan, tanah menjadi lembek. Untungnya Eddin mahir dan kami kedua
sampai terlebih dahulu setelah Gerry dan Yul.
Ini pertama kalinya aku ke rumah Bambang, dia
memelihara banyak anjing. Sementara teman-teman lain sedang menerobos hujan dan
berusaha meloloskan diri dari tanah, Bambang terlindung dari segala macam hal
tersebut dan santai bermain game.
Asyiknya jadi tuan rumah. Masing-masing dari kami langsung menuju WC untuk
mencuci kaki, kemudian duduk diruang tamu menikmati kue lebaran dan
kacang-kacangan. Tidak lama setelah itu Kenrick, teman ku yang lain juga ikut
meramaikan.
Sebenarnya rencana awal kami setelah dari rumah
Bambang adalah jalan-jalan ke mall
nonton film tapi tidak jadi karena
tampaknya lebih seru ngobrol bareng di kamar. Tidak lama kemudian kami pamitan
pulang, aku dan Kaka diantar sampai kerumah tantenya untuk mengambil motor
sedangkan Yul dan Erlin pulang ke rumah masing-masing. Kami akan berkumpul
kembali di rumah Yul barulah barengan ke BBR.
Jam 3 lewat kami sampai di rumah Yul, masih dalam
keadaan ramai soalnya para lelaki akan nobar sekalian nungguin Erlin yang masih
belum kunjung tiba. Tidak terlalu lama kemudian Erlin muncul dan tanpa basa
basi kami lanjut menuju BBR. Aku dan kaka lekas menuju tangga menunggu, Yul dan
Erlin mengurus berkas check-in. Jam 4
kami sudah sampai di kamar kami, sibuk mengeluarkan belanjaan dan
memporak-porandakan kamar. Begitu Kaka selesai mandi, berlanjut giliran ke aku.
Setelah itu kami berdua makan pop mie di ujung-ujung kamar sambil bercakap dan
kadang-kadang melirik televisi.
Maaf tidak ada foto yang decent
Pukul 8 malam kami baru mulai kelaparan, mengganti
baju santai dengan terpaksa (sebelumnya kami pengennya pakai piyama) kami
keluar cari makan. Pilihan kami adalah, KFC. Ternyata tidak hari biasa tidak
hari besar, antrian KFC tetap panjang! Dan kami juga sempat bertemu orang-orang
yang kami kenal, satu kata langsung menamparku kuat. Untung aku gak pakai
piyama. Setelah sepakat dengan orderan kami, yakni 1 box ayam yang berisi 9pcs, cream soup, burger, mocha float aku
dan Kaka bergegas naik ke lantai 2 untuk mengambil tempat. Toh ramai, takutnya
nanti tidak kebagian tempat duduk. Dan sekali lagi kami berpapasan dengan
orang-orang yang kami kenal. Antrian panjang tersebut berhasil dilalui oleh Yul
dan Erlin kemudian kami berempat makan bersama tidak dalam keheningan melainkan
curcol. Ternyata lambungku tidak besar dan hanya dapat menghabiskan 2 potong
ayam (dada dan paha), padahal kukira setidaknya bisa mengkonsumsi 3. Tapi yah,
untungnya teman-teman lain bisa menghabiskannya.
Pukul 21.30 kami menuju market terdekat membeli supply tambahan seperti air putih, susu
dsb kemudian kembali ke hotel. Kami bersih-bersih kemudian merapat di tempat
tidur mengelilingi snack-snack.
Saatnya sesi ngobrol syantiq. Well,
aku tidak bisa membeberkan rahasia negara apa yang kami bahas, pastinya aku
sempat minum 1 butir Panadol karena jarang banget bergadang (aku gak di endorse Panadol yak).
Di tengah pembahasan serius ada kejadian super lucu, cincinku terjebak di tangan
Erlin. Sejak menit pertama Erlin berkata, “Cincinnya gak bisa keluar!” Tidak
ada yang begitu memperhatikannya, malah asik mendengar cerita Yul. Tapi
semuanya berubah ketika Erlin berlari ke WC mencuci tangan, berusaha
mengeluarkan cincin ku dari jari manisnya. Karena diselubungi rasa penasaran,
kami bertiga menyusul. Keadaan di depan wastafel sungguh mencekam dan
menegangkan, jari Erlin menghitam, tampaknya darah tersumbat! (darimana?) Saat kami
berusaha mengeluarkan cincin Erlin berteriak kesakitan dan tidak mungkin kami
bertindak sadis bukan? Misalnya memotong
jari (canda). Tapi karena saran Kaka, semuanya jadi lebih terorganisi, supaya
kami langsung narik sekali sakit, maka tanpa ampun aku menariknya keluar dan
berhasil! Phew, ternyata tidak
mudah-mudah banget loh. Setelah itu kami kembali bercakap-cakap dan Erlin
sempat mengulurkan tangannya, kini jari tersebut memanas! Tapi sepertinya sih
karena aliran darahnya jalan makanya bisa panas (entah logika dari mana juga
ini).
Jam 1 subuh kami sudah mulai lelah, sudah tidak ada lagi
pembicaraan yang terlontar maka kami beranjak ke kegiatan selanjutnya: Foto.
Iyaa, subuh-subuh foto dan selesainya sekitar jam 2. Yul mengambil posisi di
pojok kanan, Erlin dan aku di tengah, pojok kiri Kaka. Tidak terlalu sulit
untuk tidur karena memang kami sudah capek sekali.
Sabtu, 16/06/2018
–
Dering alarm tidak mengejutkan tubuh-tubuh kelelahan
yang sedang terlelap, terbukti tidak ada satupun diantara kami yang beranjak
bangun. Untungnya diantara kami ada Yul, dialah yang mematikan alarm kemudian
membuka gorden, alhasil kami bertiga langsung mengeluh silau. Tidak lama
kemudian aku menyusul bangun, sibuk menuju kamar mandi untuk gosok gigi dan
mandi. Setelah itu Kaka juga bangun dan terakhir sisa Erlin… Yang masih tidak
sadarkan diri.
Kami bertiga kompak memanggilnya bangun namun ia tidak
bergeming sedikitpun, hanya mengangkat tangannya lemah tanda ‘sebentar lagi’.
Terpaksa Yul membasahi tangannya dan mencipratkannya pada muka Erlin, untungnya
cara itu efektif. Kalau tidak kami buntu ide.
Jam menunjukkan pukul 8 pagi, aku dan Kaka memakan pop
mie sedang Yul dan Erlin sedang foto-foto, tidak ada kegiatan lain selain
berfoto ria. Kami sempat berjalan-jalan sekitar kolam renang dan Bambang serta
kawan-kawan lainnya sedang berenang. Jam 10 Yul dan Erlin breakfast sedang aku
dan Kaka foto-foto di sekitaran hingga jam 11 lewat kami sudah berkumpul
kembali di kamar. Waktunya check out.
Kami masih belum mau beranjak dari kamar jika lampu
kamar kami tidak di padamkan, jam 12 siang pas, lampu kami ditutup. Barulah kami
sibuk mengecek barang bawaan dan turun bersama. Aku dan Kaka ke area parkiran
terlebih dahulu, Yul dan Erlin mengurus berkas check-out. Kukira staycation
kami akan berakhir begitu saja, ternyata ada lagi kejadian seru. Tas ransel
kaka ketinggalan di kamar.
Berlarian kami menuju receptionist kemudian di infokan bahwa tas tersebut akan dibawa
turun nantinya. Maka sambil menunggu kami ngobrol santai dan membagi
makanan-makanan yang tersisa serta menghitung total biaya per orang. Setelah
itu Erlin pamit duluan, ia masih memiliki acara keluarga sedang Yul dan Kaka
menungguku untuk di jemput. Hampir 20 menit kami menunggu papa dan mama ku
tiba, kami pulang dan aku langsung tepar 3 jam, tidur siang.
Staycation ini cukup menyenangkan, pastinya aku akan
melakukannya sesering mungkin di lain waktu! Benar-benar bikin ketagihan. Nah, itulah ceritaku saat melewatkan lebaran. Kalau kalian? :)
Thank you so much sudah luangin waktu untuk membaca konten ini, jangan lupa react, comment dan share! Komentar kalian selalu berarti buatku! See you guys on the next post, CIAO~
(P.S: Update setiap malam minggu, untuk info postingan bisa di cek di story ig ku @fergiana.s)
Menyendiri di rumah aja :)
ReplyDeletestaycation yang sangat menyenangkan :))
ReplyDeleteAzek zekale
ReplyDeleteintereting bgett bkin tgih baca aja sayy
ReplyDelete