Follow Me @fergiana.s

Saturday, January 20, 2018

Sepucuk Memori Manis

January 20, 2018 6 Comments
Siapa sih yang tidak kangen dengan masa-masa kecil? Yah kalau aku termasuk salah satu yang kangen sih (malah ingin kembali kalau bisa hehe). Masa kecilku lumayan menyenangkan, soalnya tidak ada masalah dan aku tidak perlu pusing memikirkan ini itu. Dulu waktu aku masih bayi mama bilang aku anteng banget jaga nya, jarang sakit dan gak bandel deh pokoknya.

Sewaktu aku kecil mama sering banget larang aku keluar rumah, soalnya aku sering banget jatuh dan alhasil akan main Tarik ulur tangan dengan mama, nolak dikasih alkohol sama betadine. Perih loh. Kalau aku tidak salah saat itu aku masih umur 5 tahun. Aku tidak sekolah TK, tapi aku mengikuti kursus. Di moment itulah terjadi sesuatu yang membuat mama aku sedih banget.

Catatan lesku selalu amburadul dan isinya tidak sesuai dengan tulisan di papan tulis. Ya, aku mengidap rabun jauh dan silinder di usia 5 tahun. Begitu hasil pengecekan keluar mama sedih + galau berat. Rabun ku saat itu min 2 dan silinder 4 untuk kedua belah mata. Yah orangtua mana yang tidak sedih ketika mendengar anaknya sendiri begitu parah minus nya?

Aku masih ingat wujud kacamata pertamaku, warnanya biru langit dan disampingnya ada gambar mobil. Bentuknya oval, full frame tipis dan aku mengenakan tali berwarna hitam. Untuk pertama kalinya aku merasa bahwa dunia aku ini jernih (bener loh, soalnya aku tidak pernah tau apa itu pemandangan jernih tanpa kacamata). Untuk orang lain mungkin ini hal yang sepele, tapi bagiku, kacamata adalah senter duniaku.

Semenjak mengenakan kacamata aku sudah tidak pernah salah lagi mencatat tulisan di papan, dan juga jarang sekali jatuh. Tapi mama tetap saja melarangku keluar rumah, entahlah kenapa alasannya sehingga aku lebih sering melihat anak-anak tetangga bermain lewat jendela. Diantara aku dengan koko aku yang bandel bisa jadi adalah aku. Dulu kami suka banget dengan bulu tangkis, tapi kami main hanya di pekarangan rumah dan jarang banget di luar (bayangkan!!). Karena hal tersebut, kami memilih untuk bermain ketika mama sedang tidak ada di rumah. Tapi itu tidak berlangsung lama, raket kami disita.

Nah inilah bagian yang menarik.
Aku tau dimana mama menyembunyikan raket-raket kami. Di kolong tempat tidur (kolong tempat tidur mama dan papa tidak terbuka, menyisakan lubang sekitar 6 cm). Koko ku cuek bebek tidak ambil pusing karena dia masih bisa nonton tv. Tapi aku tidak! Maka aku menyelinap ke kamar mama.
Begitu sampai di depan kamar mama aku menggeram kesal. Pintunya terkunci. Tapi itu bukan masalah besar, karena aku sudah tau ini akan terjadi. Kamar aku dan mama saling terhubung. Mama selalu mengunci pintu penghubung kamar kami dan membiarkan kamarnya tidak dapat dimasuki sedangkan kamar aku terbuka lebar. Kunci yang selalu mama bawa adalah kunci kamar penghubung, bukan kamar miliknya. Nah! Kunci kamar mama selalu terpasang di gagang pintu bagian dalam. Maka ini ide brilianku.

Aku mengambil koran di gudang kemudian kunci pintu teras rumah. Kuselipkan koran ke bawah sela-sela pintu kamar mama menyisakan sedikit saja di luar tempat aku berdiri. Ku masukkan kunci ke gagang luar pintu, tidak mudah karena memang bukan sizenya ditambah lagi di gagang satunya ada kunci lain yang terpasang. Itulah kabar baiknya.

Aku terus mendorong kunci pintu teras sampai pintu di seberang sana jatuh dan itu hanya membutuhkan waktu sekitar 2 menit! Kunci kamar mama sudah mendarat sempurna diatas koran yang aku selipkan tadi, ini bagian yang tidak kuduga sebelumnya. Kunci pintu kamar mama tidak langsing dan tipis seperti kunci-kunci sekarang, sedangkan sela lubang pintu mama tidak begitu besar.

Aku menarik koran sampai habis dan kuncinya tidak ikut terbawa, aku kecewa. Untungnya jari umur lima tahunku masih kecil, kucongkellah itu kunci dengan amat sabar (degil nya minta ampun). Cukup lama aku bergulat dengan sela pintu itu demi mengeluarkan paksa ‘harta’ ku.

Alhasil aku berhasil mendapatkan kunci itu, seperti ada backsound menang dan confetti dimana-mana aku berpose riang dan segera membuka pintu penghalang aku dan raket ku.


At the end of the day, aku dan koko bisa menikmati olahraga di sore itu.

Sampai disini dulu memori manis ku! Itu merupakan salah satu pengalaman aku sewaktu kecil, bagaimana dengan kalian? Silah di ceritakan ya di kolom komentar!
Thank you so much sudah luangin waktu untuk membaca konten ini, jangan lupa react, comment dan share! See you guys on the next post, CIAO~

(P.S: Update setiap malam minggu, untuk info postingan bisa di cek di story ig ku @fergiana.s)

Saturday, January 13, 2018

Titik-titik Warna

January 13, 2018 1 Comments
Hujan mengguyur kota Tanjungpinang selama tiga-empat hari ini, udara dingin menembus tulang-tulang para pekerja setiap bulan penghujan. Apalagi mereka harus bangun pagi untuk membanting tulang mencari sesuap nasi. Demikian diantara mereka ada yang terjangkit penyakit flu dengan presentase besar menuju tahap demam. Aku termasuk diantara salah satunya, bahkan aku sampai mimisan malam jumat yang lalu.

Kurasa awan-awan sedang tak kuasa menahan tangisannya, entah apa kepedihan apa yang mereka alami aku ingin menjadi tempat bersandar mereka. Sungguh! Dingin ini memperburuk daya tahan tubuhku.

Jadi kawan, aku tau itu cara pembuka yang aneh dan tidak asyik (berupa curhatan untuk semingguan ini). Kali ini pembahasannya adalah titik putih dan titik hitam. Kawan-kawan sekalian tau apa itu printer bukan? Siapalah tidak tahu, nah ini adalah pengalamanku bersama printer. Jadi printer sudah masuk di duniaku sejak aku masih SD. Pertama kali melihat nya mata ku berbinar-binar.

“Kok bisa?” Pikirku.

Maksudku, lihatlah! Apa yang kita ketik, gambar apapun yang kita cari bahkan wajah kita sendiri pun bisa dicetaknya dengan akurat. Ternyata gambar-gambar maupun tulisan beserta apapun yang dicetaknya itu adalah kumpulan titik-titik warna yang kecil. Dulu aku suka sekali print wajah-wajah idolaku kemudian menempelnya di dinding, aku suka gambar-gambar keren itu (yaiyalah namanya idola ku) tapi aku lebih suka memperhatikan cara kerja printer yang tidak kupahami. Unik.

Lambat laun zaman berubah, semakin banyak teknologi canggih lainnya beredar sehingga aku tidak lagi terpukau seperti dulu karena sudah menjadi biasa. Tetapi ada hal yang dari dulu aku perhatikan dan tidak pernah bosan plus hampir mirip dengan printer. Itu adalah manusia.

Maka kali ini aku akan membahas mengenai titik hitam dan titik putih. Nah, aku ibaratkan seperti ini, titik putih ialah perbuatan sedangkan titik hitam adalah perbuatan buruk.

Seringkali aku alami sendiri dan juga perhatikan kalau manusia itu sama ego nya dan sama juga cara penilaian terhadap orang lain. Simple nya manusia tidak pernah merasa kalau orang lain sedang berbuat baik padanya, tetapi sekali berbuat jahat maka habis sudah tak terkirakan berapa banyak kata tidak senang yang akan ditujukan pada orang tersebut.

Padahal jika kita benar-benar perhatikan titik putih bisa jadi lebih banyak dibanding dengan titik hitam seseorang. Tidak usah titik putih yang besar, toh lama-lama jika kita memupuk kebaikan kan akan jadi bukit juga kan? Aku hanya ingin memberi saran kepada kalian agar sedikit peka terhadap titik putih dan jangan terlalu mempermasalahkan titik hitam.

Jadi apa yang harus kita perbuat supaya lebih peka dengan titik putih? Kita cukup memberi respon kecil terhadap oranglain yang membantu kita. Oke ini sedikit pengalaman, aku bukan jenis orang yang pendendam tapi setidaknya ada hal-hal yang harus kuluruskan dalam pergaulan lingkunganku. Kata ‘terima kasih’ sangat jarang aku dengar, oke memang bukan masalah yang besar tapi begitu sulitkah? Aku tidak membutuhkan kata terima kasih dengan cara lebay, cukup bilang ‘ty’ atau sejenisnya sudah membuat hatiku sedikit senang.

Tentu saja jika aku menyinggung kata terima kasih ini karena sebelumnya aku sudah membantu orang itu, tidak, aku tidak meminta imbalan. Tapi ini semacam etika, maaf kata jika tersinggung sebab aku merasa orang-orang itu tidak sopan. Itu hanya sedikit contoh yang kecil, disisi ini aku yang sudah menunjukkan titik putih dengan membantu tetapi tidak ada respon dari orang lain terkadang membuat separuh diriku menjadi abu-abu (sedikit kesal woi). Ada sih, kata ‘oh’ atau muka senyum yang sering kudapat sebenarnya.

Ketika titik putih terjadi pada kita pastinya kita akan menyepelekan hal tersebut, kita tidak pernah benar-benar merasa ‘orang ini sudah berbuat baik’ ataupun berterima kasih atas perbuatan baik orang lain pada kita. Toh itu karena rata-rata manusia tidak pernah bersyukur, adanya mengeluh saja.

Sekarang aku akan membahas mengenai titik hitam. Manusia tentunya memiliki banyak emosi, senang, marah, sedih dan banyak lagi lainnya. Ibarat sebuah kertas putih bersih kemudian tiba-tiba ada titik hitam kecil diatasnya, oh ayolah aku tau kalian pasti langsung memperhatikan titik hitam itu.
Ingat satu hal ini kawan, sebanyak apapun perbuatan baik yang kamu lakukan dan satu kali saja kamu berbuat jahat maka image baik mu sudah hanyut ditelan titik hitam kecil itu. Kicauan bermuka dua, sok baik, munafik dan lain-lain tak jarang digosipkan. Tidak adil? Memang seperti itu kadarnya.

Isu-isu ini sedang marak terjadi dan untungnya aku sadar sesadar-sadarnya. Di balik titik hitam dan titik putih ini aku belajar banyak, aku belajar untuk bersabar dan memaafkan. Sulit memang tapi tidak ada salahnya untuk belajar kan?

Akhir kata aku mengucapkan kepada kalian sekali lagi supaya tidak usah terlalu fokus dengan titik hitam, belajarlah bersabar dan memaafkan. Terpenting dari semua ini peka lah terhadap sesama, fokuskan pada titik-titik putih dan abaikan titik hitam.

Dan thank you so much sudah luangin waktu untuk membaca konten ini, jangan lupa react, comment dan share! See you guys on the next post, CIAO~

(P.S: Update setiap malam minggu, untuk info postingan bisa di cek di story ig ku @fergiana.s)

Saturday, January 6, 2018

Upcoming Responsibilities

January 06, 2018 1 Comments


Awal tahun baru ku diawali dengan duduk melamun tepat pada waktu 12 tengah malam. Ngapain aku tengah malam melamun? Ah begini, aku melewatinya bersama teman-teman dalam acara bakar-bakar, tepat pada jam 12 aku sudah capek dan ngantuk sekali, otomatis aku duduk dan pikiranku melayang kemana-mana (ke kasur rumah lebih tepatnya). Tetapi itu merupakan awalan yang bagus karena aku menikmatinya, hujan gerimis dan kami bermain kembang api serta makan ayam bakar plus sosis bakar! Apa yang bisa menandingi makanan maksudku.

Di tahun 2018 aku memiliki tantangan baru yang harus kujalani sepanjangnya, list utama aku adalah aku ingin punya anak (aku ingin melahirkan buku maksudku). Terdengar agak gila karena bila melihat jadwalku hampir mustahil aku dapat menyanggupinya. Ah, kegiatanku adalah bangun jam 06.30 kemudian mandi, dilanjut sarapan kemudian tepat jam, 08.30 aku pergi bekerja dan pulang jam 05.00 sore. Setelah itu aku harus bergegas mandi dan makan malam kemudian melanjutkan kuliah sampai jam 09.35 (jadwalku semester ini pulang lebih cepat, dulunya jam 10.15 malah, belum lagi jika nanti masuk semester 6, bisa-bisa aku pulang jam 10.15 lagi). Jadi intinya... DIMANA WAKTU NULISKU??

Jujur saja aku juga tidak tahu kenapa aku bisa menulis diwaktu sepadat itu. Hari minggu? Tidak, biasanya hari minggu aku menghabiskan waktu bersama keluarga, lagipula jadwal post blog juga hari sabtu. Aku menulis biasanya di pagi hari sekitar 15-20 menit sebelum berangkat kerja. Selain itu terkadang (meski jarang sekali) aku menulis di waktu istirahat makan siang sekitar 30 menit. Untuk waktu lain terkadang sebelum tidur aku juga memanfaatkan 30 menit ku dengan baik, menulis. Untuk hari sabtu yang tidak ada mata kuliah biasanya aku ngebut tugas dan revisi post blog (terkadang saat malas aku main game sih).

Akhir-akhir ini (semenjak akhir tahun kemarin) karena kelelahan aku sempat kesal dengan semuanya, mau keadaan mau apapun lah itu. Di kampus misalnya, bila ada tugas kelompok rata-rata aku yang mengerjakannya, AKU CAPEK duhai kawan, aku juga manusia dan lagipula itu kan tugas kelompok juga. Sesekali mohon pahamilah keadaan, jangan terlalu manja dengan mengandalkan seorang. Yah salahku juga sebenarnya selalu mengerjakan sendiri, yang ada lainnya menjadi spoiled kan. Tapi ini harus segera ditindak lanjuti bila tidak bisa-bisa aku meledak karena overload.

Aku tidak tahu sampai kapan aktivitas ini berhenti, tetapi untuk semingguan ini berjalan lumayan lancar. Sejauh ini aman tetapi aku tidak tahu untuk minggu depan, maksudku senin besok aku sudah UTS. Astaga benar-benar mengerikan, belum juga belajar apa-apa tau-tau sudah mau UTS aja, rasanya seperti sudah diambang kemudian dijatuhkan ke dasar.

Ah ini yang terakhir, aku sempat memikirkan pertanyaan konyol. Berikut pertanyaannya (ini boleh kalian jawab di kolom komentar).

Andai kata dunia ini uang tidak penting, dan makanan hanyalah untuk kepuasan indera pengecap semata, kita selalu kenyang, damai dan tercukupi. Apa yang akan kalian lakukan dalam keadaan tersebut?

Ah... Memikirkan masa itu mungkin dulu pernah terjadi sebelum uang tercipta. Aku tidak pernah menomor satukan uang, meski begitu bukan berarti uang penting bukan berarti juga tidak penting. Kita membutuhkan objek yang ditukar dengan uang bukan kertas itu, kita lebih fokus dengan barang apa yang kita dapat dari proses pembelian. Aku lebih suka masa barter, barang dengan barang ketimbang uang dengan barang. Untuk apa sebongkah kertas itu? Dibakar kah jika kedinginan? Siapa pula lah yang menciptakannya, sungguh tidak berfaedah (menurutku).

Tetapi aku tidak bisa mengatakan apa-apa. Dunia sekarang orang kalangan atas semakin tamak dan rakus, orang yang kalangan bawah terinjak-injak. Let’s be realistic, sekarang saja orang yang punya skill dengan orang yang punya uang kalah dengan yang berduit (benar begitu? Yep).

Aku tidak suka itu, uang hanyalah sebuah objek yang lebih banyak membuat manusia kearah negatif. Kekuasaan, ketamakan, ego dan banyak lagi. Benda tersebut bisa menghancurkan jati diri kita, membutakan padangan kita.

Jadi aku tanya sekali lagi pertanyaan diatas, jika dipikir lagi. Memang uang tidak pernah penting bukan?

Akhir kata, aku ucapkan selamat tahun baru untuk kalian semua, semoga sehat selalu dan apapun yang kalian kerjakan sukses! Tuhan memberkati kalian selalu :)
Anyway, Apa saja yang kalian lakukan di awal 2018? Apa pula yang menjadi tantangan dibalik kesibukan kalian? Ingat ya, masa muda jangan bermalas-malasan. Waktu tidak pernah menunggu orang.

Thank you so much sudah luangin waktu baca konten kali ini, jangan lupa react, comment, dan share! See you guys on the next post, CIAO~

(P.S: Update setiap malam minggu, untuk info postingan bisa di cek di story ig ku @fergiana.s)