Kalian tau mainan tikam-tikam mainan anak-anak? Ituloh
yang ada hadiahnya, cara dapatnya tinggal beli kertas undian, terus tarik
nomor. Nah dulu aku sempat penasaran dan beli sekali. Ceritanya saat itu aku
masih SD, kelas 5 (ingat persis!). Aku membelinya di warung sebelah tempat les
inggrisku. Waktu itu warung sepi, mama juga belum menjemput aku, maka untuk menghilangkan kebosanan aku membeli tikam seharga seribu untuk dua kali undi.
Saat disodorkan toples isi undian, rasa-rasanya aku seperti bisa melihat
tumpukan angka, aku tidak tau itu imajinasi atau beneran, aku yakin kertas itu
semua berwarna putih, tertutup rapat tanpa celah. Tapi aku bisa melihat
angka-angka tersebut! Yah siapa sih yang gak ngincar hadiah utama? Aku melihat
angka satu kemudian mengambilnya. Kertas itu aku buka dan ternyata memang
benar, aku mendapat hadiah utama, sebuah kotak pensil besi bergambar monokurobo
berwarna jingga kombinasi putih (iya, aku ingat jelas, soalnya pertama kali
main dapat hadiah utama). Percaya atau tidak, aku bisa melihat tembus pandang!
Tentu saja aku sangat semangat menceritakan insiden tersebut ke mama dan koko
aku, mereka tentu tidak percaya.
Kekuatan ini hanya bekerja 3 kali, tapi untuk kali ke
3 kekuatannya bukan lagi tembus pandang, yah bisa dibilang seperti kebetulan
yang mustahil? Untuk persingkat aku ceritakan saja. Kalian tau pena yang warna
warni? 1 pena memiliki banyak isi tinta dan body
nya besar, biasanya hanya dibeli untuk pajangan saja. Nah, saat itu sedang
keluar main, yeah istilah anak SD bukan makan siang, tapi keluar main. Aku dan
temanku bermain ‘tebak-tebakan’, cara mainnya adalah memilih warna dari pena
yang sedang di pilih. Misal jika tangkai kuning yang sedang digunakan aku harus
menebaknya.
Pena itu disembunyikan di bawah laci, dan aku sama
sekali tidak bisa melihatnya. Tapi apa kalian tau? Beberapa kali pena itu disembunyikan
dan warnanya dipilih secara acak, aku berhasil menebak dengan benar semua.
Teman-teman mengira aku mengintip, padahal dari jarak dan posisi yang sama
mereka hanya dapat melihat meja. Tetapi setelah pena itu dipindah,
disembunyikan di balik badan temanku, tebakanku meleset. Aku menarik
kesimpulan, berarti aku cuma bisa melihat tembus melalui barang saja, tidak
untuk manusia.
Setelah kedua kejadian tersebut, tidak ada lagi
kejadian aneh selain kejadian ini. Kali ini bukan tembus pandang, tetapi
melihat masa depan, kali ini berada pada permainan suit, ituloh, gunting, batu,
kertas. Aku memenangkan permainan itu berturut-turut tanpa adanya kekalahan.
Seperti ada suara yang memberitahuku dari dalam kepala mengenai apa yang akan
temanku keluarkan.
Nah, sekarang aku akan menggabungkan kedua cerita
tersebut dan menarik kesimpulan. Hampir satu bulan lebih aku tidak update konten blog aku, I’m sorry! Aku masih hidup kok. Kalau
berdasarkan jadwal hiatus seharusnya aku baru bisa post lewat tanggal 15 bulan Agustus, dikarenakan aku sedang fokus
nulis novel yang di lombakan oleh Penerbit Inari, terus kenapa aku baru muncul
di sini? Mengenai novel… Aku tidak bisa catch-up
jangka waktu yang di tentukan, as you
know guys, aku sudah masuk semester 7 bulan ini. Baru masuk minggu ke dua,
tugas udah numpuk! Mana online shop
aku puji Tuhan lancar, ditambah pekerjaan, untuk mengedit dan promosi, waktu ku
tidak cukup. Ups tenang, novel yang masih aku rajut ini tetap aku lanjutin kok,
rencananya sih mau diunggah secara online,
sayang juga kan kalau di diamin di folder?
Bicara soal pekerjaan, stok-stok barang online shop aku berada di lantai 1,
numpang toko papa ceritanya, papa aku usaha mebel, jadi mumpung banyak lemari,
kabinet, dsb, aku ‘meminjam’ 1 buah lemari khusus untuk stok aku. Nah,
berhubung aku kerjanya di sana, aku sering ngerjain editing di lantai 3, sekalian bisa baring-baring dan kadang lanjut
tidur siang hehe. Tak jarang kalau pelanggan aku datang harus boro-boro lari ke
lantai 1, gak enak kalau dianya nunggu lama kan? Tapi tentu saja capek! Sampai
mengecil betisku dibuatnya gara-gara anak tangga yang banyak (senang), seperti
olahraga rutin. Jum’at malam lalu ada sebuah kejadian, yang kemudian membuat
aku skip olahraga rutin selama 3
hari, ceritanya begini.
Suatu malam hari yang cerah, dimana tidak ada bintang
ataupun awan dan bulan di langit, aku sedang menanti jam kuliah sambil nonton
drama di lantai 3. Papa ku di lantai 1 mengurus dokumen kerja. Sekitar jam 9-an
aku baru turun, toh ternyata dosennya tidak masuk. Lumayan, aku tidak perlu ngampus
kan. Nah, saat aku ingin pulang, setelah beres-beres aku lagi seru
scroll-scroll HP sambil menuruni tangga. Saat persimpangan tangga menuju dasar
lantai 2 kaki ku melangkahi tiga tapak anak tangga sekaligus. Aku dengar saat
itu dari lantai bawah papa aku sedang membuka pintu ruko, alhasil ketika aku
jatuh dan teriak ‘ADUH!’ tidak ada yang menolong (sedih).
Ada jeda sebentar sebelum naik berdiri. Kata orang sih
habis jatuh gak boleh langsung berdiri, bisa-bisa langsung ‘pergi’. Saat itu
aku merasa bagian pinggang aku dan telapak kaki aku sakit. Tapi masih sakit-sakit
biasa, gak sakit-sakit luar biasa. Jadi aku tidak banyak ngomongin hehe. Sampai
di bawah papa masih sibuk mengerjakan dokumennya. Jadi aku duduk terlebih
dahulu menunggu sebentar. Selang lima belas menit kami pulang. Saat perjalanan
rasa sakit itu masih belum kelar, maka sampai di rumah aku langsung mengoleskan
obat. Yah semacam obat semprot gitu deh, namanya zheng Gu Shui. Malam itu aku
bobok nyenyak, mana mimpi seru-seru juga! (bakalan aku ceritain di Petualangan
Absurd!)
Keesokan harinya lutut aku sakit! Untungnya kakiku
tidak patah, masih bisa berjalan. Kalau benar patah aku akhirnya berkesempatan
untuk menggunakan kartu BPJS, belum pernah dipakai sih ya, kan penasaran. Aku
pun memakai Zambuk dan birunya langsung kelihatan. Sedangkan untuk telapak kaki
jika aku pijak salah tempat maka akan terasa sakit. Malamnya ternyata bagian
paha aku juga mulai sakit, maka dengan lihainya ala guru tukang pijat aku
memakaikan zambuk berharap birunya keluar supaya cepat sembuh. Sudah cukup lama
aku mengoleskan dan tidak ada tanda-tanda biru. Saat aku mencoba berjalan, paha
aku menimbulkan sakit yang tidak biasa. Sepertinya ototku terkejut saat aku
jatuh kemarin. Iya, terkejut ototku bukan jantungku.
Keesokannya lagi aku menjadi malas berjalan. Rasa
sakitnya menjadi jika aku mengangkat kaki, alhasil hampir seharian aku mendekam
di lantai 3 dan rela tidak mengemas stok pelanggan, sensasi ketika naik tangga
ditambah 1000 poin rasa sakitnya, jadi lebih baik aku diam-diam saja di tempat
dan jika emergency baru ke bawah. Kenapa
aku tidak ke bawah aja sekalian? Loh terus kalau aku mau malas-malasan gimana
dong? Hm… Puji Tuhan besoknya sembuh total hingga sekarang.
Jadi aku menarik suatu kesimpulan. Aku ternyata bukan
superhero, ibarat darah aku 3 biji hati, sekali jatuh sisa 1/2 hati, berarti
jatuh sekali lagi aku langsung ‘pergi’. Konten kali ini sengaja aku campur aduk
rasa gado=gado, plus hanya bertujuan
untuk menghibur kalian melalui pengalaman aku. Semoga kalian senyam senyum
bacanya. Ini semua bukan fiksi ya! Orisinil pengalaman sendiri. Nah, lastly pertanyaan untuk kalian, apakah aku berhasil membuat kalian tersenyum? :)
Thank you so much sudah luangin waktu untuk membaca konten ini, jangan lupa react, comment dan share! Komentar kalian selalu berarti buatku! See you guys on the next post, CIAO~
(P.S: Update setiap malam minggu, untuk info postingan bisa di cek di story ig ku @fergiana.s)
Itu mau ke casino tes superpower ga :v
ReplyDeleteditunggu novelnya
ReplyDelete