Siapa sih yang tidak kangen dengan
masa-masa kecil? Yah kalau aku termasuk salah satu yang kangen sih (malah ingin
kembali kalau bisa hehe). Masa kecilku lumayan menyenangkan, soalnya tidak ada
masalah dan aku tidak perlu pusing memikirkan ini itu. Dulu waktu aku masih bayi mama bilang aku anteng banget
jaga nya, jarang sakit dan gak bandel deh pokoknya.
Sewaktu aku kecil mama sering
banget larang aku keluar rumah, soalnya aku sering banget jatuh dan alhasil
akan main Tarik ulur tangan dengan mama, nolak dikasih alkohol sama betadine.
Perih loh. Kalau aku tidak salah saat itu aku masih umur 5 tahun. Aku tidak
sekolah TK, tapi aku mengikuti kursus. Di moment itulah terjadi sesuatu yang
membuat mama aku sedih banget.
Catatan lesku selalu amburadul dan
isinya tidak sesuai dengan tulisan di papan tulis. Ya, aku mengidap rabun jauh
dan silinder di usia 5 tahun. Begitu hasil pengecekan keluar mama sedih + galau
berat. Rabun ku saat itu min 2 dan silinder 4 untuk kedua belah mata. Yah
orangtua mana yang tidak sedih ketika mendengar anaknya sendiri begitu parah
minus nya?
Aku masih ingat wujud kacamata
pertamaku, warnanya biru langit dan disampingnya ada gambar mobil. Bentuknya
oval, full frame tipis dan aku mengenakan tali berwarna hitam. Untuk pertama
kalinya aku merasa bahwa dunia aku ini jernih (bener loh, soalnya aku tidak
pernah tau apa itu pemandangan jernih tanpa kacamata). Untuk orang lain mungkin
ini hal yang sepele, tapi bagiku, kacamata adalah senter duniaku.
Semenjak mengenakan kacamata aku
sudah tidak pernah salah lagi mencatat tulisan di papan, dan juga jarang sekali
jatuh. Tapi mama tetap saja melarangku keluar rumah, entahlah kenapa alasannya
sehingga aku lebih sering melihat anak-anak tetangga bermain lewat jendela.
Diantara aku dengan koko aku yang bandel bisa jadi adalah aku. Dulu kami suka
banget dengan bulu tangkis, tapi kami main hanya di pekarangan rumah dan jarang
banget di luar (bayangkan!!). Karena hal tersebut, kami memilih untuk bermain
ketika mama sedang tidak ada di rumah. Tapi itu tidak berlangsung lama, raket
kami disita.
Nah inilah bagian yang menarik.
Aku tau dimana mama menyembunyikan
raket-raket kami. Di kolong tempat tidur (kolong tempat tidur mama dan papa tidak
terbuka, menyisakan lubang sekitar 6 cm). Koko ku cuek bebek tidak ambil pusing
karena dia masih bisa nonton tv. Tapi aku tidak! Maka aku menyelinap ke kamar
mama.
Begitu sampai di depan kamar mama
aku menggeram kesal. Pintunya terkunci. Tapi itu bukan masalah besar, karena
aku sudah tau ini akan terjadi. Kamar aku dan mama saling terhubung. Mama
selalu mengunci pintu penghubung kamar kami dan membiarkan kamarnya tidak dapat
dimasuki sedangkan kamar aku terbuka lebar. Kunci yang selalu mama bawa adalah
kunci kamar penghubung, bukan kamar miliknya. Nah! Kunci kamar mama selalu
terpasang di gagang pintu bagian dalam. Maka ini ide brilianku.
Aku mengambil koran di gudang
kemudian kunci pintu teras rumah. Kuselipkan koran ke bawah sela-sela pintu
kamar mama menyisakan sedikit saja di luar tempat aku berdiri. Ku masukkan
kunci ke gagang luar pintu, tidak mudah karena memang bukan sizenya ditambah
lagi di gagang satunya ada kunci lain yang terpasang. Itulah kabar baiknya.
Aku terus mendorong kunci pintu
teras sampai pintu di seberang sana jatuh dan itu hanya membutuhkan waktu
sekitar 2 menit! Kunci kamar mama sudah mendarat sempurna diatas koran yang aku
selipkan tadi, ini bagian yang tidak kuduga sebelumnya. Kunci pintu kamar mama
tidak langsing dan tipis seperti kunci-kunci sekarang, sedangkan sela lubang
pintu mama tidak begitu besar.
Aku menarik koran sampai habis dan
kuncinya tidak ikut terbawa, aku kecewa. Untungnya jari umur lima tahunku masih
kecil, kucongkellah itu kunci dengan amat sabar (degil nya minta ampun). Cukup
lama aku bergulat dengan sela pintu itu demi mengeluarkan paksa ‘harta’ ku.
Alhasil aku berhasil mendapatkan
kunci itu, seperti ada backsound menang dan confetti dimana-mana aku berpose
riang dan segera membuka pintu penghalang aku dan raket ku.
At
the end of the day,
aku dan koko bisa menikmati olahraga di sore itu.
Sampai disini dulu memori manis ku! Itu merupakan salah satu pengalaman aku sewaktu kecil, bagaimana dengan kalian? Silah di ceritakan ya di kolom komentar!
Thank you so much sudah luangin waktu untuk membaca konten ini, jangan lupa react, comment dan share! See you guys on the next post, CIAO~
(P.S: Update setiap malam minggu, untuk info postingan bisa di cek di story ig ku @fergiana.s)
sweet moments ya, dari dulu sudah pemberontak rupanya :V
ReplyDeleteboleh belajar jadi maling :V
Kok kacau disuru jdi maling :v
DeleteYa aku kangen dulu, ketika bercanda sekeluarga dengan anggota utuh :')
ReplyDelete:)
Deletesenyam senyum bacanya.. ternyata seorang fergi masa kecil nya penuh dengan petualangan..wkwk
ReplyDeleteHahaha thanks for coming by Ida! Iya nih degil aja hehe
Delete