Saat aku dibonceng beberapa waktu yang lalu, temanku
bertanya apakah berat badan aku berrtambah. Aku jawab iya, karena memang
begitu. Maklum, makan-tidur-repeat. Yang
menjadi pokok pembahasan kali ini adalah, bagaimana perasaan orang jika ditanya
hal seperti itu? Yah, berat badan kan pertanyaan yang lumayan sensitif untuk
perempuan (orang kurus juga sih). Aku pun sebenarnya kurang senang ditanya
mengenai hal itu, jikalau berat aku sedang ringan, hanya senang kalau sedang
berat (bahkan aku akan menyebar tentang kenaikan berat badan aku ke orang-orang
dekat). Di post kali ini aku ingin
mengajari kalian sebuah mantra.
Sebelumnya, ada pertanyaan. Sopan tidak sih tanya
hal-hal yang sensitif? Sensitif itu seperti apa?
Kalau menurut
aku, hal yang ada kaitannya dengan diri sendiri. Misalkan berat badan, tinggi
badan, postur badan, dan lain-lain deh. Memangnya siapa sih yang gak tau sama
fisik sendiri? Yakali kamu tidak sadar kalau kamu itu pesek (MISALKAN), terus
pada bilang, “Eh ternyata hidung kamu pesek juga ya”, “Kenapa gak nyoba oplas
aja?”. Dan setelah orang itu oplas, kalian bakal bilang, “Eh kamu oplas ya?
Jadi mancung dih.”
Kan kesal?
Kalau benar mau ngomentarin orang, lihat dulu dan
pikir berulang kali. Orang ini mau/tidak kita kasih tau, kalau udah kenal
orangnya sensi dan kalian masih juga kalian komentar itu artinya kalian mau
menjatuhkan orang. Jadi boleh nih kalau orangnya ga baperan? Nah ini nih yang
mau ditegaskan.
Kalau kalian sudah menyakiti hati orang, kalian
ngomong satu kata ‘baperan ih’.
Asal kalian tau, baperan itu wajar. Aku punya
perasaan, kamu punya perasaan, tapi nalar dipakai juga. Gak enak banget rasanya
kalau dikasih tau hal sama berkali-kali, yang
memang udah jelas banget gitu.
“Jerawat kamu besar banget!” oke lewatkan, memang besar
kok.
“Ih kesal liat jerawat kamu, pengen gua pencet.”
“Aduh fer, gak fokus ngomong sama kamu. Jerawat
ituloh.”
Iya nih, aku tau jerawat di muka aku besar banget
sampai kamunya gak fokus. Tapi mau gimana lagi? Dari sananya udah gitu, kamu
mau bilang berapa kali juga gak langsung sembuh. Jerawat masih bisa
ditoleransi, tidak permanen. Nah! Yang bersifat sementara saja kita risih,
gimana kalau yang dibilang itu jidat misalnya.
“Itu jidat atau landasan pesawat?”
Kalian pikir itu lelucon? Oh jelas itu bisa membuat
beberapa orang di sebelah kalian tertawa. Bagaimana perasaan orang yang kalian
jadikan bahan tawaan itu? Mohon dikaji ulang teman-teman. Hal yang pada
hakikatnya seperti itu tidak usah kalian ucapkan ke si pemilik. Simpan saja
untuk sendiri.
Orang-orang paling tidak suka dikatain mengenai fisik,
bisa jadi gak percaya diri. Mental masing-masing berbeda, kalau sebelumnya aku
bilang pikir-pikir dulu sebelum ngomong, maka aku akan membenarkan lagi. Lebih
baik kalian simpan saja sendiri, lebih damai begitu. Lebih baik kalian komentar
yang baik-baik saja, gak rugi kan kalau nyemangatin orang?
“Rambut kamu bagus banget!”
“Tulisan kamu rapi ya, cantik.”
…
Nah, aku ucapkan selamat! Kamu sudah bisa menyihir.
Orang yang baru saja kamu puji sedang berbunga-bunga, dan itu adalah ‘mantra’
yang kamu ucapkan. Aku mengajarkan mantra ini ke kalian dengan harapan sering
dipakai loh! Mantra ini manjur dan tidak ada konsekuensinya. Makanya, ayo mulai
sihir orang-orang sekitarmu.
Thank you so much sudah luangin waktu untuk membaca konten ini, jangan lupa react, comment dan share! Komentar kalian selalu berarti buatku! See you guys on the next post, CIAO~
(P.S: Update setiap malam minggu, untuk info postingan bisa di cek di story ig ku @fergiana.s)
banyak orang berbicara tanpa berpikir
ReplyDeleteAgreed
ReplyDeletesetuju banget fergi. intinya kita juga ga usah terlalu dengerin kata orang jadilah diri sendiri 💖
ReplyDeletesetuju fergie,intinya kita juga harus bisa memilih apakah komentar dari orang tersebut harus kita tanggapi atau tidak.jadi diri sendiri aja kuncinya 💖
ReplyDelete