Test 1..2..3..
Kembali bersama saya pemirsa, kali ini ini saya kembali dengan judul yang bisa kalian baca sendiri, Ya, kalian akan ikut menjelajah bersama saya yang berbicara formal. Hari ini kalian akan menyaksikan hal yang warbiyasah. Bila ingin tetap bersama saya, mari kita jeda sejenak. Saya Fergiana ikuti berita saya setelah istirahat :) *wink*
*iklan diputar*
Hai kamu, iya kamu yang jomblo. Selamat malam minggu ya :) Yep gue balik, yep lama ngilang, yep gue ber-yep ria sebab selasa hari Nyepi dan ada kata 'yep' dan sekali lagi YEP! ada kaitan antara keduanya *ha i'm such a genius* okeh okeh, tahan dulu gencatan bom, pisau, shuriken maupun tatapan kangen kalian (oopsie?) Gue balik, gue masi idup, senang dikit dong? (peluk satu-satu) dan gue mau langs-
*iklan habis*
Selamat malam pemirsa, kembali dengan saya Fergiana akan melaporkan rincian berita. Mbak Fergi, Tempat kejadian.
Mbak Fergi: "Malam pemirsa, saat ini saya akan membawa kalian berkelana, silah disimak."
The Dragon Child
Langit di malam itu terang meski tidak ada bintang maupun bulan menghiasi. Di pinggir pantai tiga sosok bertubuh pendek tampak antusias saling mengoper bola. Salah satu anak tiba-tiba berhenti dan mengadah kearah langit. Bola yang dioper temannya otomatis meleset dan berlari bebas sekejap kemudian berhenti sebab pasir menahannya agar tidak bergerak. Matanya membulat besar dan mulutnya menganga lebar. Sontak temannya mengikuti tatapan arah mata anak tersebut dan sedetik kemudian ketiganya memiliki ekspresi yang sama.
Langit yang tadi nya terang kini bersinar semakin terang dan berwana orange. Bila tadinya tidak ada bintang kini ribuan bintang tersebar dan salah satu diantaranya terlihat semakin dekat. Awalnya mereka mengira kejadian di depan mereka sangat indah. Ya, sempat kagum. Namun ketika salah satu benda tersebut jatuh di laut berjarak lumayan jauh mereka tidak lagi kagum,
Hawa sekitar berubah menjadi panas. Pemadangan yang mengerikan bahkan mereka tidak sanggup menelan ludah sebab tenggorokan mereka kering, karena itu guys minum WO*DS dapat melega-. Malam ini akan menjadi malam yang tragis. Hujan meteor sedang berada di hadapan mereka, bersiap-siap menimpa desa mereka.
Anak pertama yang menyaksikan mengigit jempolnya kemudian setitik darah ia teteskan di area kaki nya dan sosok bertubuh pendek itu seketika berubah menjadi sesuatu yang berbau kuno, sesuatu yang berbeda, sesuatu yang ditakuti namun di kagumi, sesuatu yang mirip sang penulis. Ia menumbuhkan dirinya sepasang sayap, kulit halus nya berubah menjadi keras dan hitam, giginya berubah menjadi taring-taring tajam setajam piso Bu Siti si penjual soto (ga), mata bulatnya meruncing dan puncak kepalanya tumbuh sepasang tanduk. Tubuh kecilnya juga berubah, berkaki empat dan tiap kaki memiliki jari yang kuku nya sangat kuat dan tajam. Seekor naga angin yang perkasa.
(dari mbah g**gle)
Ia mengambil jarak kemudian melesat dengan cepat, teman-temannya ikut berubah juga sang naga air dan api tetapi mereka tidak menyusulnya. Naga angin berhenti di tengah desa kemudian mendarat. Sosoknya kini kembali menjadi anak-anak lagi. Ia berlari kemudian menemukan rupa yang ia cari. Seorang anak perempuan berambut pendek. Ia menjelaskan situasi yang dihadapi desanya dan memerlukan bantuannya. Bantuan kekuatan magis yang dimilikinya.
Anak perempuan tersebut mengangguk. Kemudian sosok naga tampak lagi, anak perempuan itu dengan sigap menungganginya. Mereka melesat tak jauh kemudian mendarat di sebuah gubuk. Kali ini sang naga angin tidak kembali ke sosok awal, anak perempuan kemudian berlari dan menemukan seorang ibu-ibu berpakaian aneh. Wajah nya putih asli dibedaki sangat tebal, bibirnya merah semerah cabay (ea), mata sipitnya juga dihiasi bulu-bulu palsu sehingga terlihat seperti sepasang kecoak (omg no).
Dengan gaulnya, ibu aneh tersebut berpose peace. Anak perempuan berterima kasih kemudian berlari kembali menemui sang naga. Memberi tahu kode sang ibu anak perempuan itu kembali menungganginya dan berpekik "HEAAAAAA!" (no). Sang naga kembali melesat kini kearah gunung.
"Senjata ku hilang btw"
Kalimat tersebut hampir saja membuat sang naga menghempaskan anak perempuan tersebut. Senjata nya hilang. HILANG. Kipas magis itu hilang! Kini siapa yang akan menyelamatkan desa mereka? Kipas itu dapat menciptakan angin super hingga meteor sekalipun dapat terbang bebas.
"Tapi aku tau dimana, kita ke rumah di puncak."
Mendengarnya, sang naga pun mendarat dan wujudnya kembali semula setelah anak yang menungganginya turun. Dengan wajah super datar anak perempuan memasuki rumah kayu yang berada di puncak gunung tersebut dengan sosok manusia naga angin mengekorinya dari belakang. Ia mengambil salah satu obor yang tertancap di sisi kiri rumah kemudian berjalan kebawah menuju basement.
Basement itu sangat sempit bahkan hanya dapat memuat tidak lebih dari tiga orang.
"Oke karena aku lebih tinggi darimu maka aku butuh pertolongan mu" Anak perempuan menatap laki-laki di depannya dengan serius.
"Karena kau lebih p.e.n.d.e.k. kau merangkak ke balik tangga kayu ini dan kau akan melihat sebuah pintu"
"Kemudian kau masuk melalui pintu tersebut kemudian tiup obormu. Kau akan menemukannya"
Anak laki-laki mengangguk kemudian merangkak ke balik tangga kayu yang di maksud. Dia menemukan pintu persis seperti yang dikatakan temannya itu. Ia hendak membuka pintu tersebut namun terhenti karena bulu kuduknya berdiri.
"Oh ya, apapun yang kau lihat dan kau rasakan disana abaikan. Jangan kau keluarkan suara atau kau akan... Ah.. tiup saja obormu dan kujamin kau akan selamat."
Meneguk ludah ia meniup obornya, sesaat sebelum api di obor padam ia melihat sosok putih dan tidak memiliki wajah di hadapannya. Digigitnya lidah dengan kuat agar ia tidak memekik kaget. Namun entah darimana keberaniannya anak itu membuka pintu kemudian merangkak masuk. Tidak gelap yah tentu saja pandangan hewan gagah dimalam hari berbeda dengan manusia. (Obor tadi hanya untuk eksen doang kok biar keren mungkin?).
Makhluk tadi tidak tampak namun ia bisa merasakan hawa dingin di belakangnya. Anak tersebut meraba-raba berharap dapat menemukan senjatanya dan tatapannya terhenti di sudut lantai. Sebuah kipas yang terbuat dari kertas tergeletak disana. Dengan cepat ia mengambilnya dan menutup matanya. Ia tidak ingin berbalik kemudian memekik melihat makhluk tadi. Dengan instingnya ia berjalan pelan. Sangat pelan menuju pintu keluar.
Ia sudah bisa merasakan udara luar ketika sebuah benda menjijikkan entah apa itu melekat di lehernya. Bulir-bulir air mata mulai bercucuran, hidungnya tercekat dan ia melesat keluar sambil mata tertutup.
Anak perempuan yang menunggui dengan sabar diluar tampak tersenyum puas karena mendapatkan senjatanya kembali tidak mempedulikan raut wajah anak laki-laki yang aduhai kasihan sekali mu nak.
Langit tampak jauh lebih terang dari sebelumnya, bintang-bintang semakin dekat. Dengan kembali ke sosok naga sang anak perempuan pun berdiri di kepalanya. Mereka melesat keatas, sangat tinggi hingga puncak hawa panas yang tidak sanggup di tahan manusia kemudian bertetap disana.
Keringat-keringat menetes, mengucap sedikit mantra anak perempuan tersebut mengadahkan kepala ke langit dan.. WUSH! Angin kuat mengusap seluruhnya. Lautan, pepohonan, dan benda besar nan panas di depan mereka semuanya hilang dalam sekejap.
Tampaknya mereka sedang dalam masalah besar. Ternyata pakaian tetangga yang dijemur ikut hilang tersapu angin yang diciptakan oleh kipas anak perempuan tersebut.
~`0o0`~
"Terimakasih Mbak Fergi, dan pemirsa itulah berita malam ini. Petualangan Absurd II yang sangat menegangkan. Selamat malam saya Fergiana ikuti terus berita kami :)"
*iklan diputar*
Helloh, seperti yang kalian tau atau mungkin kalian ga tau ya. Petualangan absurd itu semua tercipta begitu saja tanpa gue harus mikir. WHY? Toh itu mimpi gue kok. Semua? Yes yang kalian barusan baca itu mimpi gue. Hanya kalau berupa teks panjang ya? Kalau dimimpiin nggak looh~ And karena mimpi pasti absurd jalan ceritanya, so mungkin ada nantinya P.A-berapa bakal gantung endingnya :'(
Anyway ada yang ngerti ga ibu aneh kenapa pose peace? Gue gagal paham juga sama mimpi sendiri.. Btw sekian dulu ya post kali ini, next post would be on.. urgh ga janji deh. Gue suka muncul tiba-tiba sih. Post kali ini mah udah lama berjamur di sticky notes gue (Iya gue selalu nulis mimpi-mimpi gue kalau keren) makanya gue post. Sekalian nyapa sih ehehehehe.
Dan terimakasih buat kamu-kamu-kamu-kamu yang tetap mantengin blog aku ya! Ciao salam jombloers semua.
*iklan habis*
*iklan habis*
benda menjijikkan yang dimaksud itu kira-kira seperti apa bentuknya?
ReplyDeleteerr.. karena mimpi jadi ga tau juga(?)
Delete
ReplyDeletemantenere il buon lavoro, spinaci
(y)
gracias amigo :v
DeleteFerrrr, kalau ketemu sama ibu-ibu itu lagi tolong bilangin, tagihan lipstiknya udah jatuh tempo, ditunggu pelunasannya hehehe
ReplyDeleteoke kalaupun ketemu ya, ga janji XD
Deleteduh bajunya nyangkut disini niiih:p
ReplyDeletewadu boleh juga di jadiin kain pel XD
DeleteWaktu awal cerita agak gagal paham
ReplyDeleteTapi waktu mid-late cerita keren kok.
Dari skala 1-10 , dapat nilai 7
sankyuu :D
Delete