Setelah gue tanya sama Om Google, ternyata nama pulau ini diambil dari nama serangga. Konon ada pelaut yang mengambil air tawar kemudian ia diserang oleh beratus-ratus serangga dengan cara di sengat. Serangga itu kemudian dinamakan penyengat. Tadaa! Jadilah pulau penyengat. Oke selesai pelajaran sejarah nya. Pagi-pagi buta gue udah sampai di sekolah, sesampai nya di depan pintu labor ternyata udah rame. Gue ngelirik jam tosca gue yang menunjukkan jam 7 lebih. Ga pagi buta ternyata. Phew, sambil menunggu guru gue buka pintu dan nge cek barang, gue bincang-bincang sama temen. Beberapa menit kemudian guru kami keluar, we're ready to set off!
Well, not yet. Harus absen dan nunggu angkot. Selesai absen kami-kami berdesak-desakan. Urgh, untung gue hebat, duduk di tempat spesial samping pintu membelakangi pak sopir. Segumpul oksigen menyerang kami dalam bentuk angin. Angkot berangkat! Sibuk mengeluarkan storyboard yang gue ketik, temen-temen ngeluarin tongsis. Sedangkan gue lagi nanya Pak Iwan (wali kelas kami) tentang scene yang agak rumit, mendengar penjelasan gue hanya ha-ho-ha-ho terus ikutan eksis deh depan hp.
"40.000 ya mas" Begitu kata sopir sama Pak Iwan. Kami semua sibuk menghitung jumlah orang dan membagi nya secara bijaksana. Setelah itu kami disuruh ganti baju di WC umum. Selesai ganti baju kami berkumpul depan pelabuhan Sri Bintan Pura, doa bersama kemudian absen lagi. And now we're heading to another harbor!
Yeah, kami harus jalan santai ke Dermaga Penyengat.
Melewati gang yang lumayan panjang gue yang gapernah kesini terkagum-kagum sama street art disini! Uhh keren lihat!
Baru tau ini bentuk pompong /anak rumahan/
Sebelumnya berangkat kami shoot satu scene disini. Setelah itu barulah kami berangkat. Kami sewa dua pompong, maklum satu kelas berjumlah 33 orang, ditambah pak Iwan 34. Karena itu gue melambai sapu tangan ke temen-temen yang nunggu pompong kedua. Gue duduk paling depan karena masuk belakangan. Sebangku lagi deh sama Kaka. Kami sempat narsis juga disini. Maklum pertama naik pompong haha.
Suara mesin yang berisik mulai reda, pompong mulai berkurang bebannya. Kami telah sampai disini! Di /dermaga/Pulau Penyengat. Menunggu teman-teman lain yang masih otw, kami jalan sana-sini cari spot bagus untuk narsis hehe.
Sampai~
Baju biru Yulinda, baju piglet Kaka, baju putih jaket orange gue, baju pink Tita
Kami berkumpul lagi dan ambil scene kedua, setelah itu barulah kami jalan ke tempat syuting selanjutnya. Yaitu Balai Adat Melayu. Jalan-jalan lelah kami break sebentar. Makan siang! Gue langsung duduk dan ngeluarin bekal. Phew, capek, semangat gue mulai menyusut. Ternyata pulau ini panas matahari nya 'menyengat' banget! Untung gue pakai jaket, topi, payung. Kalau ga mungkin mama tercinta bakal kaget anaknya berubah jadi arang. Selesai makan, narsis lagi!
Bersama Pak Iwan
Sumber nya google. Gue asik selfie ga moto bangunan #me
Mata pada nyipit wahaha
Belum sempat kami berkeliaran masuk kedalam, para camera man berteriak untuk mengambil scene berikutnya. Setelah take 3 kami akhirnya dibebaskan berkeliaran di sekitarnya. Begitu masuk kita dapat langsung melihat pemandangan seperti ini.
Sebenarnya masih banyak, namun yah segitu dah cukup lah. Selesai selfie gue tepar di lantai. Siapa tau kalau foto-foto bikin gue kelelahan? Sambil duduk-duduk beristirahat semangat narsis kami belum reda!
Azek multimedia the 6th generation
Sudah puas berfoto ria kami siap mengambil scene kedua terakhir. Entah kenapa hati ku berangin-angin untuk bermain bukan syuting haha. Setelah seharian shoot, akhirnya selesai! Well, film kami lebih tepat disebut trailer sih haha. Siap berkemas teman-teman kumpul di sumur yang berada di bawah Balai. Air nya jernih dan dapat diminum langsung!
sumur berabad-abad lalu
Setelah itu yang muslim berangkat untuk sholat jum'at, yang non-muslim bebas. Gue dan kawan-kawan senasib yang berjumlah sembilan orang tidak berkeliaran lagi. Kami kumpul di pondok. Duduk bersama minum air kelapa, makan nasi goreng, bincang-bincang ria. Dan akhirnya gue kebelet. Teman senasib gue adalah Tita dan Eric. Gue merengek-rengek mau cari WC, karena semua pengertian kami berjalan menuju masjid Sultan Riau. Gue tanya ke penjual sate, katanya lurus saja. Yaudah gue lurus sampai jedot dinding /canda/. Gue, Yul, Kaka, Tita berempat berjalan masuk menuju masjid. Wew, ini juga pertama kalinya gue menginjak masjid!
Naik tangga belok kanan
Selesai mengunjungi WC kami siap pulang. Buka payung dan mulai berjalan lagi di bawah terik matahari. Tak lama kemudian kami nampak dermaga menuju Pinang. Selesai absen kami pun mengantri naik pompong. Suasana kali ini tak seramai saat berangkat. Wajah anak-anak kelelahan, meski begitu Pak Iwan masih semangat memfoto kami!
Perjalanan singkat 15 menit berlalu. Sampai di Dermaga kami berkumpul lagi. Absen, takut ada yang ketinggalan disana. Setelah itu kami memutuskan yang bawa kendaraan dan ditinggal di sekolah naik angkot sama-sama. Sedangkan yang tidak, boleh langsung pulang. Karena rumah gue dan Kaka dekat kami berjalan kaki. Sampai jumpa kawan! *lambai sapu tangan*
Perjalanan kali ini berakhir sampai disini. Capek juga gue ngetiknya haha. Kepada teman-teman yang membaca, harap jangan penggal leher daku karena membocorkan wajah kalian ke media sosial. Daku masih muda dan ingin hidup. Ampuni dosa-dosa daku. Daku merasa gak bersalah /lah/.
Okedeh gue rasa cukup sampai sini maaf-maaf nya, Gue capek ngetik nih. Udahan ya, see ya!
Okedeh gue rasa cukup sampai sini maaf-maaf nya, Gue capek ngetik nih. Udahan ya, see ya!
Post kali ini seruu ceritanya ..
ReplyDeleteDitambah lagi bnyak foto2 selfienya :3
seru? wkwkk padahal lu juga ikut yas. Kirain udah tau lol. Ada event selfie baru ada post :D
DeleteWkwk
DeleteSelain itu post kali ini kan menceritakan sejarah penyengat
Gimana klw minggu dpan postnya tentang sejarah yg aa di tg.pinang. spertinya harus bnyak Hunting biar ceritanya bagus
sepertinya post ini lebih banyak foto lol. Oke akan gua pertimbangkan.
Delete